Malam Hari Yang Sunyi

211 55 58
                                    

~ Bacanya pakai mode gelap/malam supaya mendapatkan pengalaman membaca yang lebih menegangkan.. ~

Sudah..? Oke... Mulai hidupkan imajinasimu... Booom

** Deep **
.
.
.
Terdesak hingga mendesak, tersikut karena menyikut dan terpantau karena memantau.
.
.
Segala urusanmu telah tertera jauh hari sebelum kau ada. Hanya tinggal mengalami dan mengakhiri semuanya dengan bahagia.

Semua takdir telah ditentukan. Lahir, pekerjaan hingga kematian telah terpatri di setiap insan. Berbagai macam pengharapan dan kebutuhan setiap manusia bertabur di lingkungan. Mereka ada yang mencoba meraihnya, namun ada juga yang hanya sebatas mempertahankan hidupnya. Dengan berbagai cara mereka tempuh, bahkan sampai melakukan tindak kriminal yang terlampau dzolim dan angkuh.

Berhati-hatilah dalam setiap langkahmu. Berjaga diri dengan keadaan di sekitar yang dapat membuat pilu. Jangan lengah...! Karena banyak kejahatan mengintai yang siap melukaimu bahkan mencabut dan mengirimkan nyawamu ke alam barzah.
.
.
.

* Prolog *

Dingin udara malam terasa hingga merangsang bulu kuduk untuk berdiri. Sepi tentram dengan aktivitas minim para pengendara malam. Lalu lalang hanya sekilas sesekali terlihat angkutan umum yang sedang mengejar setoran.

Malam itu seperti tak ada yang janggal sebelum kejadian mengerikan terjadi merusak akal. Di depan halte tua bertiang besi berkarat terdapat dua orang berdiri yang diterangi lampu halte temaram. Sesekali lampu tersebut mati dan menyala setelahnya, membuat suasana semakin creepy. Hingga pada akhirnya sesuatu yang tak diharapkan terjadi.

Warna air irigasi di samping halte berubah menjadi merah. Bau anyir tercium hingga ke seberang jalan sana. Sesekali kucuran air bertrombosit pekat keluar tersedat lewat nadi kaliper di leher. Terdengar suara berdecit ngeri layaknya air yang sukar keluar dari mulut selang. Ceettt.. Cereecett... Ciitt....

Terdengar juga isak tangis seorang bocah lirih meminta pertolongan, namun yang ia kehendaki tak datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar juga isak tangis seorang bocah lirih meminta pertolongan, namun yang ia kehendaki tak datang. Di sana hanya ada seorang kakek tua yang ciut nyalinya. Kakek tua tersebut pada akhirnya menjadi saksi kunci kejadian pencabutan nyawa tersebut.

Kakek tua tersebut pun membeberkan semua yang ia lihat untuk kedua kalinya. Sebelumnya beliau menjadi saksi pada penyelidikan yang dilakukan Otoritas Keamanan dengan kasus yang sama. Pada kesempatan kali ini, beliau yang bernama Kakek Warman menceritakan kisahnya pada kanal media sosial. Beliau menjadi seorang saksi kunci sebuah peristiwa nun lama tak terungkap.

Seorang kakek penjual siomay yang hampir setiap hari berjualan di sekitar halte tepatnya di seberang jalan.

Kakek tua tersebut biasanya berjualan siomay sampai malam hari tergantung juga banyaknya siomay yang ia jual. Jika dagangannya masih banyak, ia bisa saja berjualan sampai jam 10 malam.

Mystery in Halte, You Are The Killer!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang