pertemuan dan mengenal

20 3 0
                                    

Hari ini waktunya ku beranjak sekolah untuk mempelajari kehidupan dalam duniaku.
Pagi ini perjalananku sangat hampa sampai, diriku lupa akan arah dan tujuanku.
        Sampai disekolah diriku masih seakan sama tak tahu akan kemana. Aku kekelas untuk menyimpan tasku, lalu aku beranjak pergi kehutan belakang sekolahku. Itu adalah tempat persembunyianku untuk melepas penat dalam hidupku, dan disana aku berjumpa dengan seoranga lelaki ya mungkin, hatiku tidak terlalu tertarik tuk berkenalan dengannya.
        Aku pun pergi dari tempat itu saat diriku melihat dia memergokiku disaat aku hanya terdiam duduk meratapi pedihnya dunia ini. Dia Mengejarku saat ku berjalan begitu cepat, dia menggenggam erat pergelangan tanganku seakan-akan dia mengartikan pada diriku untuk tidak pergi.
        Akhirnya aku pun berkenalan dengannya dan dunianya, aku dan dia berjalan kearah, tujuan, dan tempat yang sama.

"Kita duduk disana yuk" ajaknya padaku dengan suara begitu halus. Dan aku hanya terdiam kaku saat dia tetap menggenggam pergelangan tanganku.

"ko kamu mengajakku tiba tiba sih ga sopan" kataku padanya dengan nada begitu menekan padanya. Disaat posisiku sudah menduduki tempat duduk tersebut.

"aku hanya ingin berkenalan denganmu, dengan begitu santay. Maka dari itu aku mengajakmu duduk bersama diriku disini" jawab dia menjelaskan semua perlakuannya padaku.

"oh begitu, maaf yah sudah berburuk sangka padamu" balasku meminta mohon maaf padanya

"iya gak apa apa ko, aku juga yang salah sudah memperlakukan mu seperti ini secara tiba tiba" jawabnya dengan nada yang lembut dan tersenyum padaku

"oh ya, namaku david andrian panggil saja david salam kenal yah, Namamu?" katanya padaku memperkenalkan identitasnya, dan bertanya siapakah aku dengan nada yang bertanya kepo.

"namaku jovita anindya, ya salam kenal" jawab jovita to the point dengan sedikit jutek.

David melepaskan genggaman tangannya, karena aku marah, aku gak suka di genggam terlalu lama. David hanya diam dengan tatapan dingin yang ia beri padaku aku heran karena aku baru saja bertemu dia tapi kenapa seakan akan ia sudah lama dalam hidupku.

"Saat aku bersamamu, satu jam terasa satu detik. Tapi entah jika aku tak bersama denganmu, mungkin satu jam terasa satu hari." kata david saat menatap aku begitu dingin.

kata kata itulah yang terlontarkan begitu saja dari mulunya. Aku Hanya terdiam tersipu hanyut terlalu jauh kedalam kata katanya, mendengar david berkata seperti itu, karena aku baru saja mengenalnya, aku terkejut saat ku dengar dan aku merasakan arti yang begitu tulus dia berikan padaku.

"hey kenapa hanya diam saja, kamu baik baik ajh kan?. " tanya david padaku atas sikapku.

"oh, ya, aku baik baik saja ko." jawabku pada david yang bertanya terheran heran pada sikap diamku.

"oh, bagus deh kalo kamu baik baik saja." balasnya padaku.
Kita pun terdiam, percakapan pun berlalu. Diriku mencoba memulai kembali topik yang baru.

"kau bagaikan candu dalam hidupku, kau datang begitu cepat dan perlahan semua kau ubah menjadi indah" kataku dengan nada ya, mungkin bagiku lembut tapi entah komentar yang david lontarkan.

"wah ternyata kamu bisa juga yah, suaramu bagus. Kamu coba deh mengisi suara puisi pasti bagus deh." respon david dan memujiku atas suara ku.

"yang benar saja, kamu tuh bercanda mulu deh. Ya walaupun baru saja kenal dan dekat heheh" aku memastikan kepada ia atas pujiannya tersebut dan aku hanya tau diri.

"ya tidak lah vit, kita sudah deket, udah lama hanya saja waktu dan jarak yang memisahkan" jawab david dengan tersenyum manis padaku. tatapannya mengartikan bahwa
didalam hidupnya diriku memiliki harapan dalam kehidupannya.

"hhhh kamu tuh bisa ajah deh dav" dengan tawaku yang kaku, diriku tersipu dengan dirinya.

"eh ada bel tuh vit, kayanya sudah istirahat deh, aku mau makan dulu. Kamu mau makan gak? " dia memberi tahuku dan bertanya padaku.
Aku bingung menjawab apa pada david karena aku Tidak ingin kemana mana, aku hanya ingin ketenangan dalam hidupku, cuman itu saja yang aku inginkan tidak ingin apa apa lagi selain itu.
Tapi jika aku menolaknya dia tetap ingin makan sayang juga, aku di sini benar benar sendiri tapi jika aku menerimanya moodku lagi ancur hmm... Diriku Bimbang tanpa tujuan terombang ambing dalam lautan, seakan akan aku tak punya arah tuk menjalani hidupku.

"kenapa ko diam saja, apa ucapanku ada yang salah? " tanya david padaku

"oh tidak, kamu tidak salah dav, hanya saja aku sedang berfikir tentang pertanyaanmu yang tadi aku bimbang ingin menjawab apa!"
Jawabku padanya dan menjelaskannya.

"kenapa harus bimbang, kamu aneh hhhhh"
Jawabnya padaku tawanya seperti mengejekku.

"yaudah deh ayo makan" ajakku kepada david

"Kamu mau makan dimana? Mau makan apa? " aku bertanya pada dirinya.

"oh ayo, akhirnyaaa mau juga kamu, aku pikir tadi dengan cara kamu tetap diam kamu ngga bakal makan karena aku melihatmu sepertinya moodmu sedang tidak baik. Kalo aku sih dimana aja yang nyaman makan apa aja yang penting enak di makan." ucap david dan menjawab pertanyaan ku.

"oh gitu, yaudah hayu meluncurrr" ucapku padanya.

Aku dan david pun bergegas mencari makanan dan kita gak sadar kalo dari tadi selama berjalan dari hutan belakang sekolah tangan aku dan david saling menggenggam satu sama lain.
Dari genggaman tersebut seperti mengartikan bahwa diriku dan dirinya tidak ingin terpisah jauh satu dan lainnya.
Aku dan david terus mencari dan akhirnya kita menemukan yang berjualan mie instan kita menghirup aroma mie yang menggugah  selera kita berdua. Kita pun menghampiri aroma tersebut dan memesannya, aku menghampiri meja yang kosong tapi david masih di sana untuk memesan mie yang kita inginkan.
David menghampiriku dia berkata
"jovita anindya kamu mesen mie instan yang sama sepertiku? " tanya david dengan heran.

"heh, mie itu yang sering aku beli dan aku suka mie itu. David andrian jangan jangan kamu yang mengikutiku memesan mie instan rasa itu?" curigaku pada seorang david andrian dengan nada yang sedikit naik turun.

"jovita anindya... enak banget yah kamu berbicara seperti itu, aku tidak mengikutimu untuk memesan mie instan itu, aku sebagai david andrian menyukai mie tersebut, bukan aku mengikutimu jelas, apa kurang jelas mau di ulang lagi? " jawab david dan menjelaskan padaku dengan nada yang sedikit gak nyelow dan bertanya kembali pada ku dengan suara yang menekan.

"ngga ko ngga, yaudah iya maafin" ucapku, aku menyerah dan meminta maaf dengan dia abisnya dia marah marah mulu, aku hanya takut david benar benar marah hebat.

"kamu kenapa vitaaa ko murung gitu mukanya? Tanya david pada ku di saat aku takut dia marah.

"gak apa apa ko,  aku tuh hanya takut kamu benar benar marah besar padaku" jawabku pada david dengan suara bergetar

"oh maafin aku, sudah membuatmu ketakutan maaf yah. Ngga ko aku ga marah aku tau kamu bercanda aku juga bercanda vitaa." jelas dia padaku dengan seyumnya yang manis.

"iya iya aku maafin ko, Aku hanya kaget karena nada bicaramu seperti itu, dan aku tidak mengerti sifat dan sikap kamu secara menyeluruh karena diriku baru saja mengenalmu" ucapku memaafkan david dan menjelaskan kenapa aku begitu baper.

Lalu mie yang kita pesan pun datang, kita pun memakan dengan sangat santai dan di antara kita tidak ada yang membuka percakapan.

Setelah itu bel pun berbunyi menunjukan bahwa waktunya untuk masuk kelas, kita pun berpisah tanpa sepatah kata pun yang keluar. Sesampainya di kelas teman teman ku bertanya

"dari mana saja lu hah, kok ga masuk jam pelajaran pertama sih?" tanyanya semua temanku padaku dengan nada terlalu ngegas

"wait wait wait wait santuy heuy ngagas pisan da lalahunan atuh" kataku pada mereka dengan logat sunda khasku

"atuh lu dari mana, tas lu ada, orangnya ga ada kan aneh" ucap mereka

"ya biasalah pusing gua dikelas, hidup gua tuh butuh ketenangan sejenak" jelasku pada mereka dengan nada sedikit menekan

"udah udah udah berantem mulu aneh" sari dan amanda Menengkan keadaan sekitar.

Waktu berjalan dengan semestinya, beberapa pelajaran pun berlalu. Sekian lama aku menunggu untuk kembali pulang kerumah tempat ternyaman dan tempat tukku beristirahat dari duniaku yang kelam ini, akhirnya bel pun berbunyi dengan sangat kerasnya sampai menyakiti telingaku, tapi diriku senang akan pulang.

Aku pun berjalan keluar kelas menelusuri jalan beranjak menuju tujuanku kerumah, ditengah perjalanan ada seseorang yang menghampiriku dengan motor ninja berwarna hitam, helem full face berwarna abu abu, dan jaket kulit berwarna hitam. Aku tidak tau itu siapa karena aku tidak melihat wajahnya, dia menyegatku dan aku berhenti dia berkata

"mau bareng gak vit? " ajaknya padaku

"lo siapa yah? Gua ga kenal." aku ngegas karena aku tidak tau dia siapa
Dia membuka kaca helemnya dan berkata

"aku david vit, kamu ga kenal aku? Ko kamu kasar sih?" jelasnya padaku dan bertanya

"oh maaf aku ga tau itu kamu abisnya aku tidak melihat wajahmu dan aku tak tahu gayamu seperti itu, maaf aku kasar sama kamu abisnya asala nyegat nyegat ajh udh tau aku lagi bad mood" jawabku menjelaskan semuanya

"oh gitu yaudah deh, terus sekarang kamu mau bareng apa ngga aku sendiri nih" ajaknya lagi pada ku

"serius nih ga bercandakan? " tanyaku padanya

"iya serius aku anterin kamu sampe depan rumah suerrr" jawab dia meyakinkanku tuk bersamanya pulang

"yaudah deh iya ayo" jawabku dengan nada lemas

Di tengah tengah kita berbincang tadi, ternyata kita tidak sadar bahwa kita telat membuat macet pejalan kaki.
Dia mengulurkan tangannya kepadaku untukku genggam dan tuk membantuku menaiki jok motor belakangnya.

"pegangan nanti jatoh loh" ucapnya padaku

"ih dasar moduss" kataku

"siapa yang modus, orang cuman ngomong gitu doang ko. Seterah kamu kalo mau pegangan kemananya mah. Kalo aku modus, aku akan memaksamu dan menarik tanganmu dan melingkannya pada pinggang ku" ucapnya dan mejelaskan modus padaku

"yaudah iya iya" ucapku

Selama diperjalanan aku dan david tetap diam membisu tanpa suara, suara yang terasa dan terdengar hanya alam dan sekitarnya. Angin yang berhembus membawa suasana kembali menenangkan semuanya, hanya saja suara yang sedikit mengganggu dan mengahancurkan suasana sedikit demi sedikit motor motor yang lalulalang melalui motor david yang ku tumpangi disaat itu juga. Selama itu juga diriku memberi arah tujuanku kepada david.

"makasih yah udah anterin aku sampai rumah dengan selamat" ucapku berterima kasih pada david, didepan rumahku

"iya sama sama ay (sayang), ups sorry terlalu terbawa suasana. Tapi maaf nih aku tadi ga bawa helm dua, jadinya kamu ga pake deh. Abisnya aku gak tau bakal jadi seperti ini!" david balas ucapanku tadi, dengan panggilan sayang yang ia lontarkan tapi aku tak tahu itu hanya lelucon atau memang benar benar keceplosan.

"iya gapapa ko, maksud kamu apa yah gak tau bakal jadi seperti ini? " jawabku dan bertanya

"ya seperti ini, bertemu, berkenalan, dan pulang sekolah bareng. Itu bagaikan alur bahagia yang tuhan berikan padaku, apakah kamu bahagia bertemu dan kenalan denganku?" jelas david dan bertanya dengan nada sedikit kepo

"oh begitu toh, ya aku bahagia ko bertemu dengan seseorang kaya kamu, watakmu belum bisa ku tebak saat ini juga." kataku.
Dalam hatiku, aku berkata 'aku belum mendalami kehidupanmu dan duniamu'.

"oh gitu ya sudah terimakasih yah vit" ucapnya

"iya, kembali kasih dav" aku membalas ucapan david

"sampai jumpa, bay cintah. Ups sorry lagi heheh" pamitnya padaku

lara di ambang piluWhere stories live. Discover now