1. Janji Mingyu

1.3K 146 21
                                    

Rosé menatap nyalang laki-laki yang berjarak lima meter darinya. Laki-laki berpostur tinggi itu terlihat jelas sedang tebar pesona kepada perempuan-perempuan yang berlalu lalang melewatinya.

"Cowok emang gitu, sih. Lihat bening dikit matanya udah minta dicolok, lihat bohay dikit itu mulut minta dijahit."

Seandainya Rosé memiliki kekuatan super, sudah pasti dari kedua matanya pasti akan mengeluarkan api atau laser yang diarahkan kepada laki-laki berstatus sebagai kekasihnya.

"Kita lihat sampai berapa lama lo bisa ganjen kayak gitu, Kim Mingyu."

Rosé berjalan pelan ke arah Mingyu yang sejak tadi masih tebar pesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé berjalan pelan ke arah Mingyu yang sejak tadi masih tebar pesona. Ia melemaskan jari-jari tangannya sebelum tangan mungilnya meraih satu kuping kekasihnya.

"Aduh ... sakit ... sakit Yang ...."

"Sakit apaan? Cuman gue jewer doang sakit, biasanya juga gue cubit pinggang lo juga biasa aja."

Rosé terus berjalan dengan menarik telinga Mingyu. Tidak memperdulikan suara rintihan Mingyu yang meresakan rasa sakit pada daun telinganya.

"Yang ... sakit ... sakit ... lepasin ... aku janji enggak ng ... aduh sakit ... kenapa di kerasin ...."

"Bawel banget, sih! Janji mulu. Cowok tuh bisanya janji doang."

Sepanjang jalan, banyak pasang mata melihat ke arah keduanya. Namun Rosé benae-benar tidak memperdulikan semua yang memandang ke arahnya. Satu tujuannya adalah membuat kekasih tingginya itu jerah.

"Duduk," titah Rosé. "Coba ulangin yang tadi kamu bilang."

"Yang mana, Yang?"

"Tadi itu mau janji apa?"

"Oh. Aku janji enggak akan ngulangin lagi."

"Ngulangin apa?"

"Itu tebar pesona, genit sama cewek lain sama godain cewek lain."

"Janji doang? Enggak ada yang lain? Perasaan itu janji udah sering kamu ucapin lebih dari 100 kali selama dua tahun ini."

Rosé melihat perubahan wajah Mingyu yang terlihat menciut. Tapi Rosé tidak memperdulikannya, kekasihnya itu benar-benar harus diberi pelajaran.

"Coba sekarang aku tanya. Siapa yang mau sama cowok item kayak kamu? Siapa yang mau sabar ladenin cowok macem kamu yang sukanya genit sama cewek di mana pun? Coba jawab! Siapa yang diputusin sampai enggak makan seminggu?" Rosé menatap tajam ke arah Mingyu.

"Masih mau tebar pesona? Mau aku putusin lagi? Banyakkan cewek-cewek yang mau sama kamu? Kamu mau enggak makan seminggu kek, dua minggu kek, sebulan lebih kek. Aku enggak peduli."

Mingyu yang mendengar itu menggenggam erat tangan Rosé. "Yang, jangan dong. Aku tuh enggak bisa hidup tanpa kamu. Masa kamu tega sama aku."

"Lah bodo amat. Perlu kaca enggak?"

Rosé tersenyum dalam hati melihat Mingyu tengah bersujud di depannya.

"Yang. Aku janji sekali ini lagi, enggak akan ngulangin lagi. Aku minta maaf. Kalau sampai kita putus, habis aku sama Ayah, Bunda, Papi sama Mami kamu."

"Cuman takut sama orangtua aku doang? Kamu enggak sayang aku?"

"Sayang. Aku sayang banget sama kamu."

"Apa enggak denger kamu ngomong apa."

"AKU SAYANG KAMU, ROSÉ! MINGYU CINTANYA SAMA ROSÉ. ENGGAK ADA YANG LAIN."

Rosé tersenyum senang. "Bagus. Semua yang ada di sini saksi. Awas kalau sampai ngulangin lagi. Gue potong masa depan lo."

***

Mingyu & RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang