Tiga

14 0 0
                                    

"Gak ah malas"

Kenzo menyandarkan tubuhnya di tembok belakang sekolah. Saat ini gengnya Kenzo berkumpul di halaman belakang sekolah. Tempat biasanya mereka nokrong juga bolos pelajaran.

Alvaro menggesekkan giginya. Ia sudah menduga jawaban Kenzo akan menjadi begini.

"Kapan lu terakhir berduaan sama Reva?"

Pertanyaan Alvaro membuat Kenzo terdiam beberapa saat. Kenzo nampak berpikir sebentar.

"Hmm udah lama sih. Itupun bareng kalian juga"

"Lu niat gak sih, pacaran ama Reva?"

Kenzo mengedikkan bahunya. Ingin sekali Alvaro menghajar wajah Kenzo yang nampak watados itu.

"Eh Al! Kebetulan saku lo tebal. Temenin gua beli soda dikantin kuy!" Delvin yang peka melihat kekesalan di wajah Alvaro pun mengambil tindakan. Ia tidak mau jika perkelahian mereka bisa tertangkap cctv belakang sekolah dan mereka semua yang harus menanggung akibatnya.

Alvaro dan Delvin berlalu menuju kantin. Sementara Kenzo yang tidak mempedulikannya hanya bermain online games di hpnya bersama Matteo.

Ruang Kepala Sekolah.

"Aldora Belva, kamu pindah kesini karena?" Tanya kepala sekolah dengan nada serius tapi terlihat santai.

Seorang gadis terlihat duduk santai seperti tidak mengetahui situasi.

"Saya kesini karena mau aja pak" jawabnya santai mengalihkan pandangannya ke jendela luar.

Terlihat dari jendela itu, Alvaro lewar bersama Delvin menuju kearah kantin. Mata Aldora mengekori Alvaro sampai dia menghilang dari pandangan.

Ekheem!.

Aldora terkaget dan menatap kepala sekolah yang menunjukkan wajah tegasnya. Alhasil Aldora menegakkan tubuhnya dan terdiam.

"Aldora, kelasmu di kelas XI ips. Silahkan kamu pergi ke kelas sekarang"

Tanpa basa-basi, Aldora berdiri dan langsung pergi keluar ruangan tanpa pamit. Pak kepala sekolah melihatnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia tidak percaya, ada anak yang tidak tahu sopan santun masuk sekolahnya.

XI ips.

"Weh anak baru tuh, mukanya kok songong?"

"Sok cantik. Ih jijik"

"Ih jalannya belagu banget"

"Iri aja kalian"

Kata-kata Delvin membuat satu kelas menoleh padanya. Iri? Jelas sekali Aldora mencari perhatian dengan wajah sok cantiknya. Semua murid kembali dengan aktivitasnya masing-masing dan tidak mempedulikan Aldora yang duduk paling pojok.

"Oi"

Aldora menoleh pada Delvin yang sudah duduk disampingnya. Itu bahkan bukan bangku Delvin.

"Apa?"

"Jutek amat mba, anak dari mana?"

"Anak dari perut mama"

"Bukan itu maksud gue"

"Ya gausah kepo deh" ketus Aldora mengalihkan pandangannya.

Reva memutar bola matanya. Ia daritadi memperhatikan interaksi dua orang itu. Menurutnya, komunikasi semacam itu sudah terlalu umum layaknya novel-novel yang pernah dibaca Reva. Ya seperti ekspektasi Reva, awalnya jutek akhirnya demen.

"Cie Reva kepo ya?"

Ucapan Delvin membuat Reva tersentak. Delvin tau Reva mengupingnya. Sekarang Reva tidak tahu harus merespon apa. Alhasil Reva pergi mendekati Audrey yang sibuk bermain TOD dengan temen-temen yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang