perpisahan yang tidak diinginkan

10 3 0
                                    

Beberapa hari kemudian jovita ingin meminta kejelasaan atas hubungan ini dengan Gifar, tetapi sebelum jovita melakukannya dia menanyakan kepada sahabat sahabatnya itu apakah benar dengan keputusan yang dia ambil baik untuk dia apa tidak dan sahabat sahabatnya pun setuju atas keputusan yang dia ambil. Setelah beberapa hari iya imbangi hari itu pun datang, setelah sepulang sekolah jovita meminta Gifar tuk bertemu dia didepan perpustakaan, dan mereka pun bertemu di tempat itu

"ada apa jovita, ingin berbicara apa? Sepenting apa emang?" tanya Gifar penasaran

"ya gimana yah bingung mau ngomong dari mana, penting banget malah bagi saya" jawab jovita

"oh terus gimana mau sekalian jalan pulang saja?" tawaran Gifar kepada jovita

"oh iya boleh" jawab jovita

Saat perjalanan pulang jovita dan Gifar berbicara tentang kepastian tentang apa yang sudah Gifar lakukan kepada jovita, dan Gifar menjawabnya terbatabata. Berlanjut di whattsapp Gifar mengirim voice note.

"jovita, maaf aku kemarin hanya menganggapmu sebagai teman saja, tapi kalo jovita butuh bantuan apapun Gifar bisa bantu" dengan gugup Gifar memberikan pernyataannya.

"ohh soal yang tadi, jovita hanya meminta kepastian, jovita khawatir jika terus seperti kemarin, jovita semakin kecewa." Dalam hati kecilnya jovita sangat kecewa dengan Gifar atas pernyataannya.

Jovita merasa kekecewaannya tidak akan terobati, karena tidak ada yang mau merangkulnya, untung saja dia memiliki beberapa teman yang mampu membuatnya tenang mereka teman di organisasi yang baru diikutinya kurang lebih empat bulan lalu. Jovita mulai cerita kepada teman barunya, tentang apa yang sedang terjadi padanya. Kekecewaan yang sangat menyiksa pikiran dan jiwa, ketika jovita menceritakan hampir seluruh kejadian apa yang sedang dialaminya. Setelah itu temannya yang tau akan kondisinya yang sedang merasa tertekan dengan cara menghiburnya, dengan segala cara teman-temannya menghibur. Secara perlahan jovita pun mulai menyadari tentang sebuah rasa, yang akan lebih baik diungkapkan agar tidak terbebani dengan pikiran-pikiran yang akan merugikan bagi hidupnya kedepan, jovita sudah bisa merasakan hangatnya pagi dengan lega tanpa pikiran macam-macam. Jovita sudah beraktifitas seperti biasa dan berorganisasi seperti biasa, jiwanya sangat kuat untuk menghadapi masalah yang sangat berat. Pengalaman yang berdatangan tanpa di undang jovita sudah merasakannya, yang sebelumnya jovita banjir airmata, sekarang cahaya cerah terpancar dari matanya, senyum indah seperti bunga mawar, jovita sangat kuat hingga mampu berjalan diatas seutas tali dikelilingi duri yang tajam, jika saja jovita tidak kuat menjalaninya iya akan jatuh dan tertusuk duri tajam di bawah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

lara di ambang piluWhere stories live. Discover now