K•3

73 65 0
                                    

“Bro, kenapa lo?” Sebuah tangan memegang pundaknya. “Gue gak lihat Yolan dari ta—“

“Gak, lo gak akan bisa lihat Yolan lagi. Gak ada. Gue, semua orang sekalipun gak ada. GAK ADA!” Nada bicara yang meninggi di akhir kalimat membuat Wahyu, sahabat Andreas itu tersentak kaget. Matanya terbelalak setelah paham apa yang maksud perkataan Andreas, hanya Wahyu—hanya Wahyu yang tahu perkara ini.

Dengan langkah yang terseok, lemas seperti tak bertulang Andreas dituntun oleh Wahyu untuk menuju kembali ke penginapan. Nampak kesedihan dan penyesalan yang teramat dalam dari kedua netra Andreas yang menatap kosong lampu redup dalam kamarnya itu.

Entah kenapa, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang mencekik kuat lehernya membuatnya mengerang kesakitan juga kesulitan bernapas. Hendak berteriak meminta pertolongan tak bisa, Wahyu sedang tidak ada. Baru saja ia pamit untuk mandi.

“Ini lebih sakit, lebih sakit dari yang aku rasakan waktu kamu ngusir aku,” sebuah suara lirih mengisi ruang pendengaran Andreas.

“AGHHHHHHH!” Andreas mengerang, terus mengerang. Tak bisa mengucapkan sepatah katapun, Andreas yakin ia akan mati sebentar lagi.

“Aku gak setega itu, aku gak tega lihat kamu hidup terkurung dalam beban penyesalan. Aku akan bantu kamu untuk mengakhiri itu,” suara lirih mengerikan dan memekikan telinga itu terdengar untuk yang kedua kali seiring dengan darah segar yang mengalir dari telinga, hidung, juga mulut Andreas yang terus mengaga dengan bola mata yang sudah tak terlihat.

“Kamu bilang, kita gak bisa sama-sama karena kita beda alam. Aku gak bisa hidup di alammu, jadi kamu yang harus hidup di alamku.”

Gadis bersurai panjang lurus dengan wajah pucat serta kedua mata yang cekung itu berdiri di ambang pintu dengan kaki yang tidak menginjak pada lantai penginapan. Wajahnya datar tanpa ekspresi menyaksikan proses kematian pemuda yang tengah tergeletak bersama napas tersendat-sendat, senyum miring terpampang nyata tepat pada saat Andrean tak lagi bernyawa.

Ya, ia menang.

•••

KUTUK
penulis: Coldayy
artworker: SnowOnFire_

Cerita ini diikutsertakan dalam EVENT CERPEN CIRCLE PEDIA BATCH 2 TEMA MAGICAL TIME #CPShortStory

Mohon dukungannya dengan klik vote dan berikan kritik saran di kolom komentar, ya.

Terima kasih dan semoga menikmati :)

KUTUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang