Awal 2014

33 3 1
                                    


Seorang gadis remaja bernama Alina tinggal di apartemen yang sepi, selalu ketakutan dan kesepian dan kedua orang tua-nya sudah mati. Pagi hari itu tidak ada siapapun di apartemen itu, tingkat gedung bagian terakhir kosong dan juga dibawah-nya dan di bagian akhir hanya satu kamar di tempati.

Jika dia merasa ketakutan dia akan keluar dari apartemen-nya. Saat keluar dia hanya di taman dan duduk memandangi anak-anak yang sedang bermain bersama orang tua-nya, tentu itu membuat diri-nya sedih karena dia mengingat bagaimana saat orang tua- nya mengsisi waktu dengan-nya.

Pagi hari yang cerah sampai cahaya-nya masuk ke kamar Alina melalui jendela. Sinar matahari menerangi-nya membuat dia terbangun dari ranjang-nya. Bagun dari tidur melelahkan Alina langsung mempersiapkan diri-nya untuk bersekolah.

Waktu di sekolah dia selalu menuju perpustakaan untuk membaca buku. Saat berkeliling perpustakaan dia menemukan sebuah buku tanpa judul di cover buku-nya. Saat dia membuka buku itu dia membaca lembar awal dari buku itu. Di lembaran awal buku itu tertulis judul dari buku itu.

Bunuh Satu Orang.

Keanapa judulnya seperti ini?

Lalu dia menggeser kertas itu lalu dia membaca lembaran ke dua dan ketiga.

Di dalam buku itu tertulis.

Bagian Satu, Bunuh Untuk Bertahan Hidup.

Bagian Dua, Bunuh Untuk Kesenangan.

Terakhir, Bunuh Untuk Mengembalikan Seseorang.

Tidak masuk akal apa yang ditulis di buku ini, karena sangking penasaran Alina melewati beberapa lembar halaman buku, hingga sampai di Halaman Buku bagian.

Bunuh Untuk Mengembalikan Seseorang.

Saat membaca buku tipis itu dia Alina membaca dengan teliti, sampai dia menemukan bagaimana orang tua-nya akan kembali. Alina lalu menutup buku tipis itu dengan kencang lalu membawa-nya pulang tanpa izin dari pihak perpustakaan.

Angin berhembus dengan pelan dan membawa orang akan menutup mata-nya. Saat di taman Alina memebaca buku tipis itu dengan seksama tanapa satu huruf pun terlewat. Tiba-tiba kedua matanya menghitam penuh dan seperti pupil mata-nya yang membesar. Tetapi saat bola dari kedua matanya menghitam penuh Alina tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.

Apa yang kulakukan? Kenapa diriku kumohon berhentilah!. Bisik Alina ke diri-nya.

Alina berdiri dari kursi taman yang diduduki-nya, lalu mengambil sebuah batang kayu yang keras yang sudah jatuh dari pohon. Kumohon, aku tidak akan membunuh siapa pun kan? Bisik ke dalam pikirann-nya. Saat dia mendekati anak-anak sedang bermain tanpa pengawasan orang tua, Alina mengangkat batang kayu yang dia pegangi (seperti orang mau memukul sesuatu) lalu dia pukul anak yang dihadapan-nya dengan batang kayu yang keras sampai anak itu kesakitan. "Arghh!. Sakit kak!. Ibu Tolong!". Tidak ada satupun jawaban dari anak itu, lalu teman-nya kabur sambil meninggalkan teman-nya yang sedang dipukul oleh Alina yang sedang tak sdarkan diri.

Alina memukul bagian kepala anak itu berkali-kali. Saat anak itu mau melarikan diri, Alina memukul bagian mata-nya dengan batang kayu itu.

Saat anak itu terus dipukul tiba-tiba anak itu sudah tidak ber-nyawa. Oh tidak apakah dia sudah mati Bisik ke hati-nya. Tiba-tiba banyak polisi berdatangan dan mengeluarkan senjata, lalu tiba-tiba Alina menyadarkan diri dan merasakan kaget pada diri-nya. "Cepat! Ikut kami!" mendengar ucapan polisi yang keras, membuat diri-nya syok, Sebenar-nya bukan aku yang melakukan-nya bisik dirinya. Karena dia berpikir jika dia bicara sebenar-nya pada polisi itu pasti tidak akan percaya apa yang di biacarkan-nya, tapi dia harus mengatakan yang sebenar-nya terjadi. "Pak bukan saya yang lakukan. Saya seperti kerasukan sesuatu entah apa itu". Saat melihat wajah polisi yang ada disekeliling-nya, wajah mereka malah memarah dan polisi di depan-nya menjawab apa yang tadi Alina bicarakan. "Kami sungguh tidak percaya apapun seperti itu! Pasti kamu hanya cari alasan!". Wajah Alina mulai menunjukan rasa pasrah dan sedih, merasakan syok yang berlehibihan di hati-nya. Merasa pasrah Alina pun menyerahkan diri-nya.

Kill One To Survive  By Full BloodWhere stories live. Discover now