Nenek Yang Baik #1

73 43 13
                                    

  Semburat mentari mulai menampakan diri. Sejuk dinginnya udara pagi pun beralih sisi. Kini kehangatan yang membawa semangat tinggi mencoba menyelimuti.
 
  Segelas susu putih hangat siap tersaji. Dengan biskuit kelapa pengganti nasi. Tak sempat untuk sarapan layaknya pagi yang lalu. Semua kegiatan di pagi itu seperti terkena efek double speed bernada halu. Cepat...!! Mereka tak sabar untuk membuka kabar baru.
.
.
.

* Cerita sebelumnya...
  Tim Genipati Channel telah memutuskan untuk pergi ke rumah Hanif si anak penunggu halte. Mereka ingin menggali informasi lebih dari nenek Hanif di rumahnya. Tim Genipati Channel berharap agar nenek Hanif dapat memberikan fakta tentang anaknya. Pada hari inilah, mereka berencana pergi menuju rumahnya Hanif.

  Akankah ada fakta dan informasi penting yang didapat oleh Genipati Channel..? Hmm...semua akan terjawab jika mengikuti ceritanya.. :v

* 06:30 WIB *
Basecamp tim Genipati Channel

"Bismillah...Glek..Glek...Ah", Adi meneguk segelas susu hangat.

"Nih makan bradah biskuitnya. Lumayan bisa buat nambah energi.. Hehe.", Tawar Adi.

"Hah payah kita! Orang hari ini ada jadwal ke rumah Hanif malah kesiangan gini." tutur Adi melanjutkan.

"Iya nih, aku padahal udah set alarm jam setengah 4. Ehh malah nggak kedengeran... Bablas deh sampe jam 6. Hehe.. " jawab Wicak sesuai kenyataan.

"Ya udah.. Makannya dipercepat geng. Kalau udah selese, kita langsung pergi ke rumah Hanif. Soalnya kalau kesiangan takutnya neneknya Hanif lagi sibuk ngurusin yang lain." tegas Adi memimpin tim.

  Setelah mereka selesai dengan makanannya, mereka langsung bergegas pergi ke rumah Hanif menggunakan sepeda motor matic. Semua anggota tim Genipati channel yang berjumlah 5 orang langsung sekut menuju kediaman nenek Hanif. Dengan menggunakan 3 motor, mereka ada yang berboncengan.

* Dalam perjalanan menuju rumah Hanif...

  Tinggal 2 Km lagi jarak ke rumah Hanif, tiba-tiba motor yang dikendarai Bagus bannya bocor. Beesss... Bagus yang bersama Toto akhirnya merapat terlebih dulu ke bengkel tubles. Mereka harus rela tertinggal dari teman-temannya yang ngebut seperti orang mules.

"Ah.. Kamvret emang!! Pake ada acara ban bocor lagi." Keluh Bagus kesal.

"Iya, Gus. Kayaknya karena kena tancep paku deh... Berasa banget sii bocornya, aluss pisan.", tutur Toto.

"Ya udah, To. Kabarin Eka gih! Dia kan tadi boncengan sama Adi. Pasti lagi main HP sekarang.", kata Bagus.

"Baik, dah. Sekalian cari bengkel terdekat aja, biar cepet langsung nyusul yang lainnya." tutur Toto.

  Tak berjarak jauh dari tempat berhenti Bagus, terdapat tempat repairing motorcycle alias tambal ban tubles. Setelah sampai ke tempat tambal ban, Toto langsung mengabari Eka. Menggunakan fitur telepon di aplikasi WhatsApp, Eka pun mengangkat panggilan suaranya.

"Ka.. Kaa.. Sorry banget nih. Aku sama Bagus nggak bisa ikut langsung ke rumah Hanif bareng. Soalnya ban motornya Bagus bocor." Tutur Toto via kanal WhatsApp.

"Ohh.. Oke, To. Kalian sekarang di mana? Posisi... Posisi..? ", tanya Eka.

"Lagi di bengkel nih... Kayaknya lama deh benernya. Udah yang nanganin bannya orang tua, pasti kerjanya lambat. Hmm... Ya udah, nanti kalau udah sampe di rumah Hanif yang lain tolong dikabarin ya. Ban motornya Bagus bocor gitu... Sekalian shareloc jangan lupa. Shareloc, Ka!! Jangan lupa!! Nanti gampang nyusul dah gua sama Bagus. ", panjang lebar tutur Toto.

"Ya.. Iya.. Calm. Udah sante aja.. Nanti gua kabarin yang lain. Urus aja dulu tuh motornya." Tukas Eka.
.
.

* Kediaman Nenek Hanif...

  Mereka berpatok ingatan jalan ke rumah Hanif waktu mengantar Hanif pulang. Walaupun mereka tadi malam telah mengantarkan Hanif pulang, mereka masih merasa kebingungan saat pergi ke rumah Hanif untuk kedua kalinya. Mungkin karena penampakan jalan yang terlihat berbeda antara malam dengan siang hari.

  Semakin dekat ke rumah,  semakin pula masuk ke gang-gang kecil ala perkampungan. Sesekali juga mereka bertanya pada orang sekitar soal alamat rumah Hanif yang mulai nyasar.

  Setelah beberapa kali bertanya pada orang sekitar dan memastikan alamat yang dituju benar, mereka akhirnya sampai di rumah Hanif tanpa terpencar. Adi kembali memastikan alamat rumah nenek Hanif sekali lagi. Tak berfikir lama, mereka langsung memarkirkan motor mereka di depan rumah. Dengan diselimuti rasa antusias tinggi untuk mencari info lebih detail, mereka bergegas mengetuk pintu rumah dengan sopan.

"Duk..Dukk.. Assalamualaikum... ", Ketuk Adi sopan.

"Duk.. Dukk.. Dukkk.. Assalamualaikum, Nek.. Permisi ada tamu nih." Ketuk Eka lugu menambahkan.

  Beberapa kali mereka mengetuk pintu, namun tak ada jawaban dari empunya rumah. Helaan napas terdengar dari calon tamu, namun tak ada respon yang ramah.

  Di samping Adi dan Eka sibuk memanggil Nenek Hanif, Wicak malah sibuk dengan kucing oren rumahan di samping rumah. Dengan sebatang ilalang, ia bermain dengan kucing tersebut penuh riang.

"Pus.. Pus... Pussorrk.. Ehh.. Pussorrk kan nama kucing temen gua ya, hehe." Sibuk Wicak dengan kucing rumahan.

"Nih.. Nih.. Ya, Haap.. Lompat.. Lompaaat tinggi lagi. Yaa cakep dahh... " Main Wicak makin akrab.

Akrab.. ? Emang sama orang lain akrab... :v

  Saat sibuk main dengan kucing, tiba-tiba kucing oren tersebut lari ke belakang rumah. Disusul dengan segerombolan kucing lari dari arah yang berbeda menuju ke arah yang sama dengan kucing oren tersebut. Hal tersebut membuat Wicak yang termasuk orang Ailurophilia merasa penasaran.

  Wicak langsung berjalan cepat menuju belakang rumah. Ia tidak menghiraukan kedua temannya yang sedari tadi sibuk mengetuk pintu rumah.

  Setelah ia berada di pelataran belakang rumah yang sepertinya dijadikan dapur bertungku tanah liat tersebut. Terdapat hal tak terduga yang ia temui.

"Hah.. Kucingnya banyak bangeet.. Ehh ada seorang nenek juga. Hmm sepertinya beliau adalah neneknya Hanif. " batin Wicak terkejut bungah.

  Seketika itu Wicak langsung mengabari Adi tentang keberadaan nenek yang ia cari. Dengan jalan yang sedikit tergesa-gesa, Wicak pun menghampiri Adi dan Eka di depan rumah. Mereka pun langsung menuju ke pelataran dapur nenek tersebut.
.
.
.

To be continued... Next bagan Gan...

Kalo dilanjutin ceritanya di satu bagian ini saja jadi terlalu penuh Gan... Makanya aku bagi jadi dua bagan untuk satu judul bagian... Hehe:v

Mystery in Halte, You Are The Killer!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang