Bersin

28 4 30
                                    

Surabaya di puncak kemarau, menjadi tempat dengan kondisi udara yang sangat tidak bersahabat. Pasalnya, bukan asap dari knalpot kendaraan dan asap dari cerobong pabrik saja yang menjadi komposisi polusi udara. Debu dan pasir jalanan yang diterbangkan oleh angin kemarau pun ikut tercampur di dalamnya.

Kondisi ini membuat siapa saja yang beraktivitas di luar ruangan harus mempersiapkan perlindungan seperti masker dan kaca mata. Jika tidak, maka benda-benda kecil dalam udara itu akan seenaknya masuk ke mata atau lubang hidung. Akibatnya, organ pernapasan akan memgalami gangguan yang ditandai dengan bersin atau batuk. Sama halnya dengan organ pengelihatan manusia yang bisa saja menjadi merah dan berair karena mengalami iritasi.

Di dalam sebuah kamar kos, tampak seorang laki-laki perantau bernama lengkap Embung Wahyu Saputra-biasa disapa Wahyu, sedang bersiap untuk melakukan aktivitas di luar ruangan. Seperti biasa, pukul 09.00 pagi ini ia harus berangkat ke tempat kerja menggunakan jasa ojek online dengan lama waktu perjalanan 15 menit.

Dari atas meja yang terletak tepat di samping tempat tidur, Wahyu telah meraih sehelai scraft coklat yang selalu ia pakai untuk melindungi hidungnya ketika berada di tempat berpolusi. Organ pernapasannya yang satu itu terlalu sensitif terhadap benda-benda asing tak kasat mata yang membaur dengan udara. Sedapat mungkin Wahyu harus memberikan perlindungan agar ia terbebas dari bersin yang tiada henti sepanjang hari.

Setelah scraft dimasukkan ke dalam tas, Wahyu beralih ke lemari pakaiannya. Ia buka pintu lemari itu dan mulai mengedarkan pandangan pada tiap sudut di dalamnya sambil mengangkat tumpukan pakaian satu persatu. Ada sesuatu yang sedang dicari Wahyu-sebuah kaca mata yang akan membuatnya nyaman ketika bekerja.

Sebenarnya, sebelum hari ini Wahyu tidak memiliki masalah pengelihatan yang serius seperti, rabun dekat, rabun jauh atau silinder yang dapat mengganggunya saat bekerja. Untuk melindungi mata dari debu selama berada di kendaraan pun ia lebih mengandalkan kaca helm. Namun, tujuh hari yang lalu, sebuah benjolan muncul di pelupuk mata kanannya. Ukuran benjolan itu semakin bertambah setiap harinya, hingga kini ia menjadi sebesar telur cicak.

Kaca mata yang dicari Wahyu memang tidak dapat mengempiskan benjolan itu, akan tetapi ia bisa dipakai untuk memperbaiki penampilan Wahyu di depan customernya-menutupi benjolan itu agar tidak terlihat. Sebagai seorang waiter coffee shop yang bertempat di pusat perbelanjaan terbesar se-Surabaya, Wahyu dituntut untuk selalu menjaga kerapian dan kebersihan penampilannya. Jangan sampai ada customer yang merasa tidak nyaman ketika melihat penampilan Wahyu.

Sayangnya, sudah lebih dari 15 menit mencari, kaca mata itu tidak juga ditemukan. Terlampau jarang Wahyu memakainya, ia sampai lupa di mana terakhir kali benda itu diletakkan. Merasa sudah sangat kebingungan, Wahyu mengempaskan dirinya ke atas tempat tidur. Pikirannya mendadak jadi kusut  karena sebuah kacamata. Di atas kasur kapuknya ia mendengus seraya berualng kali mengusap wajahnya yang mulai berminyak.

Setelah cukup tenang, Wahyu mengangkat pergelangan tangannya yang terpasang arloji. Ia memeriksa waktu yang tertera di sana-barangkali ia bisa menggunakan beberapa menit untuk membeli kaca mata sebelum tiba di tempat kerja.

Wahyu terpranjat seketika. Naas, waktu di arlojinya sudah menunjukkan pukul 09.00. Padahal, Wahyu harus sudah memasukkan bukti kehadirannya berupa rekam sidik jari pada sebuah mesin sebelum melewati pukul 09.30. Sedangkan saat ini ia masih berada di kamar kosnya dan belum memesan ojek online.

Menyadari hal tersebut, Wahyu bergegas mengambil gawai, lalu melakukan beberapa ketukan pada layarnya sambil berjalan ke luar kamar dengan tergesa. Seketika Wahyu lupa perihal kaca mata.

Soal jam kerja, walau terhitung sejak pukul 09.45, tapi Wahyu selalu berusaha agar tiba 15 menit sebelumnya. Dengan begitu, ia akan mendapatkan bonus kehadiran sejumlah Rp 10.000,-. Mungkin, bagi sebagian orang jumlah itu tidak lah seberapa, tapi jika dikumpulkan selama satu bulan, bonus kehadiran  itu bisa digunakan Wahyu untuk mencukupi kebutuhan logistiknya.

Skenario TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang