Tharn tidak akan kalah--dia berjanji akan selalu menang jika itu menyangkut tentang Type. Termasuk memenangkan hati calon ayah mertuanya.
***
"Pho, ini Tharn--dia pacarku."
Tharn mengingat lagi kalimat terakhir yang Type ucapkan sebelum sosok itu pingsan dengan tidak elitnya-- Tharn juga meringis mengingat betapa kaget raut wajah orang pertama yang menyambut kedatangan nya bersama Type ke pulau Pangan. Tharn sudah prediksi-- berbeda dengan dad dan mae nya yang cenderung menerima, keluarga Type pasti akan sulit.
Mae Type pun sama terkejutnya-- namun wanita paruh baya itu lebih bisa mengendalikan diri dan memilih tak menambah kerumitan yang mendadak datang--semenjak anak bujang semata wayangnya pulang kerumah membawa seorang lelaki tampan yang diakui sebagai kekasih.
"Sa-sawadeekhap, Pho."
Tharn mengucapkan salam untuk yang kedua kalinya--mengatupkan kedua tangan nya dan menunduk hormat. Selepas siuman, Ayah Type mendadak emosi melihat istrinya, anak semata wayangnya dan si kulit pucat itu duduk bersama diruang tamu."Jangan panggil aku pho! Anakku hanya satu!"
Hardik ayah Type sambil menunjuk-nunjuk Tharn yang sudah pucat pasi."Sayang--duduk. Tenangkan dirimu."
Ibu Type menarik lengan suaminya--memaksa pria paruh baya itu duduk. Tharn berusaha untuk tidak gentar--walau kenyataannya tidak begitu."Pho--jangan seperti itu pada Tharn."
Type angkat suara kala dirinya mulai gemas dengan tingkah ayahnya yang menurutnya berlebihan.Ayah Type menarik nafas dalam-- mengeluarkan tatapan paling tajam yang bisa ia tampilkan pada Tharn--berharap bocah sok tampan itu gentar dan melepaskan anak bujang semata wayangnya.
"Baiklah. Karena kau sudah disini--akan kulihat seberapa kuat kau. Akan kubuat 3 hari kedepan sebagai alam neraka milikmu."
Seringai yang serupa Type-- Tharn menelan ludahnya kasar. Kalau seperti ini rasanya ia seperti kembali harus menghadapi Type dimasa lalu--setidaknya begitu karena ia yakin ayah Type beberapa tingkat diatas anaknya."Au, pho? Setelah 3 hari apa kau akan menerima Tharn?"
Type bertanya sambil berharap apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan.Ayah Type mendengus. "Setelah 3 hari tentu akan ada 3 minggu, 3 bulan, dan 3 tahun berikutnya." Pandangan nya kembali bertemu dengan Tharn--memasang tameng setinggi langit memaksa pemuda itu menyerah terhadap anaknya. "Tak akan kuserahkan anakku begitu saja. Pergilah ke neraka!"
***
Tantangan pertama.
Tharn bergidik melihat apa yang tersaji dimeja makan keluarga Type. Ia bertanya-tanya--kenapa semuanya berwarna merah?
Manusia selatan Thailand memang begitu--persis seperti Type yang hobi makan pedas. Type disebelahnya hanya bisa menatap khawatir. Setidaknya ia sudah request pada sang ibu untuk sedikit mengurangi kadar kepedasan agar Tharn dapat memakannya juga.Tapi ayah Type tidak suka kekalahan.
"Au. Kenapa diam saja? Ayo makan."
Ayah Type sudah ambil start duluan. "Ini khusus untukmu."
Sebuah mangkuk kari begeser disisi Tharn. Ayah Type tersenyum licik-- tanpa diketahui siapapun mangkuk kari untuk Tharn sudah ia beri sedikit bumbu rahasia."Terimakasih."
Tharn mengatupkan tangan nya. Bukannya berburuk sangka--tapi ia curgia dengan ayah Type dan semangkuk kari merah dihadapannya."Ayo, nak Tharn. Kau pasti lapar karena perjalanan jauh kesini."
Ucap ibu Tharn yang setidaknya berhasil meredakan segala keraguannya.Tharn menatap wajah calon mertua pria miliknya--terlihat jelas aura persaingan disana. Dan ia mengumpat dalam hati ketika aroma kari--yang sebetulnya ia yakin enak--tercium begitu tajam pedasnya. Mendadak hidungnya gatal--ingim bersin namun ia malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy TharnType
FanfictionSebuah cerita sisi lain Tharn dan Type yang membuat kita tersenyum. TharnType belongs to MAME. story by momuriii. Oneshoot collections Just for Fun. Don't be serious.