Saat penumpang tersebut membuka maskernya, ternyata itu orang lain yang tidak ia kenali. "Hufftt gue kira siapa." gumamnya.
Tika langusung mengalihkan pandangannya dan kembali melihat-lihat suasana sekitar. Namun saat iseng menengok jalanan, kembali, Tika dikejutkan dengan orang yang berteduh dibalik jaketnya yang ia angkat dan berlari kencang kearahnya. Ia berdiri tepat disampingnya.
*DEGGG*
Jantung Atika berdebar dengan kencang. Cuaca yang dingin karena hujan seakan melengkapi suasana. Ya, dia Ivan. Seseorang yang ia lihat mengenakan jaket dan celana jeans serta ransel dibahunya itu adalah masa lalunya yang begitu indah dahulu. Atika diam. Disampingnya, Ivan sedang mengusap-usap pakaiannya yang basah. Atika coba menengok, tetapi takut.
Akhirnya setelah beberapa menit yang menegangkan baginya, Atika coba memberanikan menengok kearah Ivan. Disaat yang bersamaan Ivan menengok kearah Atika. Menyadari hal itu, Atika langsung membuang mukanya. Namun karena penasaran, ia mencoba kembali, namun kali ini curi-curi pandang ke Ivan.
"I-Iv-van.. Ini bener dia nih?" seru Atika dalam hatinya. "Atika? Iya ini aku Ivan." jawab Ivan di dalam hatinya. "Hah? Kok bisa? Di dalam hati?". "Kita sering lakuin ini dulu, masa lupa?".
Atika terdiam kembali di dalam hatinya. Tak ada kata lagi terucap. Tatapannya kosong, seakan tak tau ingin berbuat dan berkata apa. Ia berfikir, apakah semesta sengaja mempertemukan dirinya dengan Ivan? Apa yang sebenarnya diinginkan? Tak ada tanda apapun sejak pagi tadi hingga sebelum tiba ia dipertemukan oleh Ivan.
"Kamu apa kabar tik?" tanya Ivan yang membuka percakapan kembali di dalam hatinya. "B-Baik.. Kamu?". "Aku baik." jawab Ivan. Tiba-tiba bus yang ditunggu Atika datang. Atika langsung melangkah, tetapi Ivan langsung menahannya dengan dengan perkataannya.
"Tik, tunggu." seru Ivan dalam hati seraya matanya menatap ke arah Atika. Atika pun berhenti. Entah tiba-tiba seperti ada jurang yang curam dihadapannya yang membuat langkahnya terhenti. Lagi-lagi, rasa takut dan penasaran yang membuat dadanya berdebar kembali menimpanya.
"Salah.". "Hah?" jawab atika terheran. "Aku tau aku salah.". seru Ivan seraya menatap Atika. "M-Maksudnya?". "Aku salah udah ninggalin kamu." Mendengar kata tersebut, Atika terdiam sesaat dan langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Ivan. Seketika moodnya berubah.
"Ga ada manusia sempurna di dunia ini kan? Dan setiap orang berhak punya kesempatan. Izinin aku pakai kesempatanku." lagi-lagi, Atika menghentikan langkahnya. Ia berfikir sejenak, menghela nafasnya, dan berfikir bahwa memang benar adanya apa yang dikatakan Ivan. Ia pun kembali menuju kesebelah tepat Ivan berdiri namun dengan tetap memberi jarak.
YOU ARE READING
Halte 5 Sore
Короткий рассказ"Mungkinkah semesta masih ingin diri ini membuka diri untuk mencoba kembali? Atau, ia hanya ingin menunjukkan pelajaran kepadaku bahwa jangan terlalu memberi makan ego?" Pertemuan Atika dengan Ivan, yang merupakan masa lalunya seakan menguji Atika d...