something...

339 116 15
                                    

****

Malam itu adalah sejarah paling menyeramkan yang pernah terjadi dikehidupanku. Tepatnya saat berusia 12 tahun kurasa masih terlalu dini untuk menyaksikan pertengkaran hebat kedua orang tua.

Sebenarnya itu sudah menjadi makanan sehari hari bagiku, namun siapa yang menyangka malam itu adalah yang terakhir kalinya.

Meski tidak tau awal akar permasalahannya, yang ku ingat ini sudah terjadi sejak aku berumur tiga tahun, mungkin juga sudah terjadi sebelum itu.

"apa yang terjadi dirumah ini? " kalimat yang selalu muncul dipikiranku.

ingin sekali bertanya pada ayah atau ibu, namun aku takut terseret dan menambah Ruyam.aku terlalu takut sehingga kupikir yang terbaik kulakukan adalah diam seperti patung. karna aku masih anak anak

Seperti malam itu, aku hanya diam walaupun aku menyaksikan Ibu dilempar kebawah balkon yang terdapat lantai keramik, kamu tahu? Aku bahkan tidak menangis.

Aku tidak berani menangis, karna aku masih ingin hidup.

Kepalanya terbentur lantai, pecah hingga menampakan bagian otak dan darah segarnya mengalir deras bahkan mengering dan membekas sampai sekarang.

Tentang ayahku...
Aku tidak yakin dia terkadang sangat baik dan sewaktu waktu bisa berubah menyeramkan, ibu juga begitu mungkin itukah sebabnya mereka bertengkar. Namun haruskah ayah sampai membunuh ibu? Setelah itu ayah memang menyesal, ia menyeret dan mengubur ibu di ruang bawah tanah.

Hari hari tetap berjalan seperti biasa. tidak ada polisi yang menyelidiki rumah kami, tidak ada seorang pun mencurigai apa yang terjadi dirumah itu bahkan sampai sekarang aku telah menjadi remaja berusia 20 tahun.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"tanya sang pemilik suara berat

Aku tersentak menyadari asal suara. itu ayah, Dia sudah berdiri disampingku dengan tatapan datar namun dengan sorot mata mengintegorasi, Ya ampun berapa lama aku melamun seperti ini?

"Ayah sudah pulang?" tanya ku mengalih topik pembicaraan.

Ia tidak menjawab, disaat saat seperti ini perlu bersikap waspada. Aku melihat dua kantong plastik ditangan ayah, ku tebak isinya semacam streetfood dan beberapa makanan instan lainnya.

Suasana itu sangat hening hingga 5 menit berlalu setelah puas menyelidiki barulah ayah berbicara lagi.

"ayah membawa makanan, mari makan!" ajaknya berjalan menenteng kantong plastik itu keruang makan.
Aku mengangguk pelan dan membuntunti dari belakang.

aku menghembus nafas pelan..
ini cukup melegakan.

Tidak ada percakapan, suasananya kembali hening seperti biasa. bahkan jangkrik pun sepertinya enggan untuk membuat keributan. Kami makan dengan tenang nyaris tidak ada suara garpu yang bertumpu, seruputan mie dengan kuah panas, atau bahkan suara gigi yang menggertak sedikitpun.

Setelah menghabiskan makanan, ayah beranjak begitupun aku. kembali kekamar mengunci pintu dan berbaring menatap langit langit kamar hingga terlelap.

***

Pukul 8.53 matahari mulai terik dan menyilaukan! hingga tidak bisa untuk melanjutkan tidurku. Sebenarnya Jika mau, aku bisa saja tidur sepuasnya.

Jangan berpikir menyenangkan Itu membosankan! Aku tidak pernah melakukan kegiatan selain bermalas malasan dirumah ini.

namun pagi ini agak janggal, seseorang seperti mengetuk pintu bunyi nya... lantang sekali.

Ayah tidak pernah mengetuk pintu selama 8 tahun belakangan. Karna Dia tidak suka membuat suara sekecilpun, dan selalu pergi tepat waktu sekitar pukul 6.00 serta seingatku tidak pernah sekalipun ketinggalan barangnya.

Namun sekarang sudah pukul 8.54 apakah ini cuma imajinasiku?

TOK TOK TOK...

"Astaga!! " aku tersentak berlari keruang tengah memastikan itu bukan imajinasi. Perlu diingat, Rumah ini tidak pernah kedatangan tamu.

Tok tok tok!!

Suara ketukan itu terdengar lagi.
Seseorang memang tengah mengetuk pintu rumah ini

"T-tunggu sebentar" segera aku membuka pintu, namun memang belum sepenuhnya terbuka karna itu...

Ah bagaimana cara untuk menjelaskan ini Tiada angin tiada hujan. lihat lah tamu pertama kami sekarang, bahkan aku tidak pernah membayangkan hal semacam ini akan terjadi.

Seorang dengan celana dalam lusuh dan bertelanjang dada berdiri berhadapan sejajar denganku Tidak hanya itu, bahkan ia memakai mangkok unik sebagai penutup kepala.

DEMI SEMVAK FIR'AUN!!

"Ya? Kamu mencari siapa pak?" tanyaku sinis. Pria itu tak lantas menjawab, masih tetap mematung didepan pintu dengan tatapan mengiba.

"Pak aku tidak punya uang! kamu bisa pergi? Hus hus" aku menegas dengan lantang sambil mengibas tangan keudara bermaksud menyuruhnya segera meninggalkan tempat ini. Sungguh hati yang kejam,aku baru saja mengusir pria itu lalu menutup pintu.

Kemudian menyesal. persis seperti ayahku, dan aku mulai bertanya kepada diriku sendiri Apakah tindakan ini benar? Bukan kah ini agak jahat?

Apakah aku harus meminta maaf? Ah sebaiknya jangan. Aku memejam mata untuk berfikir sejenak memutuskan untuk mengurung saja niat baik ini dan Membiarkan pengemis itu

Dilanda rasa penasaran segera aku menyingkap sedikit gorden tua melihat apa dia sudah pergi? ternyata belum, sedang apa dia. Ini cukup mencurigakan

Sekali kali melirik kearah arloji. Sudah 30 menit berlalu, namun tidak ada tanda tanda ia akan beranjak meninggalkan rumah ini.

Aku berpikir, mungkin dia hanya numpang berteduh karna lapar dan lelah nanti juga pergi. Meski agak aneh kurasa aku telah membuang buang waktu hanya untuk mengintainya.

Namun saat aku membalikan badan, sekujur tubuhku terasa beku keringat dingin bercucuran secara tiba tiba. Ini seperti film horor, pengemis diluar tadi... Bagaimana dia bisa masuk kedalam rumahku!

The Otherworldly Galactic StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang