Jalan masih landai di 500 meter ketinggian pertama. Mereka masih seperti berjalan di pekarangan rumah, begitu santai, bahkan Magda mengeluarkan cemilanya dan melahapnya sembari berjalan
Memasuki ketinggian 1000, hewan hewan yang menjadi penguhuni gunung mulai melirik mereka. Beberpa memunjukukan diri dan menyereng rombongan tanpa permisi.
Tentu saja hewan hewan itu mudah di singkirkan. Perlu kalian ketahui, tiga orang dari mereka cukup akrab dengan bela diri. Bahkan Luz pernah menjadi fighter nomor satu global dalam leader board season lalu. #sayaambilbaff
Memasuki siang hari mereka beristirahat. Di ketinggian 1500 mereka menggelar perlengkapan memasak, dan tentu saja Magda yang berperan sebagai koki. melakukan tugas nya, Magda memasak untuk 10 orang lalu membagikanya ketika selesai.
"Gak kebanyakan masaknya?." tanya Luz
"Jaga jaga kalo kalian minta tambah." jelas Magda.
Ketiga temanya hanya menghela nafas dengan apa yg dilakukan magda. Tidak ada yg berkomentar.
Tapi tidak dengan Iren, Dia hanya mengeluarkan isi kepalanya. "Jatah tambahnya kenapa di masukin ke piring kamu semua?."
Perjalanan kembali di lanjutkan. Sampai malam tiba, tidak ada rintangan berarti yang mereka temui selain jalur pendakian mulai hilang, Dan pijakan terjal untuk di tapaki.
Tepatnya di ketinggian 2323 meter, mereka memutuskan menyudahi pendakian hari itu. Mengeler tenda, Menyalakan api dan mulai memasak. Kembali Magda memasak untuk 10 orang. Tapi kali ini Luz mencoba menjadikan adil bagi teman temanya, dia meminta magda memisahkan jatah tambah dengan piring berbeda dari miliknya. Tentu saja Magda menurut. Biar bagaimana pun Luz sudah seperti ketua dalam rombongan mereka.
Memisahkan jatah tambah baru lah magda mulai menyantap makananya. Tetap saja, Teman teman temanya hanya bisa menghela nafas.
"Magda. Piring kamu sama jatah tambah ketuker." Ucap Iren.
.....
Di bawah terpaan bintang mereka mulai berbicara asal. Mengingat masa kecil mereka, Hal hal yang di lalui bersama. Sayang dalam kenangan itu rachmin, Adik rachman juga termasuk didalam nya. Dan itu membuat Rachman murung."Kau telah melakukan yang terbaik." Ucap. Luz mengingat kejadian di rawa kematian
"Sungguh..." tanya rachman
"Kau lupa?"
"Kau ingat? Bagai mana bisa kau mengingat sesuatu yang tidak..
"Kita tiba di rawa kematian!" ucap Luz memotong rachman. Iris merah Luz menatap tajam ke dalam api agar plot menjadi flash back.
Kita tiba di rawa kematian rumah para bandit. Gerbang besar dari kayu terpampang, sebuah pintu masuk dari kerjaan bandit yang di pimpin sang pemenggal.
Dengan sebuah dobrakan dari tubuh besar Magda. Gerbang luar kerajaan bandit roboh. Ratusan bandit dibaliknya terdiam belum menyadari apa yg terjadi. Memanfaat kan kebingungan dengan tanpa jeda rombongan memulai pertarungan. Teriakan dan tapak yang mebara membalas dendam kerabat mereka.
Tak lama setelah pertarungan dimulai, Luz justru berpaling, Dia menghilang masuk kedalam hutan membuat rombongan harus bertarung melawan ratusan bandit dengan hanya empat orang kini.
Kehilangan kekuatan tempur terbaiknya, Magda yang lebih banyak menonton dari pada memukul, dan Ana yang terus menerus berlindung di balik rachman. Yakinlah itu menjadi lertempuran yang sangat sulit. Mereka mulai terdesak.
Saat harapan mulai sirna Luz muncul. Mulai bertarung luz terlihat tidak mudah lelah dan sangat sering mengeluarkan keahlianya. Bahkan pukulan luz menjadi sangat kuat. Di bawah kakinya terdapat terdapat lingkaran biru dan merah
Seketika keadaan berbalik. Bandit mulai terdesak mundur, dan tak lama gerbang utama telah berhasil diterobos. Saat gerbang kayu itu rubuh, Saat itu lah rachman melihat sang pemenggal tengah terduduk di atas singgah sana tulangnya. Menerjang kedepan, Rachman berlari secepat yg ia bisa menuju sang pemenggal. Luz mencoba menyertainya, tapi teriakan Rachman mengurungkan niatan Luz.
"Jangan ganggu aku Luz. Apapun yg terjadi jangan ikut campur! dia mangsa ku!"
Pertarungan hebat terjadi selama 5 detik setelahnya rachman bonyok di hajar habis habisan.
Teman temanya sudah duduk di bawah pohon; beristirahat, Bebrpa tertidur, bahkan magda mulai menggelar peralatan memasaknya. Rachman merangkak dan menangis meminta bantuan, tapi teman temanya sudah di peringatkan untuk tidak membantu.
Sang pemenggal tidak kenal ampun, bahkan bila Rachman sudah bersujud dengan posi jungkir balik Dan berjanji akan mengelap seluruh bangunan kayu. Tak cukup sebagai pengelap rachman juga berjanji akan menjadi tukang kebun, rachman bahkan bersedia memakai pakaian 'maid' bilamana....
"OKE OKE SUDAH CUKUP. Aku sudah ingat. Sudah malam besok kita harus berangkat pagi." Setengah berteriak rachman berucap. Lalu mengancingkan penuh sleeping bag nya dan tertidur.
.....
Menatari muncul di pagi yang sendu,
Rindingan senantiasa mendekap kalbu.
Tapi bukankah jiwa muda memang slalu menggebu,
Berbalut Semangat menyambut petualangan di hari baru.Mereka kembali mendaki.
Memasuki ketinggian 3000 meter udara mulai tipis. Nafas me lnjadi berat dan Langkah pun menjadi pelan. Jalan semakin terjal dan kayu di ambil untuk untuk memjadi topang pada setiap pijakan.
"Kalian tau," ucap Ana membuka pembicaraan "aku sedikit khawatir dengan naga."
Rachman mendudukan dirinya, Mengambil rehat ia meneguk botol minumanya berisi air lemon sebelum menjelaskan. "Tenanglah ini bulan januari, Raja naga sedang di belahan bumi lainya di barat, beberapa naga dewasa di china, dan yang lainya masih terlibat konflik dipegunungan sunyi, erebor."
"Sungguh berarti kita beruntung." Timpal Magda yg ikut menurun kan peralatan memasaknya.
"Tapi kudengar raja naga memiliki 3 pengawal naga dewasa. Yg terbesar. Dianatar seluruh prajurit nya" sambung Ana
"Dua diantara naga-pengawal telah mati tertombak, Satu ditombak di utara, dan yang lainya ditombak dari atas kapal. Satu yg tersisa kudengar sedang membumi hanguskan sebuah kota bernama Queens jumping." Jelas rachman dari informasi yg dia dengar
"Kebruntungan terus berlanjut." Timpal Magda
"Atau script klisse yg dipakai." Ucap iren
"Tunggu tunggu belahan bumi lainya, Raja naga, bukankah itu kampung kita?." Ucap Ana
"Ya ya tentu."
"Raja naga ada di atas kepala kami saat luz menemukan titah dari dewanya." Ucap Magda
"Kalian bercanda?"
"Guarrrrr" jelas Iren. "Cek part satu" lanjut nya"
Tetap saja teman teman," Kini Luz yg membuka suara. "kita tidak boleh lengah. Dalam perjalanan ini apapun mungkin terjadi, bahaya dan petaka menajadi sahabat baik kita saat ini."
Rombongan menjadi terdiam. Kata kata Luz baru saja mengingatkan tentang posisi mereka saat ini. Seperti bermain api di sarang singa yang kelaparan, itu bukan sebuah kiasan yang berlebihan. Seketika gusar hinggap di masing masingnya. Namun tak berlangsung lama sebelum Luz mengusir itu semua.
"Tapi aku berjanji bila saat itu tiba, Aku akan melindungi kalian"
Seperti karakter central dalam sebuah cerita yang Mengemban tugas berat, Luz memiliki Tekad bagai gunung yang tak tergoyahkan, dan semangat bak api yg tak terpadamkan. Tak salah bila aku meyamakanya dengan Frodo di Lord of the Ring atau Harry potter pada kisahnya. Dia(Luz) akan bertahan sampai akhir.
YOU ARE READING
JOURNEY to the MOUNTAIN MOUNTAIN
Adventure"Perjalanan menuju gunung Mountain" Sebenarnya itu judulnya. pengunaaan bahasa ingris hanya biar terlihat keren saja, sungguh bayangkan kalian membaca "journey to the mountain mountain" dengan suara dalam dan bergema. Khusus nya di bagian 'Mountain...