Part 1

48 11 0
                                    

Kringgg....

Suara alarm membangunkanku, pagi ini aku harus bangun lebih awal karena ada urusan yang amat penting dan itu demi masa depanku. Ya, benar bimbingan skripsi jika bukan karena itu aku tak akan bangun jam segini. Aku segera menuju kamar mandi lalu bersiap dan menuju ruang makan untuk sarapan bersama ayah dan ibu, namun aku tak melihat ayah di ruang makan pagi ini.

"Selamat pagi nak ayo kemari kita sarapan bareng, Mmm tumben kamu bangun lebih awal nak, apa ada jadwal bimbingan skripsi?"

"Eh iya bun, hari ini aku mau ketemu sama buk Mirna untuk bimbingan. Do'akan ya bun semoga lancar dan bisa cepat wisuda"

"Iya nak, do'a bunda selalu menyertaimu"

"Loh ayah kemana bun? Kok tidak ikut sarapan bareng?"

"ayah sudah berangkat ke Bandung selepas subuh tadi, karena ada meeting mendadak nanti dan dengan rekan kerjanya dan itu sangat penting"

Selain sebagai dosen di kampusku, ayah juga seorang CEO di sebuah perusahaan di Bandung jika tidak ada jam mengajar ia selalu sempatkan dirinya untuk ke Bandung untuk mengadakan meeting atau hanya sekadar berkunjung. Yaa, bisa dikatakan ayah adalah orang yang super sibuk hingga untuk bertemu dengannya saja sulit sekali. Jujur saja terkadang aku sangat merindukan momen makan dan ngobrol bersama ayah namun rasanya sekarang sulit sekali.

"Oo.. gitu,oh ya bun apa bibi Ainun sudah menghubungi ibu?"

"belum nak, kemarin bunda sempat menghubunginya namun tidak bisa tersambung, semoga saja dalam waktu dekat ini mereka bisa dihubungi." Ujar bunda yang telah menyelesaikan sarapannya

"iya bun semoga saja sih, aku berharap banget mereka bisa pulang tahun ini sudah hampir 2 tahun mereka tidak pulang dan bibi juga sempat bilang ke aku bahwa akan pulang." ucapku dengan penuh harapan, bukan hanya merindukan bibi dan paman namun kerinduan terbesarku terlempar pada dia, dia? iyaa dia

"iya nak Aamiin. Udah cepat siap-siap nanti kamu telat, jangan sampai dosen yang nunggu kamu tapi kamu yang harus nunggu dosen."

"iyaa bun" aku pun bergegas naik menuju kamar dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus

Ini kesekian kalinya aku harus bimbingan skripsi semoga ada kemajuan dibimbingan kali ini dan yang terpenting bisa segera sidang dan hal yang paling aku harapkan adalah bibi dan paman pulang, andai kata skripsi aku selesai dan bisa sidang aku ingin sekali mereka juga ikut bahagia dalam wisudaku nanti dan mendampingiku. Semoga saja dalam waktu dekat mereka akan memberi kabar baik dan bisa pulang. Setelah dirasa semua sudah rapi, aku pun turun untuk pamit pada bunda.

"Bun, Ara ke kampus dulu ya. Assalamualaikum" aku menyalami malaikat tak bersayapku ini dan mencium kedua pipinya

"Iya nak hati-hati ya, bawa mobilnya hati-hati nak, wa'alaikumussalam"

***

"Halo Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, apa ini dengan Salma bundanya Ara di Indonesia"

"Iya benar, maaf ini siapa?"

"Alhamdulillah, ini saya Ainun. Kalian apa kabar?, maaf kami sudah lama tidak menghubungi, kami kehilangan kontak kalian"

"Mbak Ainun, alhamdulillah akhirnya bisa mendengar suara kalian lagi. Kami baik-baik saja, kapan kalian akan pulang mbak kami semua merindukan kalian apa lagi Ara dia berharap mbak dan kelurga bisa pulang"

"Insyaallah kami akan berangkat ke Indonesia sore nanti, kemarin Mas khalid sudah pesan tiket untuk pulang dan insyaallah Abi juga akan ikut pulang tahun ini, dia sudah merindukan Indonesia, kalian dan juga Ara yang pastinya"

Ara & Abi ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang