☆Chapter 10☆

1K 164 66
                                    

[Tiga chapter terakhir]

Pantai

"Kau membawaku ke pantai?"

Sehun mengangguk. "Huum, bagaimana? Kau suka?"

Jiyeon terdiam sejenak sembari melihat ombak yang saling berkejaran kemudian mengangguk. "Ya." Dia suka karena dapat membuat perasaannya sedikit lebih baik.

Jiyeon menoleh pada Sehun yang tengah menatapnya. "Aku ingin bermain air." Melepas sabuk pengamannya kemudian melepas sepatu beserta kaus kaki, dan turun dari mobil, berlari menuju tepi pantai.

Sehun yang melihat itu menyusul turun namun dia tidak ikut bermain air seperti apa yang dilakukan Jiyeon. Dia hanya menunggu, -setengah duduk dikap mobil, sembari memperhatikan perempuannya.

Ya, perempuannya. Miliknya.

Sehun tak dapat mengalihkan pandangannya, -serta menyembunyikan senyumannya, dari Jiyeon yang tengah bermain-main ditepian pantai.

Sesekali dia berteriak, memperingatkan perempuan itu untuk tetap berada ditepian, tidak terlalu jauh masuk ke air.

Oh, dirinya sudah seperti penjaga perempuan itu saja.

"Sehun-ah!"

Sehun melebarkan senyumannya ketika Jiyeon memanggil sembari melambaikan tangannya.

"Kemari!" Teriaknya lagi namun Sehun menggelengkan kepala.

"Tidak! Kau saja yang kemari!"

Jiyeon nampak merengut sebal saat Sehun menolak ajakannya. Namun meski begitu, kakinya tetap melangkah, menuruti apa yang dikatakan pria itu.

Melihat Jiyeon mendekat Sehun membawa jas sekolah miliknya dari mobil lalu memasangkannya saat perempuan itu sudah berada di hadapannya.

"Kau sudah terlalu lama bermain air." 

Jiyeon tak membalas apa yang diucapkan oleh Sehun. Dia lebih memilih untuk diam.

"Kau kedinginan?"

Jiyeon menggeleng. Dia menaikan pandangannya sehingga kini bersitatap dengan Sehun.

Luka-luka lecet dipipi pria itu sudah mulai membaik. Perban yang didahi pun tidak ada dan digantikan dengan plester. Namun....

Pandangan Jiyeon turun ke tangan Sehun.

.... gips dijari manis dan kelingking lelaki itu masih ada.

"Ah ini, kata dokter butuh waktu sekitar dua minggu untuk dilepas." Ucap Sehun saat menyadari kemana arah pandangan Jiyeon. "Tidak patah. Hanya terkilir." Lanjutnya saat Jiyeon kembali menatapnya.

"Maaf."

"?" Dahi Sehun mengernyit.

"Maafkan Je Yeon oppa."

Sehun semakin mengernyitkan dahinya.

"Kau seperti ini karena Je Yeon oppa bukan?"

What If Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang