Aneh

674 80 29
                                    

Taehyung berhasil meloloskan gigitannya di leher sang istri. Setelah adegan di kamar mandi itu, Taehyung langsung melilitkan handuk dan segera membopong Jennie yang masih dalam keadaan basah kuyub. Ia harus segera menuntaskan yang sejak tadi terasa mengganjal pada tubuh bagian bawahnya.

Persetan dengan hawa dingin yang terus menusuk kulit mereka. Malam ini Taehyung akan mengubahnya menjadi malam yang paling panas selama hidupnya di dunia.

Jennie melengkungkan tubuhnya ketika Taehyung dengan brutalnya menggigiti cuping telinga memberikan sensasi geli yang sangat menggelitik. Setelah puas dengan telinga, Taehyung kembali melumat bibir Jennie dengan ganas. Jennie yang hanya memakai handuk berusaha melepas satu persatu kancing kemeja yang Taehyung kenakan tanpa melepaskan tautan mereka.

Mereka berdua harus dalam kondisi yang sama, harus sama-sama bertelanjang bulat, bukan? Agar sentuhan terbakarnya lebih terasa.

Namun di saat Taehyung hendak melucuti pakaiannya sendiri agar lebih cepat, tiba-tiba saja suara petir menyambar pendengarannya. Keduanya terjingkat. Mengganggu saja. Jadi tertunda, kan aktivitas yang sangat krusial tadi.

"Astaga. Mengagetkan sekali." Kelakar Taehyung. Ia beranjak duduk. Meninggalkan istrinya yang sudah dalam keadaan porak poranda menunggu tindak lanjut perlakuan sang suami.

Mendadak suasanya malah semakin dingin. Angin berhembus tak kenal arah. Ikut terbawa masuk melalui jendela yang entah sejak kapan terbuka lebar, menampilkan gelapnya malam dan rimbunnya pepohonan di balik jendela itu.

Suara petir terdengar lagi. Kali ini lebih keras disusul dengan rintikan hujan yang kian deras. Lolongan suara srigala dan gonggongan anjing pun membuat suasanya semakin tak bersahabat.

"Bukankah tadi cuacanya cerah-cerah saja." Kata Taehyung seraya menutup jendela kamarnya.

Sebelum ia menutup korden jendela itu, sekelebat Taehyung merasakan ada yang berlari di semak-semak. Dari kejauhan Taehyung dapat melihat pergerakannya. Namun Taehyung tak ambil pusing. Ia segera menutup konden itu dan berlalu kembali ke tempat istrinya berbaring.

Ketika ia hendak melanjutkan aksinya, Taehyung tak menemukan sang istri di atas tempat tidur.

"Lho Jennie, kau dimana sayang?" Lagi lagi, istrinya ini sering tiba-tiba menghilang. Membuat Taehyung khawatir saja.

Taehyung lantas mencari keberadaan sang istri. Di dalam kamar mandi, tidak ada. Di lemari pakaian, nihil. Di bawah kolong tempat tidur, kosong.

Taehyung segera beranjak keluar kamar dan menyusuri tangga menuju lantai satu.

Lantainya terbuat dari marmer yang sangat dingin. Dindingnya kokoh dilapisi cat berwarna krem. Dan tentu saja, banyak sekali lukisan bernuansa klasik tertempel indah di dinding.

Taehyung sempat mengagumi keseluruhan desain dari vila milik paman Jennie ini. Tak habis fikir bagaimana sang paman merawat bangunan tua ini, sedangkan beliau hanya tinggal seorang diri di tempat terpencil seperti ini. Semoga paman Jennie selalu diberi kesehatan dan panjang umur.

Taehyung masih mencari keberadaan sang istri. Pasalnya, sejak tadi ia terus mengumandangkan nama Jennie, namun istrinya tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Ini sudah larut malam. Taehyung melihat jam besar di sudut ruangan yang sebentar lagi jarumnya menunjuk tepat pukul dua belas malam.

TENG TONG

Benar, kan. Taehyung hampir saja terkena serangan jantung mendengar bunyi dari jam besar itu.

Di luar hujan semakin deras, pun suara petir bersaut-sautan belum ingin meninggalkan langit. Perapian sudah menyala sejak tadi. Lumayan membuat ruangan sebesar ini menjadi hangat.

House Of DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang