Bagian 7 | Jangan Mimpi!

383 137 71
                                    

SELAMAT MEMBACA

•Langit dan Bulan•

••••••

Di sepanjang perjalanan pulang, semua murid tertidur pulas di dalam bus. Sekilas Langit melirik ke arah Bulan karena kepala gadis itu sering terjatuh ke kiri dan kanan, tangannya dengan sigap menahan kepala Bulan untuk bersandar di pundaknya.

Yuda yang duduk tepat di seberang mereka seketika berdeham. "Ini namanya bukan sahabatan, betah banget pakai baju couple-an."

"Jomblo, ya? Kasihan," sambar Dinda yang berada di depan Langit.

Rilla yang duduk di samping Dinda dengan cepat menoleh ke belakang, memincingkan mata saat melihat kepala Bulan bersandar di pundak Langit. "Lo yakin, ngga ada rasa sama Bulan?" tanyanya.

"Engga."

"Jangan ngasih harapan, kalo lo ngga bisa kasih kepastian," lanjut Rilla.

"Bener banget! Tau kan, cewek itu gampang baper kalo dikasih perhatian setiap hari," sahut Maya.

"Kita cuma sahabatan," jelas Langit.

Rilla menggeleng. "Perhatian dan perlakuan yang spesial gini namanya bukan sahabatan."

"Rilla, kita emang sahabatan kok." sambar Bulan dengan mata yang masih tertutup

Rilla yang mendapatkan jawaban seperti itu langsung berdecih, menurut Rilla ada ya manusia yang masih bisa bohongin perasaannya sendiri. Sedangkan Langit yang mendengar hanya memperhatikan wajah Bulan.

"Gue kira lo tidur." sahut Langit

"Tidur, tapi karena berisik jadi kebangun." jawab Bulan sembari menegakkan tubuhnya tidak lagi bersandar dibahu Langit, saat Bulan merasa nyawanya sudah terkumpul, ia langsung mengambil peralatan make up di tas miliknya.

"Mau pulang, harus banget dandan?"

"Kata bunda, kalau mau pulang suruh dandan yang cantik," jelas Bulan, tetapi tak ada sahutan dari Langit, laki-laki itu hanya diam mendengar jawaban Bulan. "Langit ngga mau nanya, kenapa gitu?"

"Langit!" rengek Bulan karena Langit tidak meresponnya

"Iya. Kenapa, Lan?"

"Bulan udah cantik belum?" tanya Bulan.

"Ngga ada yang berubah."

Bulan menghela napas, lalu berkaca seraya merapikan rambutnya. Sementara itu, Langit seketika tersenyum kecil melihat Bulan terlihat sangat cantik dan menggemaskan saat memakai lipblam.

"Langit, suit yuk! Yang kalah beliin Bulan es krim."

"Kalau gue menang?"

"Kalau Langit menang? Langit maunya apa?" tanya Bulan

"Kalau gue menang, selama seminggu bawain tas gue pas berangkat dan pulang sekolah."

"Ih kok curang banget! Bulan cuma minta es krim loh!" dumelnya

"Kalau nggak mau, ya gapapa."

"Yaudah, ayo," sahut Bulan. "Gunting, batu, kertas!"

Bulan mengeluarkan gunting, sedangkan Langit mengeluarkan batu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit dan Bulan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang