K•2

85 67 4
                                    

“AAAAHHGGRR!!” teriak Andreas frustasi. “SIALAN!” umpatnya.
“KENAPA?? KENAPA HARUS TERJADI LAGI?? KENAPA AKU NGELAKUIN ITU LAGI?”

Sebuah pertanyaan yang ia tanyakan pada dirinya sendiri. Matanya memanas, semakin perih sebab percikan air laut. Dan—air matanya bercucuran perlahan.

“Yol, maaf. Maaf, aku gak bisa buat kamu kembali. Yol, bunuh aku aja. DATANGI AKU MALAM INI DAN BUNUH AKU, YOL!” ucapnya penuh sesal yang berakhir emosional.

Sebegitu marahnya seorang Andre pada dirinya sendiri, tiga nyawa telah hilang akibat ulahnya. Betapa ia membenci dirinya lagi untuk yang ke sekian kali. Ia pikir, kutukan itu tak berlaku lagi setelah empat tahun silam—seorang wanita yang ia cintai memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara yang tragis setelah terjadi pertengkaran hebat antara dia dan kekasihnya yang sudah tiada itu. Dua tahun kemudian, kejadian yang sama terulang. Dan sekarang... Kembali terjadi.

Kutukan itu dijatuhkan padanya sejak enam tahun silam, tapi awalnya Andre sama sekali tak mempercayai itu. Dulu, Andre memang terkenal fakboi pada masanya. Semua gadis bisa ia miliki, semua gadis selalu berhasil ia kurung dalam permainannya. Sampai suatu saat—ternyata ia sudah salah dalam bermain-main. Andre bermain dengan gadis yang salah hingga berujung sial.

Andre adalah pembunuh, ia telah membunuh seorang yang pernah di bunuh. Dalam arti lain, sebenarnya gadis itu sudah terbunuh alias meninggal. Apa sosok yang tak kasat mata?

Ya, benar. Sosok itu sudah mencintai Andre dengan tulus, hatinya sakit, amat sakit ketika Andre berusaha keras mengusirnya dengan berbagai cara yang menyakitinya sampai akhirnya ia benar-benar pergi dengan sumpah serapah siapa pun yang mencintai ataupun dicintai oleh Andreas harus mati jika dikasari.

•••

KUTUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang