Part 2

109 37 0
                                    

Sebuah keajaiban! Kazune tidak menanggapi dan tidak mau cari ribut. Dia diam menikmati makanannya.

Keheningan terjadi! Hanya dentingan sendok yang terdengar. Beberapa menit kemudian Kazusa angkat bicara. "Karin-chan, dimana kau berjumpa dengan Otousan?" Tanyanya.

"Jadi begini ceritanya" Aku mulai menceritakannya dari awal sampai akhir tidak sedikitpun terlewat.

"Owh begitu, dan kalung ini pemberian Otousan?" Tanyanya sambil menunjuk kalung yang kupakai.

"Ya, katanya sih jangan dilepas dan kalung inilah bisa membawaku masuk kerumah ini, begitu katanya" jelas Karin.

"Wah, aku beruntung punya Kakak Ipar secantik kamu Karin-chan" ucapnya riang. Lantas aku terperanjat kaget dan begitu juga Kazune.

"Kazusa apa maksudmu" tanyaku serempak dengan Kazune dan anehnya aku tidak pakai kata embel chan lagi.

"Hihi kalian itu cocok tau, lihat aja ngomongnya aja selalu kompak"

Aku membuang muka kesamping menghindari mukaku yang kemungkinan sudah memerah.

"Aduh Oni-chan bagaimana sih, kata Otousankan Karin-chan Itu mmp_ "ucapan Kazusa terpotong oleh Kazune karena tangannya menutup mulut Kazusa.

"Diam kau Kazusa dan kau jangan pernah terpengaruh oleh ucapannya" Kazune pergi begitu saja setelah mengatakan itu.

Aku dan Kazusa terdiam satu sama lain. "Haha, Kazune-kun lucu kalau marah"

"Lucu apaan kayak monster  begitu" pikir Karin.

*****

Aku merasa bosan didalam rumah. Akupun berjalan jalan keluar rumah ketika itu aku melihat Kazusa sedang menyapu. Kazusa menyapu terlihat gelisah, aku mendekatinya.

"Kazusa-chan" panggilku pelan.

"Karin-chan aku mau minta tolong"

"Minta tolong apa?"

"Tolong lanjutin yang aku sapu ini, kumohon" ucap Kazusa melemas.

"Ya baiklah, eh tapi kau mau kemana?" Tanyaku sebelum Kazusa melangkah pergi.

"Aku--aku mau beresin rumah" balasnya dan langsung pergi. Aku terkejut Kazusa menghilang begitu saja dan terlihat Seekor burung merpati terbang memasuki tumah.

"Semangkin aku sadari, disini sangat aneh"

Setelah selesai menyapu aku melihat semak bergoyang. Aku mendekatinya "ULAR , tolong ada Ulaaaarr" jeritku tak karuan.

Ular itu mendekatiku. Aku mundur sampai aku terjegat sebuah pohon besar dibelakangku. "Huss Huss pergi sana Huss"

Ular itu malah mendekat "jangan takut, aku tidak akan melakukan sesuatu yang membuatmu terluka" ular itu berbicara.

Aku merinding "k-kkau bisa bicara" tanyaku terbata bata karena ketakutan.

Tiba tiba keluarlah asap berwarna putih menutupi keberadaan ular itu. Ular itu berubah menjadi manusia laki laki yang mempunyai ciri ciri rambut  caramel dan mata yang berbeda. "Jangan takut, perkenalkan nama aku Michi "ucapnya memperkenalkan dirinya.

"Aku Karin Hanazono" balasku ragu.

"Kamu tinggal disini?" Tanyanya.

"Iya, emang kenapa?"

"Lowh! Kamukan manusia bagaimana bisa, dan kalung itu" Dia setengah berteriak karena kalung kupakai.

"Lagi-lagi kalung" gumamku dalam hati.

KAMICHAMA KARIN [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang