11[Eleven]

3 0 0
                                    

Sudah dua hari Geraldine tidak masuk sekolah, hal itu membuat Keano khawatir, pasalnya cowok itu sudah seringkali menghampiri rumah kekasih nya, namun yang ia dapat hanyalah rumah yang sepi, seperti tak berpenghuni, bahkan Mang Acep, satpam yang biasanya berjaga di gerbang, tampak tak hadir di posnya.

Pernah sekali Keano bertemu dengan Bi Sari, namun baru saja ia akan menanyakan perihal Geraldine, Bi Sari dengan cepat masuk ke dalam rumah.

"Udah ada kabar soal Geraldine?" tanya Rayka, Keano hanya menggeleng pelan.

"Sebenarnya dia kemana sih?! Gue pusing! Gue bingung harus cari dia kemana lagi?!" ucap Keano frustasi.

"Tenang Kean, lo harus tenang dulu," ucap Abraham.

Ting!

Suara notifikasi itu berasal dari ponsel Keano , disana tertulis nama Geraldine, dengan cepat Keano mengangkat nya.

"Adine! Lo dimana? Kenapa ngilang sih?" cerocos Keano, tak lama terdengar suara laki-laki disana.

"Maaf  ini Om, Keano," ucap orang diseberang sana, itu Ghandi, ayah Geraldine.

"Ah, om! Maaf udah lancang, ada apa?"tanya Keano suaranya terdengar gemetar.

"Ada yang harus dibicarakan, Keano nanti bisa bertemu?" ucap Ghandi.

"Iya om, dimana?" Keano berbalik tanya.

"Nanti om shareloc aja," jawab Gandhi. Keano hanya membalas dengan kata 'iya'.

"Kenapa lo nyet?" tanya Rayka.

"Barusan ayahnya Geraldine telepon gue," tutur Keano, raut wajahnya terlihat sedih.

"Bukannya bagus? Kenapa muka lo malah lecek gitu?" tanya Rayka.

"Ada yang gak beres," jawab Keano.

"Gue balik duluan, bilang sama yang lain gue izin latihan," pamit Keano, teman temannya hanya memberikan anggukan.

Baru saja Keano sampai di parkiran, ponselnya lagi lagi berbunyi, menandakan ada notifikasi pesan didalamnya.

'RS MITRA' tulisan itu membuat mata Keano mau lompat dari tempat nya. Tanpa pikir panjang, Keano segera melajukan motornya kencang menuju tempat yang diberi tahu oleh ayah Geraldine.

Di rumah sakit, Keano lantas berlari menuju ruang VIP nomor 419, pikiran nya tak karuan, ia hanya ingin bertemu Geraldine.

Di depan pintu ruangan bernomor 419, ia menemukan pria paruh baya berkacamata, itu Ghandi.

"Assalamualaikum om," ucap Keano sembari menyalimi tangan Ghandi.

"Waallaikumsalam apa kabar? Semua sehat?" tanya Ghandi ramah.

"Alhamdulilah sehat om," jawab Keano sopan.

"Baguslah, kamu kenapa celingukan gitu?" tanya Gandhi.

"Khawatir ya, sama pacar nya?" ucap Ghandi sambil terkekeh kecil, ia paham sekali dengan Keano, namun Keano hanya tersenyum.

"Silahkan masuk," ucap Ghandi mempersilahkan Keano masuk.

Dengan pelan, Keano membuka pintu, ia terkejut melihat Geraldine tertidur dengan gips yang menempel pada lehernya.

"Dine," panggil Keano pelan, sangat pelan.

"Geraldine kecelakaan 3 hari lalu, tapi kata dokter dia cuma harus pakai gips itu selama satu minggu," jelas Ghandi.

"Kecelakaan apa om?" tanya Keano.

"Adine tertabrak mobil waktu mau jemput om di bandara, mungkin terlalu senang akan bertemu, dia sampai gak lihat kalau ada mobil dibelakang," tutur Ghandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang