Disuatu pagi yang cerah, membuat semangatku bulat untuk mengejar kesuksesan yang telah menungguku di pintu gerbang masa depan yang akan datang. Tetapi ada masalah yang sedang ku perbaiki, masalah yang menakutkan karena dapat merubah masa depan ku menjadi gelap, yah itu adalah KEBODOHAN. Kebodohan adalah hal yang menakutkan bagiku, satu hal yang ingin aku rubah dalam hidupku.
Aku adalaah anak baru dikelasku, karena aku pindahan dari sekolah lain. Sekolah baruku adalah sekolah terbaik kedua dikota Bandung. Dikatakan terbaik kedua, karena sekolah baru ku ini adalah sekolah penyumbang siswa-siswi PTN unggulan terbanyak kedua. Sudah dipastikan untuk kualitas pendidikan (intelektual) di sekolah ini ialah sangat sangat bagus dan menjamin munculnya bibit unggul.
Kesan pertamaku disekolah dan dikelas baruku ini, dapat dikatakan pengalaman buruk bagi ku. Kenapa ku sebut pengalaman buruk ??, dikarenakan anak perempuan sebangku ku sangat jutek. Sampai-sampai aku di jutekinnya beberapa kali olehnya.
" hai namaku Farel, nama kamu siapa ? " sapa ku kepada teman perempuan sebangku ku disana,
" Dina " jawabnya sambil mengerjakan sesuatu tanpa menoleh kepadaku sekalipun.
Tetapi tak kusangka dia adalah perempuan terpintar dan tercerdas diangkatan ku ini, yah... tapi aku tidak peduli dengan kecerdasannya ataupun kepintarannya orang jutek tetaplah jutek.
Hari kedua ku bersekolah di sekolah yang baru. Setelah hari kemarin, aku lebih tau sedikit tentang lingkungan sekolah. Dikarenakan ada Andi yang mengajakku keliling sekolah, memberitahu letak WC laki-laki, letak lapangan futsal sekolah, tempat kolam renang sekolah, kantin juga, dan yang lainnya. Hari ini sangat menyebalkan bagiku karena pada saat pembagian kelompok fisika, aku satu kelompok bareng bersama Dina. Orang terjutek yang pernah aku temui, dan lebih menyebalkan lagi dia memerintah kami para anggota kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dibagi olehnya.
" ya setelah diskusi materi nanti, kalian kerjakan soal yang sekarang akan ku bagikan, nah kamu Farel anak baru yang langsung jadi trending topic satu sekolah. Kamu mengerjakan nomor 7, kita lihat kemampuan kamu dalam mata pelajaran ini oke!! " dengan nada sindiran yang sangat halus. Aku tidak terima dengan pendapatnya itu, karena suatu kelompok di bentuk untuk bekerja sama bukan bekerja sendiri-sendiri.
" aku tidak setuju !!. suatu kelompok di bentuk memiliki tujuan yaitu bekerja sama bukan bekerja masing-masing sesuai dengan perintah orang jutek kaya kamu ! ". Terjadilah perdebatan seru dengan diakhiri aku yang kalah argument dan kalah suara dari teman-teman sekelompok, huftt sangat mnyebalkan sekali.
Di hari selanjutnya aku merencanakan sesuatu untuk si jutek. Waktu yang tepat untuk membalaskan dendam ku padanya, yaitu mendorongnya ke kolam renang. Kebetulan materi olahraga sekarang adalah renang. Sesaat setelah bel menyalakan yang menandakan bahwa telah waktunya berganti mata pelajaran, dan aku pun cepat-cepat berganti pakaian tidak sabar untuk melaksanakan rencana balas dendamku.
Ku tunggu si jutek di ruangan kolam renang, dengan rasa tak sabar menunggu rencana ku terealisasikan. Setelah dia datang dan berjalan di tepi, ku mencoba memeriksa situasi sekitar, saat situasi mendukung langsung ku dorong dia ke kolam renang. Aku terheran-herang karena Dia berteriak meminta tolong, dan baru kusadari itu adalah kolam renang dengan tinggi satu meter setengah. Saat mau melompat dan menolongnya, ada seseorang yang telah mendahuluiku untuk menolongnya, orang itu adalah Andi. Dina pun pingsan dan segera diberi pertolongan oleh anak PMR yang sebelumnya aku berteriak meminta bantuan dan datanglah beberapa orang yang untungnya beberapa dari mereka adalah anak PMR.
Setelah Dina siuman, dia langsung dibawa keruang UKS. Dan langsung diberi teh hangat untuk menetralkan suhu tubuhnya yang cukup dingin. Aku belum sempat untuk meminta maaf padanya, karena itu diluar rencanaku. Aku sangat menyesal karena tidak tahu bahwa dia tidak bisa berenang. Aku berusaha memikirkan bagaimana cara ku meminta maaf kepadanya. Berbagai cara aku lakukan tetapi selalu gagal, sempat mau menyerah tetapi kesalahanku membuatku terus menerus memikirkan Dina.