Angin sore menyeruak memasuki halaman vila hingga sudut-sudut ruangan. Pukul tiga sore Jennie ingin bersantai sejenak menikmati indahnya pemandangan.
Sepi. Hanya terdengar suara burung gagak dan hembusan angin yang menabrak kulit wanita itu hingga meremang.
Taehyung pergi bersama pamannya. Ia bilang mereka akan membeli perlengkapan memancing di perkotaan, lumayan jauh dan memakan waktu cukup lama. Letak vila yang tidak strategis memang sedikit membuat logistik memakan waktu cukup lama dalam pendistribusiannya.
Dan semua itu dapat tergantikan dengan pemandangan dan kesejukan alam yang masih alami memanjakan penglihatan.
Namun jika diperhatikan dengan seksama, suasana di vila paman Jennie terasa sangat dingin. Sekali tempo, ketika Jennie ingin mencoba meraup oksigen lebih, ia selalu menghirup aroma lain secara tak sengaja. Aroma tak sedap seperti ikan busuk yang sudah lama tidak pernah dibersihkan. Namun anehnya, bau itu hanya lewat dan Jennie tak pernah menemukan dimana tepatnya aroma itu berasal.
Masih tersisa beberapa hari lagi ia menghabiskan liburannya di sini. Jennie mencoba tak acuh dengan aroma busuk itu. Ia memutuskan untuk kembali masuk dan, ya. Sore semakin pekat berganti malam. Kemana perginya Taehyung sampai lupa waktu begini?
Sudahlah. Dia sudah dewasa pasti tahu caranya menjaga diri. Lagipula yang seharusnya khawatir adalah Taehyung. Ia meninggalkan seorang wanita cantik sendirian di sebauh desa terpencil di tengah hutan. Bahaya, bukan?
Jennie pergi ke dapur. Menyiapkan makan malam sepertinya hal yang tidak buruk.
Wanita berparas anggun itu mulai mengiris wortel dan aneka sayuran yang lain, ia ingin membuat japcay untuk menu makan malamnya bersama sang suami.
"Auch." Pekik Jennie. Jarinya teriris. Baru irisan ke dua, hal yang tidak ia inginkanpun terjadi. Air mata spontan merembes begitu saja, bahkan darah yang keluar hanya sedikit wanita itu akan tetap menangis seperti dilanda badai besar.
Jennie berusaha mencari lap untuk membersihkan darahnya, sesosok tak dikenal muncul dan segera menarik tangan Jennie menuju wastafle. Mengucurkan air di jari yang masih mengalirkan darah itu.
Darah yang sangat segar.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya orang itu.
"Ya."
"Syukurlah." Orang itu berhembus lega dan menyunggingkan senyum manisnya.
Jennie juga merasa lega. Setidaknya ada orang lain disini. Tapi omong-omong siapa orang itu?
Melihat tanda tanya besar di kepala Jennie, orang baru itu segera mengenalkan diri.
"Oh anyeong hasseyo. Perkenalkan namaku Jeon Jungkook. Aku biasa membantu paman Kim mengurus vila ini."
Oh hanya seorang pemuda yang senang membantu.
"Anyeong hasseyo. Aku Jennie Kim, keponakan paman Kim."
"Senang bertemu denganmu."
"Aku juga."
"Omong-omong, aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Ternyata Paman Kim mempunyai keponakan yang sangat cantik, ya?"
"Ah.. aku tidak secantik itu." Jennie tersanjung. Bukan hanya pemuda ini yang memujinya, hampir seluruh laki-laki yang ia temui pertama kali berkata seperti itu. Tidak sombong.
"Kau benar-benar cantik." Jennie kembali tersipu mendengar penuturan itu.
Sejak datangnya Jeon Jungkook tadi, Jennie sangat-sangat terbantu. Pemuda itu memang sangat cekatan sekali dalam membantu apapun yang bisa ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Devil
HorreurTaehyung dan Jennie adalah pasangan suami istri yang baru saja menikah. Berencana honeymoon di vila pamannya yang jauh di dalam hutan. Akses jalan menuju vila itu sedikit sulit dan juga sepi. Namun setelah sampai di vila, bangunan bergaya eropa itu...