1. You Think Love Is The Answer

7.1K 410 30
                                    

Dia adalah William Shakespeare.

Pria yang kita kenal sebagai pendobrak dunia seni, penulis cerita cinta yang melegenda. Yes, I’m talking about Romeo and Juliet. Karyanya memicu banyak penulis lain untuk membuahkan cerita cinta serupa dengan harapan bisa menggiring banyak peminat dan menanamkan pemikiran bahwa cinta adalah segalanya.

That you should do everything for love.

Namun, ada kenyataan pahit pada kisah cinta pribadinya sendiri; dia meninggalkan istrinya setelah sepuluh tahun menikah.

Kalau kita melihat cerita Romeo and Juliet lebih dalam, dengan pikiran yang lebih terbuka dan waras, kita nggak akan melihat romansa yang sesungguhnya di sana. All we’re gonna see is… the fool in love.

Gimana nggak?

SPOILER ALERT!

Romeo mengira Juliet mati. Padahal, Juliet hanya menenggak obat tidur. Lalu, Romeo juga menenggak racun sehingga dia mati. Ketika Juliet bangun, dia melihat Romeo sudah mati. Lantas, Juliet memutuskan untuk bunuh diri dengan pisau belati milik Romeo. Mereka pun mati dengan alasan nggak sanggup melanjutkan hidup tanpa satu sama lain.

Secara logika, ini jelas bukan keputusan yang bijaksana.

Why?

Mereka telah dibutakan oleh cinta, sampai-sampai nggak bisa berpikir rasional.

Sayangnya, entah mengapa, orang-orang menganggap itu adalah aksi romantis. Sehidup semati. Rela berkorban demi cinta. Bersama selamanya. Dambaan semua orang.

But, the fact is... they were drowning in love that they couldn’t see things clearly anymore.

*

Dulu, gue pernah sangat bingung. “Kok, bisa, sih, orang-orang fokus pada keromantisan dari cerita ini?” Padahal, akhir dari cerita ini adalah tragisnya kehidupan seseorang yang dikuasai oleh cinta. Tetapi, setelah gue belajar soal perilaku manusia saat kuliah dulu, gue jadi paham betapa naifnya kita saat jatuh cinta. Kita nggak segan-segan menerobos berbagai kesalahan, dan nggak menyadarinya.

But, why? Kenapa kita bukan “diri kita” saat jatuh cinta? Kenapa kita seringnya bodoh dan nggak bisa berpikir lurus ketika sedang jatuh cinta?

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa cinta sama seperti drugs (cocaine or any powerful pain reliever, to be exact). Keduanya punya efek yang sama, seperti sebuah efek euforia sementara yang membuat kita merasa bahagia. Singkatnya, perasaan jatuh cinta dan kokaina sama-sama mengaktifkan suatu area di otak yang membuat kita merasa bahagia.

Rumusnya begini:

Intense love = Less pain

Dan, karena banyak dari kita yang merasa bahwa hidup adalah serangkaian kejadian yang menyakitkan, akhirnya kita memilih untuk mengurangi rasa sakit itu dengan mencari cinta. Well, di sinilah letak kesalahannya.

Coba kita perhatikan. Semua “great love story” yang pernah kita tahu, justru mengandung kesedihan yang mendalam, tragis, dan menyesakkan. Kalau bisa, karakternya sampai dibikin mati supaya tambah nyesek. Sebut aja Titanic, The Fault in Our Stars, Me before You, dan masih banyak lagi.

Bukankah ini kisi-kisi ke mana cinta dalam hidup akan bermuara?

Perpisahan.

Bukan. Gue bukan bermaksud untuk menghasut bahwa kita harus hidup tanpa cinta. We’re human after all, dan cinta adalah salah satu anugerah dalam hidup kita.

Hal yang ingin gue sampaikan, yaitu kita butuh menyadari bahwa cinta bukan segalanya, cinta bukanlah jawaban dari kegelisahan kita, cinta bukanlah penyelamat dari dunia yang berat ini, dan cinta jelas-jelas distraksi yang sementara. Kenapa? Karena cinta adalah bagian dari dunia, dan semua hal duniawi akan lenyap pada akhirnya.

Jadi, silakan bayangkan sendiri. Jika kita menggantungkan hidup pada cinta, maka bagaimana ketika ia sudah lenyap?

***

Jadi, gimana pendapat kalian setelah baca bab ini?

Mau baca bab lanjutannya nggak? Yang mana? Komen di chapter sebelumnya 🙈

Btw, di buku, isinya nggak sesingkat di atas, ya. Ada penjelasan lebih lengkap dan dalam. But due to the commitment i have with my publisher, gue hanya bisa pos segini aja. Tapi tetap terasa utuh kan? It leaves you thinking nggak sih?

Kalau mau baca versi buku, udah tersebar di toko buku. Ada di Gramedia, bisa beli online, langsung ke ig gue aja (bio gue), itu udah gue jelasin lengkap.

IG gue: ardhimd

See you on the next chapter!

What's So Wrong About Your LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang