~~~
Sudah 3 hari berlalu semenjak Yunie memelihara Hoby. Mereka tampak makin dekat, dan Hoby makin manja pada Yunie. Membiarkan ia bermain di meja belajarnya, tak takut jika saja kucing tersebut akan merusak buku atau bahkan mengencingi buku-bukunya. Karna Hoby termasuk kucing yang penurut, begitulah tanggapan Yunie.
Pagi ini Yunie sudah siap pergi kesekolahnya, ia berpamitan pada kakek dan neneknya. Dan tak lupa juga, ia berpamitan pada kucing kesayangannya, yaitu hoby. Setelah berpamitan, Yunie pun menaiki sepedanya dan mulailah ia gayuh menuju sekolah.
Hoby si kucing hanya melihat kepergian Yunie sang majikannya didepan pintu rumah, ia menjilati kaki depannya lalu mulai berjalan kearah belakang rumah. Hoby mulai menandai belakang rumah Yunie dengan mengencingi pohon besar yang ada dibelakang rumah Yunie.
Kini kucing tersebut sedang mencoba memanjat pohon tinggi itu. Namun, ia terperosot dan terjatuh kebawah bahkan ia melakukan itu berkali-kali.
"Miaw~"
Lirihnya karna tak kunjung bisa naik di pohon besar nan rimbun tersebut. Hoby si kucing kecil kini memilih untuk menyerah dan berjalan kearah semak-semak disamping rumah Yunie.
Kucing itu terus berjalan dan kini ia telah sampai di pinggir jalan. Ia menengok kiri kanan seolah-olah sedang memastikan sesuatu lalu ia pun berjalan mencari sesuatu setelah ia memastikan bahwa tidak ada orang lain yang melihatnya.
Sementara di rumah, nenek Yunie kini sedang mencari Hoby si kucing peliharaan cucu kesayangannya. Ia mencari di kamar cucunya namun tak juga ia temukan si anak kucing tersebut.
"Puss puss...dimana kau?" panggilnya namun tak ada jawaban, ia menghela nafas dan memilih berjalan kearah dapur.
"Mungkin dia sedang berada diluar rumah" gumamnya.
~~~
Kini 2 anak kucing sedang mengendus-endus sebuah kardus, mereka seolah-olah sedang mencari sesuatu.
"Miaw Miaw~" ujar anak kucing berbulu abu-abu yang dihiasi dengan garis hitam.
"Tak perlu berbicara seperti kucing, aku sedang tak ingin berbicara menggunakan bahasa hewan" ketus anak kucing berbuluh putih dengan corak abu-abu dan hitam.
"Terserah kau saja" balasnya tak ingin berdebat.
"Jadi, dia sudah tidak ada disini?" tanya anak kucing dengan 3 warna.
"Mungkin saja" ucap salah satu kucing singkat.
"Kau ini kenapa Chim?" tanya anak kucing dengan 3 warna, ia mendekati temannya yang perlahan mulai merebahkan tubuhnya di samping kardus lusuh itu.
"Aku kulaparan Tae, sudah beberapa hari ini kita tidak makan dan minum. Aku tak habis pikir, kenapa para manusia enggan memberikan sedikit atau pun sisa makanannya dan memilih untuk menjauhi kita. Memangnya apa yang salah dengan kita? Kita ini sama-sama makhluk hidup yang membutuhkan makanan dan minuman, lalu mengapa mereka memperlakukan kita seperti itu?" gerutu anak kucing yang dipanggil 'Chim' tadi.
"Begitulah sifat manusia, mereka kadang tak memiliki belas kasih pada makhluk lainnya seperti kita ini. Tapi, aku yakin tidak semua manusia memiliki sifat seperti itu" balas anak kucing yang di panggil 'Tae'.
"Ya sudah, kau tunggu di sini dulu. Aku akan mencarikan mu sisa makanan, jangan kemana-mana yah" lanjut Tae kemudian berlalu meninggalkan Chim untuk mencari sisa makanan.
~~~
Disisi lain, kini Hoby sedang berjalan-jalan menuju tempat ia di buang dulu. Tapi, dia juga tak tahu siapa yang membuang dirinya dulu, ia tak mengingatnya. Namun, ada satu hal yang benar-benar melekat pada ingatannya, yaitu dia memiliki teman yang sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Miaw [BTS] (HIATUS)
FantasySaat melihat anak kucing di pinggir jalan apa kalian akan mengambilnya atau memeliharanya? Menurut ku lebih baik kalian pelihara saja, karna tidak ada ruginya memelihara mereka. Justru akan membawa berkah dan kebahagiaan untuk kita sendiri, seperti...