Chapter 4

1.2K 167 24
                                    

Media: Urban Zakapa - I don't love you

🌉🌉🌉

Keempat gadis cantik itu memasuki ruang pameran begitu sampai di gedung kesenian. Di halaman gedung, orang-orang masih tampak berdesak-desakan. Sebagian besar mereka para anak muda yang datang bersama pasangan-pasangan mereka. Meski berdesak-desakan, hawa terasa tidak panas sebab halaman gedung ditumbuhi pohon-pohon rindang. Cuma debu dan bau keringat yang cukup menyengat.

Saat akan memasuki ruang pameran, Rose segera meraih tangan Jisoo. Melihat itu membuat Jennie mengembangkan senyum manis. "Duh.. ada yang nggak tahan lagi nih.." goda Jennie.

Rose segera membalas senyum. Sementara Jisoo dan Lisa mengerutkan kening, masih tidak mengerti. Ketika Jisoo hendak angkat bicara untuk bertanya, segera Rose menyeret tubuhnya masuk ke ruangan.

"Maksudmu apaan sih, Jen?" tanya Lisa yang masih bingung.

"Mereka baru jadian, Lis."

"Benarkah?" Lisa terkaget. "Dari mana kau tahu?"

"Di taman tadi, Rose bilang padaku.."

"Baguslah kalau begitu.." desah Lisa menatap wajah Jennie yang masih tersenyum memandang Rose dan Jisoo pergi.

"Aku bahagia banget melihat mereka," ucap Jennie. Lalu dia menoleh ke arah Lisa. "Hei, kenapa kau menatapku begitu?"

"Jen.. berarti sekarang aku nggak punya saingan lagi kan untuk mendapatkan hatimu?"

Jennie kini mengerutkan kening tampak bingung. Tatapan matanya tajam menelaah raut wajah perempuang cantik di dekatnya itu.

"Terus terang, aku takut banget pada Rose."

"Apa maksudmu berkata begitu?"

"Aku takut kalau Rose menyukaimu.."

"Rose menyukai aku, lalu apa urusannya denganmu?"

"Aku... aku...," Lisa tiba-tiba tak mampu berkata. "Ah.. lebih baik kita segera menyusul mereka."

Lisa meraih tangan Jennie, kemudian mengiring tubuh gadis manis itu melangkah menyusul Rose dan Jisoo.

Sementara itu, Jisoo yang masih diseret Rose dengan memegang tangannya merasakan sesuatu yang lain dalam dirinya. Jantungnya berdegup kencang. Diikuti hatinya yang berdesir. Perasaan itu membuat dia tak tenang. Napasnya jadi sesak. Tapi dia tak mampu menolak.

Rose membawanya ke sebuah pojok gedung kesenian yang agak tersembunyi. Tangan gadis itu akhirnya dia lepas. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Jisoo terdiam bagai tak mendengar ucapan Rose. Jisoo berdiri dengan tubuh bagian depan mereka saling berdempetan. Jisoo sedikit mendongak karena tubuh Rose yang lebih tinggi darinya. Sorot matanya menatap wajah Rose cukup lekat. Perasaan lain itu membawa pergi kesadarannya.

"Jisoo!" sentak Rose akhirnya. "Kau baik-baik saja kan?"

"I..iya.. apa?" sahut Jisoo terbata-bata

"Aku ingin bicara denganmu.."

"Tentang apa?"

Rose terdiam sejenak. Dia menarik napas panjang. "Di depan Jennie, aku terpaksa mengaku sudah jadian denganmu..."

Fractura Hepatica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang