[ 4 ] First Time 2/2

5.4K 103 5
                                    


Tanganku memegangi rambut Joe. Mencoba untuk membuatnya bertahan di posisi itu. Mencoba untuk terus merasakan kenikmatan ini.

"Ah.. fuck.." Desahku.

Aku sudah tak mampu mengontrol diriku. Desahan dan erangan keluar begitu saja tanpa kuminta.

"Enak sayang?" Tanya Joe disela-sela permainan lidahnya.

Aku mengangguk, "Enak say..yangghh"

Lidahnya terus bermain riang disana. Perlahan turun dan terus turun menjilati perutku. Dia kembali mencari tempat untuk bermain, di sebuah lubang yang dangkal dia terus menggali.

Pinggangku di angkat. Celana pendek berwarna hitam ditarik kebawah. Menyisakan celana dalam Sport Rider berwarna hitam dengan garis biru tua. Tonjolan itu nampak jelas dibaliknya.

Joe menelanjangiku. Dilempar entah kemana celana dalamku setelah dia melepaskannya. Tegak dan menantang, permainan lidah Joe membuatku tegang.

Tubuhku dibalik. Memperlihatkan punggung lebar dengan bongkahan pantat yang menggugah gairah. Joe mengecup punggungku, menjilatinya dan menggigitnya pelan.

Dia meremas pantatku. Menikmati bongkahan mulus ciptaan Tuhan yang memukau itu. Tak puas dengan hanya meremasnya, Joe menciuminya dan menjilatinya. Dibuka belahan itu dan Joe menjilati lubangku.

"Ahh... Enak banget Joe! Fuck!"

Sensasinya luar biasa nikmat. Tubuhku meregang, tak kuat menahan rasa nikmat. Ku arahkan tangan kiriku untuk memegang rambut Joe. Mendorong kepalanya untuk masuk lebih dalam.

"Ahh.. eunghh... Sayanghh..."

Aku meronta keenakan. Namun, Joe tiba-tiba berhenti. Dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan membisikkan sesuatu.

"Pake pelumas atau ludah aja?" Tanyanya.

Tidak mungkin aku menolak menggunakan pelumas. Ini adalah kali pertama aku melakukannya. Rasanya pasti akan sangats sakit jika aku hanya memakai air liur.

"Pakai pelumas ya sayang. This is my first time and it will be hurts so bad." Balasku.

Joe beranjak dari tubuhku. Mengambil sebuah benda berwarna biru yang ada di dalam laci kamarku.

Ha! Kamarku?

"Sejak kapan kamu taruh benda itu di kamarku? Aku gak pernah beli barang begituan!" Aku sedikit kesal.

Joe tidak menjawab. Yang dia lakukan adalah melepas celana jeans biru miliknya. Menampilkan sebuah bulge yang lumayan besar di balik celana dalamnya. Joe pasti bercanda. Mungkin tidak.

Tubuhku ditarik. Kepalaku sekarang menghadap ke arahnya. Tidak! Lebih tepatnya menghadap ke arah tonjolan itu.

"Bukain dong sayang.." Pinta Joe.

Kuturunkan celana dalam itu. Joe telanjang bulat dengan junior nya yang tegak menantang. Delapan belas sentimeter dan itu cukup tebal. Aku menelan ludah karena merasa takut.

[ Dari sini bahasa akan sedikit kasar, maksudku tidak ada lagi bahasa halus untuk dick ]

Kupegang kontol Joe. Kujilat kepala kontol merah muda itu yang berbentuk seperti jamur. Kumasukkan lidahku ke lubang kecil disana. Joe mendesah, membuatku semakin bersemangat untuk men service kontolnya.

Perlahan kumasukkan kepala kontol itu kedalam mulutku. Menghisapnya pelan lalu sedikit kuat, seperti itu berulang kali. Puas bermain dengan kepala kontol, kumasukkan lebih dalam kontol Joe ke dalam mulutku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARAS [ On-Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang