Bagian 2

24 4 0
                                    

Barsha sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya, SMA Bakti Jaya. Kemudian Barsha turun untuk menuju ke meja makan.

"Pagi bunda cantik." Sapa Barsha seraya duduk di meja makan.

"Pagi juga sayang," balas Alya--bunda Barsha.

"Sha nanti kamu berangkat sama Alvaro ya." Ucap Alya membuat Barsha tersedak makanan.

"Uhuk! Uhuk!"

Alya segera memberikan air putih kepada Barsha dan di teguk Barsha sampai habis.

"Bunda kenal Alvaro??" Tanya Barsha kaget.

Alya mengangguk seraya tersenyum hangat.

"Alvaro itu anak dari sahabat bunda, kemarin bunda nyuruh Alvaro buat jemput kamu, soalnya bunda kemarin lagi banyak pesanan buat di jahit." Jelas Alya.

Jadi  kemarin Alvaro tau alamat rumah gue karena udah kenal sama bunda 'batin Barsha.

"Iya Bun." Ucap Barsha.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Barsha dan Alya menoleh ke arah pintu.

"Sana berangkat, pasti Alvaro udah dateng sha."

"Iya Bun, Barsha berangkat dulu ya Assalamualaikum." Pamit Barsha seraya menyalami Alya.

"Walaikumsalam."

***

"Hai" sapa Barsha.

"Hm, udah siap?" Tanya Alvaro

"Udah, yuk!" Seru Barsha semangat entah mengapa Barsha sangat terpesona melihat Alvaro.

Alvaro berjalan meninggalkan Barsha menuju motor ninjanya.

"Eh tungguin Monyet!" Teriak Barsha sambil berlari menyamai langkah kaki Alvaro.

"Aduhh, kalo mau berhenti ngomong napa!" Ujar Barsha karena menabrak punggung tegak Alvaro yang berhenti mendadak.

"Lo tadi bilang apa hm?" Ucap Alvaro tajam.

Barsha menjadi takut, aura Alvaro sudah beda lagi tadi dingin dan ini malah menjadi seram.

Barsha mengingat apa yang tadi ia katakan, ia memanggil Alvaro "Monyet"

Bego banget guee 'batin Barsha takut.

"Eh nggak apa-apa kok, yuk berangkat keburu telat." Ucap Barsha mengalihkan pembicaraan.

Alvaro masih menatap Barsha tajam.

Barsha segera menarik pergelangan tangan Alvaro.

"Pegangan," seru Alvaro.

"Apanya?" Ucap Barsha bingung.

Tiba-tiba Alvaro menaikan kecepatan ninjanya membuat Barsha refleks melingkarkan tangannya ke pinggang Alvaro.

Alvaro tersenyum tipis melihat hal itu, darahnya terasa berdesir aneh.

Saat hendak melepaskan tangannya--Barsha. Alvaro langsung memegangnya tanda jangan di lepas.

Pipi Barsha menjadi memerah karena perlakuan Alvaro, jantungnya berdebar tak karuan.

Barsha menyenderkan kepalanya ke punggung Alvaro dan mencium aroma mint Alvaro. Nyaman kata itu yang membuat Barsha mengeratkan pelukannya yang tanpa ia sadari.

Alvaro tersenyum hangat dan menstabilkan laju ninjanya kembali.

🙌✨

AlshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang