7

38 5 0
                                    

♡♡♡

Mia sudah sampai di rumah sekitar mau malam, ia turun dari mobil nya dan termenung seperti kebiasaannya berdiri di depan gerbang dan melihat rumah besar yang ada tepat di depan rumah nya rumah yang bernuansa modern dan minimalis sangat anggun dan indah memiliki taman kecil pribadi yang cukup nyaman dan bersih sangat sanyam hingga terdapat kenangan indah di dalam nya sangat indah dan takkan terlupakan .

Sayang

Semua nya hanya kenangan

Ntah kapan akan kembali

Mia terperanjak dari lamunan nya karna merasakan kaki nya ada yang menyentuh seperti bulu , bulu yang halus
dan mia mengenal bulu itu

Pipi

Kucing kecil berbulu lebat dan indah sangat halus namun sangat naas di tinggal sang majikan sayang sekali

Seperti biasa pipi selalu saja menghampiri mia jika gadis itu sedang berdiri tepat di depan rumah nya

"Pipi kamu kangen ya ?" Dialog mia pada kucing itu

"Aku juga kangen banget malahan"

Seperti biasa mengobrol panjang lebar namun hanya di jawab 'meong' naas sekali

"Mia !" Panggil Seorang wanita cantik yang berdiri tepat di ambang pintu masuk rumah

"Iya bun !"seru mia tak kalah kencang

"Cepat masuk nak"

"Iya bun nanti mia lagi sama pipi"

Wanita tersebut hanya menggelengkan kepalanya saja

Aneh

Di tempat lain Glen Arsen sedang bermain game di kamar istimewa nya bak raja sangat istimewah

Glen hanya fokus dalam satu tujuan yaitu permainan

"Ngalah dong yah sama anak" seru glen saat permainan berlangsung

"Gaada kata kalah mengalah dalam kamus Tuan Arsen" seru sang ayah, Arsen,

Nama Arsen nama yang glen dapat kan dari sang ayah Yaitu

ARSEN LIBYON

dan sang Bunda ntah apa hubungan nama nya bahkan tidak ada hubungan nama sama sekali dalam hal nama

Sang bunda

RANATI FIRDANA

dalam hal hubungan kekeluargaan, keluarga glen memang sangat harmonis bahkan keluarga yang sangat di idam idam kan

Arsen ialah ayah yang bertanggung jawab mapan bahkan sangat mapan ceria humoris selalu mengutamakan keluarga contoh seperti sekarang ia relakan pekerjaan nya demi glen menemani sang anak untuk bermain sangat tak di duga

Seorang Arsen pemilik perusahaan terbesar di indonesia dan banyak lagi pekerjaannya seperti pemilik Rumah sakit ARSEN HOSPITAL, Mall di mana mana, Hottel yang berserakan dan masih banyak lagi PT PT yang ia jalani dengan susah payah bukan hanya meneruskan dari keluarga bahkan jika di ceritakan keluarga Arsen sangan jauh dari kata mampu saat itu namun dengan kerja keras dan tekad yang kuat akhir nya semua itu terjadi

"Sombong sekali kau tuan Arsen" seru glen saat bermain vidio game di kamar nya dengan Ayah nya

Sang Bunda ?

Jangan tanya ia kemana seperti biasa ia akan selalu ada di taman belakang rumah nya yang luas bersama seorang anak gadis kecil sekitar umur 4 tahunnan

Ririn

Anak gadis dari sang pembantu rumah tangga nya yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri bahkan glen sering iri dengan ririn karna mendapat kan apapun dan mendapatkan kasih sayang kedua orang tua nya secara lebih

"Ah! Ayah curang " glen tidak terima jika diri nya kalah

"Curang apa nya, lo yang curang juga kalo kalah ya kalah aja " ucap Arsen

Sangat gaul lo gue yang benar saja

"Aah ga ga gabisa dong ayah itu harus ngalah ga boleh egois" seru glen tak terima dan beranjak dari duduk nya dan melangkah pergi meninggal kan ayah nya

"Lah ga terima!...mau kemana lo?" Tanya arsen

"Ke bunda "seru glen yang sudah tak terlihat lagi dari ambang pintu

"Aduan anak bunda" seru Arsen tak terima dan tak kalah kencang

Sudah sampai di taman belakang glen segera menghampiri Bunda nya yang sedang bermain di halaman belakang

"Bunda" panggil glen kepada Ranati sang bunda

"Eh abang len mau main cama lili ya?" Ucap ririn yang masih belum bisa menyebutkan huruf 'R'

"Riri sayang bukan lili" koreksi glen tak terima

"Ya nama nya juga masih anak kecil mana bisa manggil R coba " sauttan dari Ranati

"Ya belajar dong bun"

"Kamu mau apa di sini ?...kalah main sama ayah ?" Pertanyaan yang sangat tepat sasaran

"Apa sih bun glen ga kalah sama ayah cuma ayah nya aja yang main nya ga mau ngalah" sangat tak terima

"Kalo kalah ya kalah aja kali" seru seseorang dari belakang mereka

Siapa lagi kalo bukan ayah nya

Arsen

GLEN.ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang