MALAIKAT

6 1 1
                                    

Hari Senin ini kami baru masuk sekolah lagi setelah seminggu diliburkan.

Syukurnya sekolah tidak mengalami kerusakan fatal. Beberapa retakan sudah di plester. Taman dan bangku-bangku dari semen yang berjajar di koridor kelas yang sebelumnya retak juga sudah diperbaiki.

Dari kejauhan aku melihat Dennis masuk ke kelasnya. Iseng aku mengikutinya. Lalu memperhatikan dari jauh bagaimana dia di kelasnya.

Aku ingin melihat, apakah 2 orang kecoa itu masih berani sama Dennis setelah kukerjai Minggu lalu dengan tubuh Benri?

Tampak Dennis hanya duduk sendirian. Membuka tasnya lalu mengambil buku bacaan. Lalu 2 kroco itu hanya duduk di belakang kelas tanpa memperdulikan Dennis yang berjarak tiga meja dari mereka.

"Syukur deh. Sepertinya ngefek," bathin Brill lega.

Saat Brill hendak berputar ke kelasnya, dia melihat Benri lewat di depan kelas Dennis. Bertepatan dengan 2 orang kroco kelas B keluar pintu. Mereka bertiga bertemu muka. Tapi suasananya jadi awkward, Benri keheranan melihat wajah 2 orang anak B tampak ketakutan dan menghindari tatapannya.

Brill terkekeh geli. Sedang Benri keheranan. Dua orang itu segera pergi dari hadapan Benri.

Bicara tentang keanehan. Aku sudah kembali ke tubuhku semula. Jadi ceritanya, usai aku ngerjain 2 kroco kelas B itu. Aku kembali ke kelas, lalu menggotong tubuhku sendiri ke UKS. Aku bingung apa yang harus kulakukan jika Benri bangun dalam keadaan jiwanya tertukar denganku?

Karena lelah menggotong badans sendiri jauh-jauh sampai UKS. Aku ketiduran di kasur sebelah Benri.

Jam-jam berlalu.

Saat terjaga, aku kaget melihat kasur sebelahku kosong. Di mana tubuhku? Tapi tunggu, perasaan, tadi aku ga tidur di kasur ini!

Refleks, kucari cermin. Wajahku kembali! tubuhku kembali! Ternyata aku sudah balik ke tubuhku semula. Aku hanya menggaruk-garuk kepala lalu keluar dari UKS.

Sampai sekarang aku ga yakin, apakah Benri menyadari kejadian aneh Minggu lalu? Aku malas bertanya padanya.

Yowes.
Sekarang saatnya menyambung kembali hari-hari SMA ku yang sempurna! Selama seminggu libur, aku tak menyia-nyiakan waktuku. Aku mencari rumus-rumus baru untuk meng-upgrate kesuksesan ku sebagai anak SMA yang bebas bully!

Dan aku tak ingin merasa bebas sendiri. Aku juga ingin menyelamatkan yang lain. Dennis adalah yang pertama. Sejauh ini beberapa intrik kecil berhasil menyelamatkan nya dari bully-an. Selanjutnya aku akan mencari yang lain!

Ini adalah kesibukan yang menyehatkan jiwaku. Tiba-tiba aku merasa sesuci malaikat. Wkwk.

Aku juga terus belajar giat dan menyelesaikan soal-soal di LKS! Walau belum disuruh mengerjakan oleh guru, aku yakin mengerjakannya sekarang akan membuatku bisa bersantai kedepannya nanti.

Pembelajaran di awal Minggu ini belum normal sepenuhnya, jadi dari 4 pelajaran hanya 2 yang masuk. Desas-desusnya sih begitu.

Nah lantaran udah 20 menit, tapi guru pelajaran kedua belum juga muncul dari pintu kelas. Aku memutuskan keluar. Bosan di dalam kelas. Mendengar mereka cerita tentang gempa ini dan itu.

Dengan malas aku menyeret langkahku ke kantin, mau beli kopi kotakan yang biasa kuminum.

Di kantin, eh malah ketemu gengnya Viviana. Ada Vany dan Vella, juga Benri dan Bian. Pengen muter balik tapi mereka udah pada nyadarin keberadaanku. Keliatan banget ngindarnya kalau aku muter sekarang.

"Briiiil!!" Sorak Vivivana dari kantin.

Aku cuma bisa nyengir kuda. Sambil melambai enggan. Aku bukannya mau ngindarin mereka. Justru bagus buat statusku kalau dekat dengan mereka. Aku cuma males liat Benri.

Dia termakan suuzon-nya sendiri. Ngirain gue bakal rebut Viviana dari dia. Halleh, pacarnya juga bukan, ngapain sibuk amat ngatur siapa yang boleh dekat sama Viviana!

Alhasil aku nimbrung sama mereka.

"Brill. Pas gempa kemarin kamu di mana?" Tanya Viviana.

"Di kelas. Aku kan yang terakhir mau keluar dari kelas,"

"Aku yang terakhir!" Sahut Benri cepat.

"Ooh. Jadi beneran kau yang menarik tasku Minggu lalu!"

"Terus Lu mau apa, balas?!" Benri nyolot.

Mencium bau-bau peperangan Bian langsung menengahi.

"Weits! Sabar B-bro! (baca: bi bro),"

"B-bro?" Tanya Vella.

"Iya, karena pangkal nama kita sama-sama B kan. Brilliandi, Benri, Bian. B-bro ga tuh!

"Ogahan!" Muncung gue manyun duluan.

"Jan gitu bro, asal lu tahu ya. Benri tuh sebenarnya baik kok Ama lu! Nih ya, waktu gempa kemarin, gue dapat info, dari anak-anak, katanya Benri ngegotong Lo ke ruang UKS karena Lo pingsan waktu gempa!"

Pret!!
Itu malah gue yang ngegotong Benri tau!

Emosi gue teriak di kepala.

"Masa iya si bro? Gue justru yang nggak ingat apa-apaan waktu kejadian. Terakhir gue bangun udah di UKS! Dan di sebelah gue, ada si upil ini!"

"Eh tutup kaleng rengginang! Sekarang lu jelasin ke gue. Kenapa kemarin lu narik tas gue!"

"Nanti pulang sekolah gue tunggu lu! Di lapangan sepak bola depan!"

"Kenapa ga sekarang, di sini! Malu sama cewe Lo?" Aku melirik Viviana yang dari tadi jadi pendengar setia.

Tahu apa maksud ucapan gue. Seketika wajah Benri merah padam. Bian segera mengambil tindakan.

"Oooo ooop! Udah bro! Yah, ada cewe di sini nih. Malu bro maluu!"

Benri yang udah sahabatan dari SMP sama Bian. Ternyata nurut aja.

Aku mengehla napas panjang. Udahlah ga usah dibahas Brill, udah lewat juga. Toh lu ga diapa-apain sama si Benri. Dia aja pingsan! Sahut diriku sendiri sambil menyeruput kopi kotak kesukaanku.

Tiba-tiba 3 orang anak basket yang merupakan senior Benri, datang menghampiri kami.

"Yo! Junior! Lagi bolos ya!"

"Bukan kak. Guru ga masuk. Jadi kami minim dulu," sahut Viviana ramah.

"Ooh. Yadah. Nah, kebetulan ada orang yang lagi kita cari di sini!" Salah satu dari mereka menepuk bahu Brill.

"Nyari saya bang?" Tanya Brill santai.

"Iya. Sini, sini, kita ngobrol dulu,"

Ketiga senior itu mengambil bangku tambahan dan bergabung dengan meja Brill dkk.

"Langsung aja nih. Nama Lo... Brilliandi, ya"

"Lo yang kemarin nge-shoot three point dari bangku penonton kan?"

Aw. Bagaimana ini. Sepertinya ini adalah efek kupu-kupu dari kejadian kebetulan yang haqiqi kemarin.

APA YANG HARUS KULAKUKAN? AKU GA BISA MAEN BASKET MBAAAH!!

---White Psycho---
948 word

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang