"Kejadian siang tadi Aira liat gak ya?" tanya Kahfi pada teman-temannya yang sedang berkumpul dirumah Saka.
"Ngapa kalo Aira liat?"
"Ya, ntar Aira malu lah liat pacarnya temanan sama Saka."
"Bukan pacar lo doang yang malu, kita semua!" sahut Gopeng.
"Anjrit! Baru kali ini gue ngerasa malu sampe gak tahu harus taruh muka dimana."
"Ya, taruh di atas kepala Junaaaa."
"Biangnya, nih!" tunjuk Kahfi kearah Saka.
"Gue gak tahu sumpah kalo Erika nolaknya kejem banget." sahut Saka penuh penyesalan
Pagi-pagi begini mereka sudah lesu mengingat kejadian kemaren. Beruntungnya hari Minggu libur jadi mereka tidak malu-malu banget disekolah
"Tolol lu kalo urusan begini, pantesan dari zigot jomblo terus!" Ledek Juna.
"Bangsat banget tuh Erika pas nolaknya, 'ogah' kayak ditawarin bubur disedot!" lanjut Kahfi.
"Ogah." Gopeng bantu menjawab dengan terbahak.
Tidak terima diledek terus menerus, Saka menyahut nge-gas. "Inget kemaren pas gue bilang mau pedekate sana Erika yang nyaranin gue buat nyoba kan kalian juga!"
"Sak-sak gue saranin kalo mau pedekate sama Erika langsung didepan orang-orang aja biar pada tahu semua jadi kalo mau pedekate pada mundur semua." Ujar Gopeng.
"Kalo ditolak malu banget pasti." kata Saka pesimis.
"Ya, harus berani ambil resiko urusannya kalo mau sama Erika." Kahfi mengompori sedangkan yang lain mengangguk mendukung.
Saka mengulang percakapan mereka. Mengingatkan siapa yang memberinya ide dan mengomporinya.
"Iya nih, lempar kelaut aja gimana, Sak?"
Saka cuma bisa geleng-geleng kepala. Pusing sekali kepalanya ini pengen dia copot terus dibuang sekalian. Udah gak punya muka lagi dia.
"Tololnya lagi kita ngumpul dirumah biang kerok yang gak jauh dari rumahnya tersangka."
"Gak waras nih orang-orang."
"Tapi, ya dipikir-pikir kalau gue jadi Erika gue juga pasti bakal bilang ogah lah pedekate sama Saka. Norak banget ya pake didepan orang banyak gitu." Celetuk Juna yang kemudian mendapat toyoran dari Saka
"Pas gue ngaca tuh keliatannya ganteng-ganteng aja nih muka. Ngapa Erika nolak gue sih? Apa aslinya gue burik? Apa kaca gue ada efek splendid-nya?" Kadang Saka suka insecure sendiri pas dia lagi dibully. Soalnya, biasanya dia yang nge-bully.
"Siapa yang bilang lo burik?" tanya Kahfi. "Elo tuh gak burik tapi sangat buruk!!!" lanjut Kahfi tertawa kemudian.
"Asu!"
"Mau minta resep skincare adek guwa, Sak? Biar glowing-glowing..." tawar Juna menaik-turunkan kedua alisnya.
Saka mendekat kearah Juna dengan penuh semangat. "Ada yang sesuai kantong gak harganya?"
"Ada! Pake masker lumpur, ambil aja depan rumah." sahutnya terbahak-bahak bersama yang lain.
"Lagian lo laki bukan pake skincare-skincare-an? Kayak banci doang!" cibir Gopeng.
"Ehh, jangan salah, peng. Sekarang jamannya udah gak main patriarki-patriarki. Sekarang kan udah setara, cowok boleh rawat wajah, pake baju ber-flower, nge-dance, pake baju pink gitu-gitu." Tutur Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Boy.
Teen Fiction"Before you promised to make me laugh, Have you been happy with yourself?" Feb. 2020