Ch 4 : The plan

1 0 0
                                    

Ketinggian 0 meter. Kenapa begitu? mereka salah naik gunung

"Jadi tentang susu naga ini?"  Ucap  Magda membuka pembicaraan sambil berlari kecil. Mengingat mereka mulai dari awal jalanan kembali landai.

"Bagai mana kau yakin naga mengeluarkan susu. Maksud ku, bukan kah dia harus hamil atau mempunyai anak."

"Naga hewan yang slalu hamil. Kau tau naga-liar-erotis.??" Ucap rachman

"Hentikan lawakan mu. Ada batas usia pembaca" tegur Iren

"Tapi benar soal naga yang mengeluarkan susu seseorang haru mengecek nya. Dan bila keluar, Orang itu harus merangkap sebagai pemerah" jelas Rachman "mungkin akan kita undi..."

Tatapan dari magda dan Iren memotong kata kata Rachman.

"Kau saja" timpal Magda

"Kenapa aku.?"

"Kau berpacaran dengan Ana"

"Yah yah aku tau itu hal wajar sebagai pasangan. Tapi untuk kami, Lihat Ana."

"Terlalu kecil"

"Wajahnya tidak membuatmu nernafsu"  sambung Iren

"Aku tidak bisa membenarkan salah satu" sanggah Rachman

"Bagai mana bila keduanya" tanya Iren. Rachman hanya memaju kan bibir dan mengakat bahu, seolah mengatakan dia tidak tau. Tapi tawa yang mengekorinya seperti membenarkan ucapan Iren.

Selepasnya hanya tawa yang keluar dari mulut mereka bertiga. Tawa yg lepas sampai tidak menyadari Ana telah tertinggal cukup jauh karna berhenti melangkah.

Ana berdiri mematung, nafas nya menjadi berat. Dari tubuh nya keluar aura merah. seperti memiliki tulang ekor aura tersebut berkumpul lebih banyak disana. Bukan hanya satu, tapi 7 ekor.

Disanalah petaka dimulai, raungan Ana membuat semua tawa terdiam. Setelahnya  kejadian tidak dapat di lukiskan dengan kata kata. Kengerian dipenghujung sore.  Datang malam bersama gelap yang bernaung dirombongan.

Tolonggg... ,Kumoohonn.... , Mercy pleaseeee."

Plot twist: Ana lah  ratu naga sesungguh nya .

.....
"Memeras susu naga akan dilakukan ketika naga itu mati atau tertidur." Putus rahman. Begitu pun keputusanya untuk bermalam disini. Mengingat Magda dan Iren sudah tertidur lebih dahulu, Mungkin pingsan.

Pagi nya mereka mulai berkemas dan menyegerakan perjalanan.

Kemudian suara raungan mulai terdengar memenuhi sisi lembah mengiri langkah mereka dalam teror. Suara dari hewan yang merajai pengunungan Mountain, naga. Puncak sudah dekat  dan ujung dari kisah perjalanan sudah nampak

"Tunggu mengapa ini dekat sekali. Kita barus saja turun. Bukan kah harus nya minimal petualangan kita sepanjang yang tadi." Ucap rachman

"Mungkinkah lorong waktu." timpal Magda

"Kurasa angin mendorong kita. Zeus berpihak pada kita." Pendapat Ana

Batas lomba seribu kata,done." ucap iren

Dua alasan temanya sangat masuk akal, Yang terakhir abaikan.

mengingat situasi telah semangkin genting dan musik latar belakang yang telah di ganti menjadi musik khas raja terakhir, membuat Rachman berinisiasi.

"Kalo begitu kita harus menyiapkan rencana." wajah rRachman berubah serius, Ia menarik kawan-kawanya ke balik  bebatuan, mencoba bersumbunyi dari tatapan di puncak gunung barang kali ada yang mengintai dari sana.

JOURNEY to the MOUNTAIN MOUNTAINWhere stories live. Discover now