Seorang Anak Dan Petunjuknya

127 47 28
                                    

"Tidak ada sebuah misteri yang mustahil untuk dipecahkan. Karena petunjuk sekecil apapun dapat membantu penarikan hipotesa."
.
.
.

*Cerita sebelumnya...

Tim Genipati Channel sedang menggali informasi dari kakek Warman. Ketika pemimpin channel masih menanyakan beberapa pertanyaan penting tiba-tiba salah satu anggota tim mendapat info bahwa ada seorang anak laki-laki yang setiap malam berdiam diri di halte kota.

Apakah keberadaan anak kecil tersebut dapat menguak sebuah misteri yang sudah lama terpendam..?
.
.
.

* 21:05 WIB *

Malam yang begitu dingin seketika berubah hangat...

Adi Pamungkas selaku ketua tim yang mendapat kabar dari anggotanya jika ada seorang anak laki-laki yang setiap malamnya selalu duduk di depan Halte alun-alun kota. Suasana tegang yang dirasakan ketika sedang berdialog dengan Kakek Warman kini berubah lebih mencair santai. Rasa penasaran yang sebelumnya memuncak kini juga diselimuti dengan rasa lega karena ada sebuah petunjuk krusial yang dapat memecahkan misteri tersebut.

Adi langsung mengintruksikan kepada salah satu wakil pemimpin channel yaitu Bagus agar mengambil perannya untuk melanjutkan mewawancarai kakek Warman. Adi melakukan hal itu karena ia ingin langsung menuju ke Halte alun-alun kota untuk langsung menemui anak kecil tersebut. Bagus pun langsung bersiap di posisi untuk melanjutkan menggali informasi dari kakek Warman.

"Ya kek, mohon maaf terganggu dengan ketidaknyamanan ini. Saya selaku wakil ketua di Genipati Channel akan menggantikan Adi yang tadi kek. " Mulai Bagus dengan sopan.

"Nggeh, lanjutkan aja. Nggak papa lanjut bertanya, saya akan bersedia menjawab seperti tadi, Mas." tutur Kakek.

"Baik, Kek. Melanjutkan yang tadi yaa kek. Tadi kan pertanyaan terakhir tentang reaksi kakek saat melihat kejadian tersebut. Saat peristiwa pembunuhan terjadi, mengapa kakek tidak menolongnya? Mohon maaf nih kek sebelumnya. " Bagus memulai kembali dialognya.

"Iya memang disaat pembunuhan itu terjadi, kejadian tersebut tepat di depan mata saya. Hanya berjarak satu sebrang jalan. Disaat itu, saya melihat jelas mas pembunuhan itu, mengapa saya nggak menolong beliau. Karena saya disaat itu merasa bingung mas mau menolongnya. " tutur kakek.

"Kenapa kakek bingung untuk menolongnya. Emang saat itu nggak ada orang selain kakek?" Tanya Bagus penasaran.

"Ya disaat itu memang saya sendirian sebagai saksi. Karena hal itu juga saya bingung mau menolong dengan cara apa. Kalau saya langsung menghampiri perampok tersebut, lalu saya berusaha menghentikan mereka jujur saya nggak berani mas. Mereka kan ada yang bawa sajam. Sedangkan jika saya teriak ada perampokan, yaa percuma nggak bakal ada yang denger. Disana juga kan pos Polisi jauh banget walaupun itu di tengah kota. " Penjelasan kakek.

Di Samping Bagus yang sedang mewawancarai Kakek, Adi bersama satu anggotanya langsung pergi menuju ke Halte alun-alun Kota. Dengan menggunakan motor matic tua yang tidak bisa di starter electrical. Mereka berdua langsung tancap gas menemui satu anggota tim lainnya bernama Eka yang sudah berada di Halte bersama anak laki-laki tersebut.

* Halte alun-alun kota *

Tak butuh waktu lama, Adi dan temannya sudah sampai di Halte menemui anak laki-laki tersebut. Disaat itu anak laki-laki tersebut sedang tenang menikmati permainan game yang ada di HP Android milik Eka. Tubuh kecilnya selalu bergerak berirama mengikuti jalan cacing yang meliuk-liuk di dalam game tersebut.

Anak kecil tersebut sibuk menarikan jari-jarinya. Walaupun ia sedang bermain game dan menikmatinya, masih tergambar sedikit ketakutan pada wajahnya. Hal ini terlihat ketika Adi dan anggota tim yang satunya mencoba untuk berkenalan dengan anak kecil tersebut.

Mystery in Halte, You Are The Killer!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang