Chapter 1

2.5K 209 4
                                    

Media: Ewha Women University

🍁🍁🍁

Suasana Pagi di Ewha Women University tampak cerah dan ramai. Beberapa mahasiswi berlalu-lalang menuju kelas maupun sekedar duduk di taman seraya berdiskusi seputar obrolan kalangan mahasiswa yang tak jauh-jauh dari hal percintaan, fashion dan mahasiswi cantik dan keren di kampus. Namun, agak berbeda dengan suasana hati salah satu mahasiswi populer di kampus ini.

Rasanya tak begitu mudah untuk melalui mata kuliah kalau perasaan sedang tidak tentu. Membeludak rasa penasaran memenuhi pikiran Jennie. Ada saja yang mampu menyita perhatian para mahasiswi di universitas khusus perempuan ini. Dan kali ini, mereka sibuk membicarakan seseorang yang bernama Lisa.

Inilah yang kadang terngiang di telinga Jennie. Namun untuk kali ini, dia kembali memusatkan perhatiannya pada layar proyektor yang dipenuhi oleh materi pembahasan Prof. Sandara, dosen Pengantar Ilmu Budaya.

Perlahan mulai cewek manis itu menggerakkan pulpennya, menorehkan tinta pada lembaran-lembaran kertas kosong pada buku bindernya. Tetapi sebenarnya sedari tadi kejenuhan menyelimuti hatinya, hingga terus muncul keinginan agar Prof. Sandara segera mengakhiri kelas hari ini. Sayang sekali, hal itu tak mungkin terjadi, melihat dari semangatnya Prof. Sandara  mengajar hari ini.

Jennie menghela napas panjang. Belum habis tulisan yang muncul di slide, pulpen dilepasnya hingga tergeletak di atas binder. Jennie menundukkan kepala sedikit dengan tangan kanan menopang dagu.

"Nanti aku pinjam catatanmu ya, Chu?" bisik Jennie pada Jisoo, sahabatnya yang juga satu kelas dengannya untuk mata kuliah ini.

"Kenapa nggak nyatat sih?" tanya Jisoo bingung.

"Aku lagi nggak mood nih." sahut Jennie memanyunkan bibirnya.

"Apa karena mahasiswi baru itu?" tebak Jisoo ngasal.

"Heh, kok mikir gitu, sih?" raut wajah Jennie jadi mengerut, tampak keberatan. "Kayak nggak kenal aku saja." gerutu Jennie.

"Yah, siapa tahu sekarang lain kan Jen."

"Ah, sudahlah! Lebih baik kau lanjutin nulis sana." suruh Jennie dengan raut muka cemberut. Gadis itu kemudian terdiam. Tatapan matanya tertuju pada lembaran binder yang masih terbuka. Pulpen yang tergeletak di atas binder ia pegang lagi. Lalu pulpen itu dia main-mainkan.

Jisoo menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan tingkah sahabatnya itu. Ia tersenyum kecil. Kemudian perhatian gadis itu pun kembali terpusat pada materi di layar.

"Huh! Cewek itu seperti apa sih?" desah hati Jennie penasaran. "Apa dia secantik Selena Gomez? Ah, mana mungkin secantik itu. Tapi... kok bisa-bisanya orang itu jadi buah bibir para mahasiswi di kampus? Apa Lisa itu lebih cantik dari Rose? Nggak mungkin, ah!"

Entah ada apa, mendadak saja senyum Jennie mengembang. Cukup manis terlihat. Tentu saja saat itu ada hal yang membahagiakan mewarnai benaknya. Jennie termenung dalam diam. Perlahan angannya melayang, membumbung tinggi terbang membawanya ke puncak lamunan. Gadis manis itu terbuai.

"Rose..." gumam Jennie lirih.

Jisoo yang mampu menangkap gumaman itu mengerutkan kening. Saat itu baru saja dia selesai mencatat. Jisoo lalu memalingkan wajah, menatap Jennie dalam mulut yang tetap terkunci rapat.

"Sebenarnya kau gadis baik. Tapi... maafkan aku!" lanjut Jennie parau.

Jadi, kau sudah katakan kalau kau nggak cinta padanya?" tanya Jisoo berbisik. Gadis itu merasa mengerti maksud perkataan Jennie tadi.

Jennie tak menyahuti. Bisikan itu sedikitpun tidak mengusik perhatiannya.

"Eh, Jen!" seru Jisoo lagi. Kali ini suaranya sedikit keras disertai tangannya yang menggerak-gerakkan tubuh Jennie.

Fractura Hepatica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang