"Masa lalu memang terkadang tidak sopan. Aku benci itu. Tanpa permisi, ia masuk disaat diri ini sedikit lagi selesai membangun kembali puing-puing rasa yang sempat dibuat hancur olehnya. Entah takdir atau memang semesta sedang ingin memberi pelajaran."
*KRINGGGGG*
Pukul 05.00 WIB. Alarm hp berbunyi kencang bersaut dengan suara kicauan burung di pagi hari. Dengan mata panda yang masih menyelimuti wajahnya karena begadang mengerjakan tugas, ia bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk wudhu dan sholat subuh. Atika, 19th, mahasiswi semester 3 yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Malang. Gadis berambut panjang dan mandiri ini merupakan anak rantau yang berasal dari Surabaya.
*TOK TOK TOKK*
"Tik... Tikaa.. Tikaaaaa"
"Yaa.. siapa?" tanya Atika.
"Wulaan"
Wulan adalah sahabat satu kost-an sekaligus sahabat satu kampus Tika. Wulan sangat pengertian dengan dirinya. Ia sudah seperti reminder hp, selalu mengingatkan Tika hal apapun dan kapanpun. Selain itu, Wulan adalah sahabatnya yang sering mendengarkan curhatnya mulai dari masalah kuliah, teman, keluarga, hingga percintaan.
"Kenapa lan?" ucap Tika setelah membuka pintu.
"Oh.. udah bangun. Hehe. Sholat gih."
"Udah... lo gih"
"Udah hehe. Oh ya ntar cari sarapan bareng ya sekalian berangkat kampus bareng. Oke bye gue mau lanjut nugas lagi" kata Wulan seraya ia berjalan.
"Astaga.. belum lo kerjain?"
"LUPA. hehe" teriaknya.
Jam telah menunjukan pukul 10.00 WIB. Tika dan Wulan sudah berada di halte menunggu bus yang datang. Tika yang sedang melamun tiba-tiba teringat dengan masa lalunya dengan Ivan, seorang yang dulu ada dihatinya. Halte menjadi alasan tempat perkenalan dirinya dengan Ivan.
Ivan adalah teman kampus Tika dan Wulan yang berbeda fakultas dengan mereka. Pertama kali Tika mengenalnya dari Wulan. Pria tampan dengan rambut pendek serta tinggi yang ideal itu berhasil membuat Tika jatuh hati karena sifat yang friendly dan terlihat perhatian kepada dirinya.
"Tik.. TIKA!" teriak Wulan sambil melambaikan tangannya di depan muka Tika.
"Eh iya?"
"Ayo busnya udah sampe"
"Yuk yuk"
Hari ini karena Tika ada kelas pengganti mendadak sampai sore di gedung fakultas yang lain, dia tidak pulang bersama Wulan. Sebenarnya ini salah satu hal yang membuat ia badmood. Selain mendadak, hal lain yang membuat ia sedikit risih adalah kelas pengganti tersebut diadakan di gedung fakultas Ivan.
Sampai tiba jam menunjukan pukul 16.45 WIB, kelas pun disudahi. Karena jarak yang dekat antara gedung dan halte yang hanya memakan waktu 5 menit, Tika memutuskan untuk berjalan kaki. Sesampainya di halte, ia berdiri menunggu bus karena tempat duduk penuh dengan ibu-ibu serta manula.
Tepat pukul 5 sore, langit terlihat mendung sampai akhirnya dalam sekejap hujan turun dengan deras tanpa kompromi. Saat sedang mengusap-usap pakaiannya yang terkena bercikan hujan, tiba-tiba sebuah motor berhenti. Terlihat seorang ojek online menurunkan penumpang. Atika merasa tidak asing dengan postur penumpang tersebut. Saat penumpang tersebut membuka maskernya...
YOU ARE READING
Halte 5 Sore
Short Story"Mungkinkah semesta masih ingin diri ini membuka diri untuk mencoba kembali? Atau, ia hanya ingin menunjukkan pelajaran kepadaku bahwa jangan terlalu memberi makan ego?" Pertemuan Atika dengan Ivan, yang merupakan masa lalunya seakan menguji Atika d...