s⁶ix

2.2K 316 21
                                    

Masa heat Haechan hanya sebentar karena ia berhasil mengontrol heat-nya dan juga ia tidak lupa untuk mengonsumsi supresannya. Mark yang melihat Haechan sudah memasuki kelas dengan santai sedikit mengerutkan keningnya. Menurutnya lelaki dengan gelar tertinggi di klub karate itu memang patut diacungi jempol.

"Chan, ke mana saja kau?" tanya Jeno yang sudah datang sejak tadi.

Haechan mengusap tengkuknya pelan. "Soal itu aku hanya merasa kelelahan saja, oleh karena itu aku memilih beristirahat di rumah beberapa hari." Tepat sekali saat Haechan menyelesaikan alasan untuk bohongnya, Mark berdehem keras seolah mengode sesuatu.

"Bagaimana bisa aku lupa Mark sialan itu ada di kelas ini!" gumam Haechan sembari menggigit bibir bawahnya, kesal.

"Kau kenapa?" tanya Jeno khawatir.

Haechan menolehkan kepalanya ke arah Jeno dan menggeleng. "Tidak apa," jawabnya dengan senyuman berbunga-bunga.

"Aneh," gumam Jeno seraya menatap ke luar. Ia melihat beberapa siswa bergunjing entah mengenai hal apa. Namun, tiba-tiba sesuatu melintas di kepalanya begitu melihat murid-murid tadi bergunjing.

"Chan, kau tahu tidak!" ucap Jeno mengagetkan Haechan yang tengah melamun menatap punggung Mark. "Kau ini kenapa jadi suka melamun menatap Mark? Aku jadi curiga."

Haechan membuka lebar-lebar matanya dan menatap Jeno dengan pandangan sangat kaget. "Kau ucapkan sekali lagi hal semacam itu, kau akan menyesali apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Haechan dengan tatapan membunuhnya.

"Iya, iya, aku hanya main-main. Ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu."

"Apa?"

"Kau masih ingat perihal Mark yang berciuman dengan seorang omega di UKS?" tanya Jeno dengan bersemangat.

Mark yang juga mendengar ucapan Jeno melirik sekilas ke arah Haechan dengan pura-pura menjatuhkan penghapusnya. Haechan yang melihat tingkah mencurigakan Mark itu mengirimkan sinyal bahwa ia akan membunuh lelaki itu jika ia melakukan hal aneh.

"Oh, soal orang itu. Memangnya ada apa dengannya?" tanya Haechan dengan pura-pura bersemangat.

"Kemarin semua siswa sudah diperiksa pergelangan tangannya dan tidak ada yang mempunyai tato seperti itu, aku jadi bingung."

Mendengar ucapan Jeno dengan buru-buru Haechan menurunkan lengan sweater-nya. Takut kalau-kalau Jeno melihatnya.

"Mungkin orang itu salah lihat, Jen," ucap Haechan dengan senyuman mencurigakan.

Jeno menangkap sesuatu yang mencurigakan dari Haechan itu. Tapi ia akan membiarkan semuanya menjadi rahasianya. Sejujurnya ia sedikit curiga pada Haechan dan semua kecurigaan itu bermula dari kejadian UKS itu, tapi melihat Haechan yang tampaknya tetap tutup mulut dengan hal itu membuatnya ingin mencari tahunya sendiri. Ditambah dengan tingkah Haechan yang semakin lama semakin mencurigakan. Jeno harus mencari tahunya.

"Bagaimana kalau ternyata orang yang kita anggap alpha ternyata seorang omega?" tanya Jeno tanpa aba-aba.

Haechan terdiam. Kakinya sedikit gemetar. Jantungnya berdegup kencang saat Jeno menanyakan hal itu. Ia takut sahabatnya itu kecewa.

"Eum, Jen," panggil Haechan dengan sedikit ragu, "jam istirahat nanti bisa temani aku ke daerah tangga belakang, ya?" lanjutnya.

Jeno mengerutkan keningnya bingung. Namun tetap saja ia mengangguk mengiyakan ajakan Haechan. Siapa tahu dari menemani Haechan ia bisa menjawab pertanyaan yang selama ini berada di otaknya? Tidak ada yang tahu.

Ding deng dong~

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Haechan merapikan bukunya, begitupun dengan Jeno. Setelah itu keduanya melangkah bersamaan menuju tangga belakang sekolah, tempat tersepi di sekolah mereka.

Youniverse ㅡ [ markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang