Setelah berbagai macam sumpah serapah yang ia dapatkan dari Jeno sejak pelajaran biologi sampai pada pelajaran matematika, akhirnya Haechan bisa terhindar sekarang. Sejak tadi Jeno sibuk memarahinya karena dirinya yang meninggalkan Jeno untuk pergi ke kantin dan menyebabkan teman sebangkunya itu pergi ke kantin sendiri. Padahal Haechan sudah mengeluarkan banyak alibi, tapi Jeno masih saja mengeluarkan kata-kata ungkapan kekesalannya pada Haechan.
"Pergi sana!" usir Haechan yang telinganya sudah mulai berdenging.
"Sekarang kau mengusirku!? Kau ini memang ya! Jahat sekali kau padaku, Lee Haechan! Setelah kau menyuruhku ke kantin sendiri dan meninggalkanku, sekarang kau mengusirku! Kau tega, Chan!" kesal Jeno.
Haechan menggelengkan kepalanya dan memijat pelan kepalanya. "Stop dramamu, sialan. Pergi sana!" usirnya dengan emosi yang sudah berada di ubun-ubun.
"Hehe, bercanda. Aku pergi dulu, dadah sayang~!" pamit Jeno dengan melemparkan sebuah ciuman ke arah Haechan. Dengan cepat Haechan menangkis ciuman tersebut ke arah luar. Ia merasa geli dengan sikap Jeno yang seperti itu.
Sekarang, saatnya menjalankan rencananya. Sebelumnya ia mengirimkan sebuah pesan yang akan terkirim pada pukul 5, jaga-jaga saja jika nanti ia harus menunggu lebih lama.
Setelah membereskan buku-bukunya ia berjalan keluar. Kelasnya sudah sepi, semua orang sudah meninggalkan kelas kecuali dirinya dan Mark.
Mark, lelaki yang lebih tinggi darinya itu tampak diam membaca buku yang entah berjudul apa. Haechan juga tidak peduli dan ingin tahu tentang itu. Sekarang Haechan sudah siap, ia mengeluarkan kunci kelasnya dari dalam kantongnya. Ia menahan euforia yang terdapat di dalam dirinya.
Tidak, ia tidak boleh senang dulu. Dan benar saja, saat Haechan berada di depan kelasnya Mark memanggilnya. Dengan buru-buru Haechan membalikkan tubuhnya dan menatap bingung ke arah Mark.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu," ucap Mark. Kaki-kakinya berjalan mendekati Haechan yang masih berdiri di depan pintu kelas.
"Apa?" tanya Haechan dengan wajah menantangnya.
Mark tidak menjawab. Ia menarik Haechan masuk ke dalam kelas lalu menutup pintu kelasnya. Tangannya mendorong Haechan dan menyebabkan punggung lelaki di depan Mark itu menghantam pintu kelas dengan sedikit keras.
"Kau masih bertanya apa?" tanya Mark balik dengan wajah yang tidak bisa dideskripsikan.
"Memangnya apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Haechan dengan wajah polosnya.
Mark tersenyum dan menampilkan gigi taringnya. Tangannya merebut kunci dari tangan Haechan. "Kau kira aku bodoh?" tanyanya sembari memasukkan kunci itu di lobang kunci pintu kelasnya. "Kalau kau ingin aku terkunci di kelas ini, maka aku mau. Tapi dengan satu syarat, kau juga ikut bermalam denganku di sini. Bagaimana, deal?" Haechan terdiam. Otaknya masih sibuk mencerna kata-kata Mark. "Karena kau diam, maka jawabannya adalah iya." Mark dengan cepat mengunci pintu kelas itu dan membuang kuncinya sembarangan.
"Kau mungkin tidak pernah terpikirkan apa yang akan terjadi jika di dalam satu ruangan itu terdapat sepasang alpha dan omega. Mau tahu apa yang terjadi?" tantang Mark dengan senyuman mengerikannya.
Haechan masih membeku. Ia bingung. Bagaimana bisa Mark mengetahui rencananya dan segala-galanya? Padahal selama ini hanya dialah yang mengetahui tentang rencana ini, Jeno saja sebagai orang terdekatnya tidak mengetahui tentang ini.
Mark yang melihat wajah Haechan yang benar-benar sedang dilanda kebingungan bergerak mengecup bibir lelaki tersebut. "Sedang memikirkan ya bagaimana caraku bisa mengetahui semuanya?" tanya Mark seolah membaca pikiran Haechan. "Rahasia," bisik Mark lalu menggigit daun telinga Haechan. Mark memang sangat gemas setiap kali melihat daun telinga Haechan, entah kenapa bibirnya gatal sekali ingin menggigit bagian tubuh Haechan yang itu. Yah, walaupun belum ada yang bisa mengalahkan candu dari bibir Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youniverse ㅡ [ markhyuck ]
Fantasy「HS Series」 Wajah manis Haechan sering kali menipu orang-orang karena ternyata ia adalah kapten dari klub karate. Selain itu Mark, lelaki berwajah tegas tapi tampak sensitif itu kerap dibenci orang-orang karena Haechan. Haechan membencinya dan denga...