There is no second chance for a traitor
Wb
Buk!Brak!
Seorang pemuda berkulit putih tan melangkah cepat, maju, dan melayangkan tinju keras ke wajah seseorang yang baru saja membuka pintu hingga orang itu terhuyung mundur dan jatuh ke belakang. Semua pandangan langsung tertuju pada mereka.
Sehun tampak terkejut, meringis kesakitan, lalu menyeka pelan sudut bibirnya yang terluka. Setelah dipukul secara tiba-tiba tanpa diduga, pandangannya melirik ke arah pintu yang kini terbuka lebar. Ketika dia menyadari siapa yang baru saja memukulnya, Sehun menunduk, mulutnya bungkam saat dilirik tajam oleh sepasang mata yang penuh amarah.
Wang Yibo masuk, diikuti Sean, meskipun dengan enggan. Namun, rasa penasaran mendorongnya untuk terus maju. Dia ingin tahu siapa wanita atau pria penggoda yang telah menghancurkan hari pernikahannya. Pandangannya berkeliling, menyusuri setiap sudut kamar hotel, memperhatikan setiap tatanan dan barang-barang yang ada di sana. Di sudut kamar, dia melihat setelan baju pengantin Sehun yang sengaja disampirkan di salah satu bahu kursi kayu.
Di lantai, ada setelan pakaian pria lain yang tampak sengaja dibiarkan berserakan. Yibo bukan orang bodoh; dia tahu apa yang sedang terjadi di sini. Dia bisa menebak bahwa Sehun tidak sabar untuk meniduri orang ini.
Perhatian Yibo tiba-tiba teralihkan ketika seorang pria berwajah baby face keluar dari kamar mandi, mengenakan jubah handuk berwarna hitam.
*
*
“Kau benar-benar membuatku muak. Lalu, atas dasar apa pernikahan ini, Hyung?” tanya Yibo, mengalihkan pandangannya dari Sehun, yang tengah membenahi kemeja atasnya.
Sehun berdiri dan perlahan mendekat ke arah Yibo. “Ini tidak seperti yang kau kira. Kau tahu aku hanya penasaran padanya. Kumohon, jangan...”
Sehun terhuyung jatuh ke depan. Wang Yibo memiringkan tubuh ke samping, membiarkan Sehun terjatuh, enggan bersentuhan dengan pria yang telah menorehkan luka.
Sean menatap penuh cemooh pada Sehun yang jatuh telungkup, dengan dada mencium permukaan karpet lantai hotel. Sean meluruskan kakinya, dialah pelaku yang menendang punggung Sehun.
"Bo-di, kau yakin ingin mendengar alasan suamimu? Kurasa kita harus memberi tahu Ayah dan Ibu dulu tentang ini, lalu kau bisa mengambil keputusan," ujar Sean sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel, memotret beberapa kali dengan sikap tenang.
Yibo mengambil ponsel itu, melangkah menjauh beberapa langkah, lalu berjongkok di depan Sehun yang masih terdiam. Tatapannya penuh kebencian, membayangkan betapa ia telah dibutakan oleh perasaannya.
"Hyung, pakai bajumu dan siapkan dirimu. Besok, pengacaraku akan datang ke rumahmu." Yibo berdiri, mengambil jas yang tergantung di kursi dan melemparkannya ke arah Sehun. "Ada beberapa dokumen yang perlu kau tanda tangani."
"Aku tidak akan menyetujui perceraian ini, Yibo. Kita baru sehari menikah," balas Sehun, suaranya terdengar tegang.
Yibo hanya tersenyum dingin, “Setuju atau tidak, kau tidak punya pilihan. Kau mungkin bisa melawan, tapi aku yakin kau akan sangat sibuk nantinya...”
Sehun membuang muka, merasa kalah. Yibo berbalik, menarik lengan Sean dan mengalungkannya dengan lembut.
“Ayo kita pergi, Ge. Sebelum aku melakukan sesuatu yang tak bisa kuabaikan.”
My Little Brother
Gelap menyelimuti langit. Sepasang kakak beradik dari keluarga Sean memilih menghabiskan malam itu di apartemen sang kakak, tepatnya Sean Xiao yang memaksa Yibo ikut ke sana. Awalnya, Yibo ingin pergi ke bar untuk minum hingga tak sadarkan diri. Namun, Sean Xiao langsung menginjak rem dan melirik adiknya tanpa sepatah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Brother[Zhanyi] (Revisi)
Fiksi Penggemarxiao zhan :Seme wang yibo : uke Warning 20+ HOMOPHOBIC jangan mendekat🙏 Cinta tidak selalu harus menjadi yang pertama. Akan tetapi, berusaha menjadi yang terakhir ... Xiao Zhan merelakan Wang Yibo menikah dengan Sehun, sahabat semasa kuliahnya. Aka...