4

66K 350 16
                                    

Ternyata pak Juna membawaku ke suatu tempat, tempat itu sangat indah, seperti negeri dongeng menurutku. "Pak ini tempat apa?" Tanyaku. Ku lihat pak Juna terkekeh melihatku "ini adalah hadiah untukmu, yang terpenting sekarang kamu harus mau menjadi gadisku Hana" jawabnya. Hah gadisnya? Apa pak Juna gila? Aku kan hanya gadis biasa kenapa dia menjadikanku sebagai gadisnya? Oh Tuhan apa sih maksudnya?.

"Saya kan hanya gadis biasa pak, bukan wanita sempurna" jawabku. Sepertinya pak Juna hanya diam, dia memikirkan apa ya?

"Hana, sudahlah. Memangnya apa bedanya sih kamu dengan wanita di luar sana? Mereka wanita biasa juga kok, tapi bagiku kamu itu istimewa, baby" ujar pak Juna.

Aku yang mendengar ujaran dari pak Juna hanya diam malu, aku tak sangka pak Juna orang yang dingin sepertinya bisa membuat suasana hatiku menjadi sangat nyaman saat bersamanya.

Kami pun makan-makan bersama sambil menikmati suasana malam yang sangat menyenangkan sambil mengobrol dengannya. Asyik juga bisa mengobrol dengannya, aku jadi tertarik jika begini mulu caranya.

"Hana besok kamu temani saya untuk meeting ke Perancis" ucapnya. Astaga apa itu? Temani dirinya ke Perancis, tak usah di tanyakan lagi, pastilah aku mau. Siapa yang tidak mau pergi ke Perancis? Negara itu sangat istimewa untuk banyak orang.
   
                                         """"

"Hana besok kamu temani saya untuk meeting ke Perancis" ucapku. Sepertinya dia malu-malu kucing. Aku jadi gemas melihatnya. Ingin sekali aku menyubitnya. Tapi aku harus lihat-lihat dulu, nanti dia marah padaku.

Setelah selesai makan, aku dan Hana pulang ke rumah kami masing-masing, sebelum itu aku mengantarkannya pulang. Aku khawatir saja jika dia harus pulang sendirian apa lagi dia itu perempuan, bisa bahaya nanti sugar baby ku.

"Hana saya antar pulang aja ya?" Pintaku. Hana sepertinya malu-malu saat aku mengantarnya pulang "apa bapak tak keberatan?" Tanyanya.

Aku menggeleng "tidak" jawabku, aku menggeret tangannya untuk keluar dari tempat itu. Ku ajak dia ke mobilku yang sudah terparkir di sana, lalu ku injak pedal gasnya dan berjalan ke arah rumahnya. Biarlah Tika memarahiku atau nangis-nangis. Biarkan saja, wanita cacat itu sudah membuatku muak, ih rasanya aku ingin sekali membunuhnya, rugi juga kalau aku membunuhnya. Pertama aku bisa masuk penjara dan kedua aku tak akan bisa membudaki dirinya.

Aku kan bukan pria brengsek yang kerjanya hanya membunuh seperti Gibran, jika tak senang membunuh, aku bukan pria seperti Gibran sahabat ku. Orang yang punya banyak anak buah dan banyak cabang di seluruh bagian bumi ini, jika di bandingkan dengan aku ya aku kalah jauh dengannya. Dia itu kaya raya, namun aku juga agak tertawa saat tahu dia punya affair dengan anaknya sendiri tapi tak apa lah, dia kan sahabat ku.

Hay aku comeback lagi guys, gimana chapter nya bagus gak?

Jangan lupa vote & comment ya😘

SUGAR DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang