Bugh.. Bugh
Aqilah memantulkan bola basket ke lantai kamar. Suara pantulan bola basket terdengar lumayan keras. Ah, apa peduliku .. Alunan lagu 21 guns-greenday menggemah. Menyamai suara pantulan bola itu.
Kreeek..
Pintu kamar di buka oleh seseorang. Atsilah berjalan memasuki kamar dengan membawak sebuah kotak yang berukuran sedang. ia menoleh kearah kembaranya yang terlihat sangat menikmati suara haevy metal. Atsilah menggeleng lemah, lalu berjalan mematikan speaker yang mungkin sudah hampir rusak karena pemiliknya menghidupinya selama 3 hari non-stop.
".What the hell?. Napa elu matiin si."
Aqilah beranjak mendekati atsilah. Dan tangan nya mencoba meraih tombol on dari speaker itu. Tapi atsilah menarik tangan aqilah.
".Qil, dek zayn ada di bawah tuh."
". Napa gak bilang dari tadi!."
Aqilah langsung berlari keluar kamar dan meninggalkan atsilah yang menatap punggungnya. setidak nya tadi ia melihat sinar bahagia di mata Aqilah. Saatnya berkemas.. atsilah memasukan beberapa buku kedalam kardus.
Dilain tempat, aqilah Sudah asik bermain bersama keponakan imutnya, Zayn abdurrahman. balita yang baru berusia 2 thun itu bermain dengan riangnya di pangkuan aqilah. Yah ini lah salah satu kebahagiannya. zahra tersenyum menatap aqilah yang tertawa lepas bersama zayn.
". Zahra sudah selesai masaknya."
Bunda menepuk pelan pundak zahra. Zahra tersenyum seraya mengangguk.
". Sudah bun." lalu matanya mentapa kearah aqilah kembali." qila tertawa lepas yah bun. Jarang zahra bisa melihat ia seperti itu. Semenjak dek faruq meninggal 3 tahun yang lalu. Qila seperti kehilangan semangat hidupnya."
Bunda ikut menatap kearah aqilah. muhammad alfaruq anak nya yang baru berusia 5 thun. Harus meninggal dunia karena DBD. Dan orang yang paling terpuruk atas kepergian faruq yaitu aqilah. Aqilah adalah orang yang sempat melihat faruq sadar dari kritis. Lalu memanggil nama aqilah untuk terakhir kali sebelum ajal menjemputnya. semenjak itu senyuman ramah dan tertawa lepas nya hilang terkubur bersama faruq.
Beberapa tahun yang sangat sulit untuk aqilah lalui tanpa faruq. Membuatnya menjadi seorang trobelmaker di sekolah untuk melampia rasa kesepian didalam hatinya.
TIINGG TUNGG
Aqilah langsung berdiri dan membawa Zayn kepada Zahra.
". Mbak Nih Zayn. Qila mau main dulu sama temen-temen."
Tanpa mengucap salam kepada zahra dan bunda. aqilah langsung berlari keluar. Rambut kucir kudanya melambai-lambai indah.
Terlihat Rico yang sedang mengutak-atik gadget. Terperajat Melihat aqilah yang baru keluar dari rumah. Kenapa gadis yang dulu sampe sekarang biang masalah terlihat cantik dimata gua..
". Yuk ric. Elu bawak sepeda kan. sepeda gue lagi sakit di bengkel. Jadi gue nebeng elu yah." Aqilah tersenyum lebar sembari memamerkan gigi kelincinya yang sangat imut.
Rico berjalan mendahului aqilah. Mereka menghampiri sepeda BMX rico. lalu mereka pergi meninggal kan rumah aqilah.
". RIKKK .. Yang bener dribelnya." Teriak patra.
Erik mendribel bola. melewati candra dengan gesit dan meng shout kearah ring.
Bughh.. Masuk.
".Woww.. Pitzza-Pitzza.." Teriak erik. Candra cemberut
".Abis dah uang bulanan gua."
Aqilah dan rico menghampiri mereka.
". Woi gigi kuda nil. Enak banget main gak ngajak-ngajak."
Aqilah turun dari sepeda dan berdiri di depan mereka ber-3. tanpa aba-aba aqilah langsung mengambil bola yang berada di tangan erik.
". gue ngeshout dari sini. kalau masuk ring kalian harus ikuti kata-kata gue.." Aqilah memantul-mantulkan bola basket.
". Kalau gak masuk.." Tanya candra
Bughh.. Bola masuk dengan sempurna.
". Karna gue gak pernah salah dalam insting gue." ujarnya santai.
Candra membungkukan badan dengan tangan kanan memegang dadanya. " Baik yang mulia ratu Aqilah. Hamba siap mendengar tita mu".
Aqilah memukul kepala Candra dengan kepalan tangan.
". Bisa serius gak ege." Geramnya
candra meringis memegang kepala nya yang habis di pukul Aqilah.
".jadi elu mau ngomong apa qil." Giliran Patra yg bersuara.
Semuanya menatap kearah Aqilah. Menunggu satu-satunya wanita di antara mereka ini berbicara. Aqilah menarik nafas lalu ia hembuskan perlahan.
". Gue ngelanjut SMA di pesantren." Serempak mereka memberikan ekspresi terkejut.
". Loh gak bisa gitu lah qil. Elu lupa apa pasal 3 ayat 1. kita akan selalu satu sekolah meskipun kelas kita berbeda. Ah elu gimana si qil.. " Erik terlihat kecewa.
Aqilah menunduk. Rasa bersalah memenuhi hatinya. Tanpa ia sadari satu tetes air mata terjatuh perlahan.
Seseorang langsung memeluknya. Ia sadar yang memeluknya ialah Rico. Aqilah membenamkan isaknya di dada bidang Rico.
".syuut udah jangan nangis lagi. Iya-iya kami ngerti kok. Qila terpaksa kan ngelanjut ke pesantren itu. Udah yah cantik." Rico mengelus pucuk kepala aqilah. Aqilah masih memeluknya dengan erat.
Patra terhenyak. Tumben Rico meluk qila.. dan tatapan itu. Itu bukan tatapan untuk seorang sahabat yang lagi bersedih.
". Eh kok nangis si qil.. " Erik kebingungan. Seorang Aqilah akan menangis jika itu adalah masalah terberatnya.
". Gue gak sanggup.. ninggalin kalian. Sahabat-sahabat gue yang paling berarti dalam hidup gue." Ujarnya di sela-sela tangisannya.
".uyu.. uyu cinii abang peyuk." Candra mendekat dan ingin ikut memeluk Aqilah.
". Gak mau Candra jelek." Aqilah semakin menyembunyikan badan nya dalam pelukan Rico.
Candra dengan dramatis nya seolah-olah terkejut dan memukuli dadanya." Ya Tuhan sejelek ini kah gue."
Patra dan Erik terkekeh. Begitu pun Aqilah yang sudah tertawa dalam pelukan Rico.
Aqilah mengangkat kepalanya menatap Rico. ". Gue baru sadar kalau di peluk sama elu itu senyaman ini." Ujarnya polos. Yah Aqilah adalah cewek terpolos yang pernah mereka kenal.
Rico hanya tersenyum canggung. Napasi elu polos banget.. dan itu bikin gua makin suka sama elu.
Aqilah melepas pelukannya. dan menghadap kearah keempat laki-laki yang berdiri di hadapannya.
".jadi selama 2 Minggu kedepan. Gue akan menghabiskan waktu gue sama kalian." Ia menatap bergantian teman-temannya.
Sebuah senyum licik terlihat di bibir Aqilah. ". Yang terakhir yang bayar ." Aqilah berlari menuju tukang jualan eskrim yang baru tiba di taman itu. Rico, Patra, Erik, dan Candra langsung mengikuti Aqilah berlari.
Siang itu suara tawa bahagia mereka memenuhi atmosfir disekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Putih dan Langit Biru
ChickLitMungkinkah aku menjadi awan di langit birumu? Menemani mu tak peduli kala birumu benderang, memudar ataukah menua Bolehkah aku menjadi putih yang menemani birumu? Yang akan menutupi ketidaksempurnaan birumu Jika "tidak" adalah jawabmu, biarkan aku m...