Chapter 10: J and the Other J

2.1K 332 15
                                    

Note: Y/N — Your Name

"Waktu kalian sudah habis.", sang pemilik studio melongok dari daun pintu.

"Sebentar! Aku sedang mengkopi filenya ke dalam flashdisk!", aku yang mendengar perkataan paman itu sayup-sayup dari headphone mulai mempercepat kegiatanku saat ini.

Jaehyun tengah memasukkan gitarnya kembali ke dalam tas gitar sementara Doyoung dan Yuta merapikan kembali alat-alat milik studio serta kabel seperti semula.

Setelah selesai dengan semuanya, kami keluar dari toko.

Aku mengangkat tangan kananku tinggi-tinggi di udara yang tengah memegang flashdisk sementara tangan lainnya memegang pinggang, berpose dengan penuh percaya diri sembari memejamkan mata.

Doyoung dan Yuta menengadahkan kepalanya, menatap flashdisk yang berada di tanganku dengan kedua manik mata yang berbinar-binar.

"W-wah~", Yuta menangkup pipi dengan kedua tangannya, terpukau dengan mahakaryanya sendiri.

"Akhirnya, ya~", begitu pula dengan Doyoung.

"Kalian semua berhentilah bersikap bodoh, kita sedang di tempat umum.", Jaehyun membuyarkan rasa bahagia bercampur haru kami dengan kalimat pedasnya.

Pantulan sinar mentari yang hampir terbenam dengan hiasan langit berwarna oranye, kami memang tengah berada di tepi trotoar dimana banyak orang berlalu-lalang, terlebih lagi ini hari Sabtu.

"Kau juga! Berhenti merusak suasana!", aku berjinjit mendekat ke wajah Jaehyun, berusaha menyampaikan protesku.

"Lagipula aku tidak bodoh!", aku mengernyitkan dahiku dengan bibir yang mengerucut, sebal.

"Kau memang bodoh, kok. Untuk apa tersinggung?", Jaehyun balik meledek lalu menjulurkan lidahnya.

"Apa katamu?!"

"Hey! Bagaimana kalau kita rayakan hari bahagia ini?!", ajak Yuta bersemangat seakan melerai adu mulut antara diriku dan Jaehyun.

"Ayo kita makan malam bersama!", Doyoung juga menimpali, tak kalah bersemangat.

"Ide bagus!", seketika aku lupa dengan amarahku beberap detik yang lalu menggenggam kedua tangan Yuta erat, setuju sepenuhnya dengan idenya. Kami melompat-lompat girang dengan tangan yang masih tergandeng satu sama lain.

"Aku tidak bisa.", pernyataan yang diujarkan Jaehyun membuatku dan Yuta mematung.

"Loh- kenapa?!", Yuta tampak tak senang dengan apa yang baru saja ia dengar.

Jaehyun membuang pandangannya dari Yuta, "Ada sesuatu yang harus kulakukan.", jawabnya sembari membetulkan posisi tas gitarnya.

Aku juga tak kalah kecewa dengan keputusan Jaehyun, "Ayolah Jae- Lagu yang pertama direkam itu ibarat bayi yang baru lahir ke dunia ini."

"Momen ini tak akan pernah terulang lagi! Kita harus merayakannya!", rengekku padanya seraya mengguncang lengannya.

Ia tak menjawab.

Aku menyilangkan tangan di dada, "Kalau begitu, makan malam kita dibatalkan!", umumku pada tiga serangkai itu.

"Dibatalkan?!", Yuta seakan ingin melebur karena kecewa dengan keputusan itu.

🏠LIVING TOGETHER: Jaehyun JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang