Icha menaikan satu alis matanya curiga ketika mobil Gerald berhenti di depan sebuah club malam yang mewah, Icha tebak ini adalah club yang dibuat keju untuk para orang kaya.
Tanpa basa basi dan bertanya, Icha mulai mengikuti langkah Gerald yang masuk kedalam club dengan santai. Wanita itu celingak celingukan ketika melihat banyak kamera disekitar sini yang bersembunyi.
"Pak ada banyak reporter." Bisik Icha
Gerald mengangguk. "Karena itu malam ini saya disini." Ucap Gerald dengan tenang.
Icha hanya mengangguk tanpa bertanya lebih jauh lagi, dirinya tak mau membuat sang bos merasa tidak nyaman. Dia tak boleh pula membuat dirinya sendiri dipecat dan tidak mendapatkan uang untuk membayar beberapa hutang ibunya yang suka berjudi kala itu sebelum masuk ke rumah sakit jiwa sekarang.
"Kamu tunggu disini, saya kesana sendirian." Perinta Gerald pada sekretarisnya.
Gerald berhasil memecahkan lamunan nya, bahkan membuatnya tak sempat bertanya apa-apa lagi. Beberapa menit setelah nya datang seorang wanita cantik dan muda menghampiri bosnya, lalu mereka sedikit berbincang.
Dilihatnya banyak sekali orang yang bersembunyi untuk memotret mereka, tapi apa daya Icha untuk menghentikan nya apalagi ketika dirinya mendengar kalau Gerald itu sengaja datang malam ini karena alasan itu.
Setelah tiga puluh menit Gerald mulai meninggalkan tempat duduknya dan menghampiri Icha. "Ayo jalan." Perintahnya yang segera diikuti oleh Icha.
Didalam mobil, Gerald mulai membuka percakapan.
"Sudahkah kamu makan malam?" Tanya Gerald.Icha menggeleng. "Belum pak, saya harus diet untuk acara besok malam." Ucap wanita itu.
Gerald berjalan tak sesuai dengan arah kontrakan nya. "Ini bukan jalan pulang." Ucap Icha mencoba untuk mengingatkan walau tak ada jawaban apapun dari Gerald.
Beberapa waktu setelah nya Gerald menghentikan mobilnya ke area depan restauran yang mewah. Tanpa bicara apa-apa dirinya segara turun.
Kaca mobil sebelah Icha diketuk, ternyata itu Gerald. "Ada apa pak?" Tanya Icha dari dalam walaupun ia tahu tidak akan mungkin suaranya terdengar dari luar.
Tanpa banyak bicara Gerald menggunakan tangan nya sebagai isyarat untuk menyuruh Icha ikut keluar dari mobil dan masuk ke restaurant dengan lelaki itu.
Satu pelayan datang menghampiri membawa buku menu, setelah itu Gerald mulai memesan makanan yang Icha saja tidak tahu apa artinya itu. Penyebutan nya bahkan terlalu susah.
Setelah menunggu beberapa menit, pelayan pun menghidangkan beberapa makanan dengan tema sayuran dihadapan nya.
Gerald melirik Icha.
"Diet bukan berarti tidak makan bukan?" Ucap lelaki itu seperti menyuruh Icha untuk menemaninya makan malam.Icha mulai menelan salivanya sendiri. Padahal dalam hatinya berkata "apa aku harus memakan semua ini, seperti kambing." Ucap Icha dalam hatinya.
"Ayo dimakan." Perintah Gerald yang segera diangguki oleh Icha.
Icha dengan perlahan mulai memakan nya, awalnya memang asing rasanya. Tapi lama kelamaan ia bisa menemukan cita rasa yang unik, belum pernah sebelum nya ia coba.
Berbeda dengan Gerald yang memakan makanan nya dengan tenang, Icha bisa melihat potongan daging dipiring Gerald. "Apa rasanya lebih enak dari sayur ini?" Pikir Icha.
"Ambil beberapa daging nya, saya mulai kenyang." Ucap Gerald menatap satu piring dihadapan nya yang berisikan setumpuk daging disana.
Icha awalnya terkejut.
"Ah? Oh, iya pak."Kalau tidak sedang masa diet, mungkin Icha sudah memakan beberapa potongan daging tersebut. Alhasil dirinya hanya berhasil memakan daging itu satu irisan. "Oh menyebalkan!" Runtuk Icha dalam hati.
"Besok, siapkan dirimu dengan baik. Tamu kita bukan hanya dari satu negara Icha. Kamu tahu harus melakukan apa kan?" Ucap Gerald mengingatkan malam penting besok.
Icha mengangguki nya.
***
Komen yang banyak ah,
Iya... spam juga boleh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boss & Secretary [END] #1
Random"Itu tadi kamu bilang pakaian kita nyampur ya cha.." "...." "saya belom selesai nanya jangan dipotong,ga baik kalau kamu suka memotong pembicaraan calon suami.." Kata gerald meledek, tak lupa dengan kekehannya diakhir kalimatnya. Icha memutar bola m...