"Takdir?"

50 17 6
                                    

Mataku langsung tertuju kepada wajahnya. Wajahnya sangat tampan tetapi dingin. Tatapan matanya yang sangat tajam membuatku terpana melihatnya.
Tetapi aku langsung menyadarkan diri dan memberontak minta lepas dari pelukannya.
Dia memeluk ku sangat erat sehingga tenagaku tidak cukup kuat untuk melepaskan tangannya.
Tak lama kemudian, ia melepaskan pelukannya.
Ia berdiri menghadap ku sambil menatap mataku.
Dipegangnya bahuku dan berkata

"Apakah kau gila sehingga ingin bunuh diri?" Tanya nya

"Aku masih waras, karena itulah aku ingin bunuh diri supaya aku tidak menjadi beban bagi orang sekitarku" Jawab ku

"Apakah kamu pikir kematianmu dapat menyelesaikan semua masalah" lanjutnya

Aku merasa pernah mendengar kata kata tersebut. Kata kata itu tidak asing bagiku. Tetapi, aku dengan cepat sadar dalam lamunan dan menjawab pertanyaan nya

"Aku sudah tidak mampu untuk menghadapi semua masalah ini" jawab ku dengan tangisan

"Bagaimana dengan penggemarmu yang sangat mencintaimu? Apakah kamu pikir kematianmu tidak akan menyakiti hati mereka dan membuat mereka kecewa" ucapnya tersebut dengan nada sedikit tinggi

Aku terdiam seribu bahasa. Ia melepaskan tangannya dari bahuku. Aku masih berdiri sambil menangis. Ia berbalik dan pergi menjauh dariku. Kepalaku pusing, kaki ku terasa lemas sehingga jatuh. Aku melihatnya berlari kearah ku. Kemudian aku tidak tahu apa lagi yang terjadi.

...........

#Flashback on

Ibu.... Tolong jangan tinggalkan aku. Aku tidak bisa hidup tanpa ibu... Bagaimana aku bisa bertahan hidup.. aku tidak tau harus melakukan apa tanpa ibu.... Ibu, tolong bangun jangan tinggalkan aku sendiri....

#Flashbacm off

Aku terbangun dari mimpiku dengan air mata yang bercucuran dipipi. Aku melihat Meri yang sangat khawatir. Ia memelukku ketika aku bangun.
Ia menangis sambil berkata

"Aeri... Mengapa kamu ingin mengakhiri hidupmu...
Apa kau tidak memikirkan ku, aku akan gila karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Aeri.... Tolong katakan apa salahku, mengapa kau ingin meninggalkan ku sendiri...." Tanya Meri sambil berlinang air mata

Aku merasa bersalah kepada nya. Aku kemudian menjawab semua pertanyaan Meri

"Aku hanya tidak ingin menjadi beban bagimu. Aku tidak mau menyusahkanmu. Aku tidak ingin melihatmu lelah karena menjaga ku." Jawab ku dengan isak tangis

"Kamu sama sekali tidak menjadi beban bagiku Aeri. Aku menganggapmu sebagai adikku. Aku sangat menyayangimu." Ucap Meri sambil memelukku.

"Maafkan aku Meri. Aku tidak tau bahwa perbuatanku ini akan menyakitimu". Jawabku sambil memeluk Meri dengan sangat erat

Ketika keadaan sudah mulai tenang. Aku menanyakan bagaimana aku bisa sampai di apartemenku dan siapa yang telah mengantarku

"Hmm.. apakah kamu tau bagaimana caranya aku bisa sampai disini dan siapa yang telah mengantarku?" ~Aeri

"Kau tadi malam diantar oleh seorang laki laki menggunakan mobil" ~Meri

"Apakah kau tau siapa namanya?" ~Aeri

"Tidak, aku tidak tau namanya. Ia langsung pergi ketika membantuku membawamu ke kamar. Memangnya ada apa?" ~Meri

"Tidak, aku hanya ingin berterimakasih kepadanya" ~Aeri

~~~~~~~

Sudah dua minggu berlalu. Keadaan ku sudah mulai membaik setiap harinya. Meri selalu datang menjengukku setiap siang dan menginap di rumahku, tetapi tidak sering seperti dulu.
Aku ingin berjalan jalan keluar menghirup udara segar setelah dua Minggu. Aku memang mengurung diriku di apartemen selama dua Minggu terakhir, tetapi hari ini aku ingin berjalan jalan keluar dan menghirup udara segar. Aku sudah bilang kepada Meri tentang ini dan ia mengizinkanku.
.
.
.
Aku menggunakan jaket untuk menutupi dan  menghangatkan tubuhku.
Aku pergi ke taman dan duduk ditepi danau yang sangat indah. Disini banyak anak anak yang sedang bermain.
Saat aku sedang duduk, seorang anak kecil perempuan datang menghampiriku.

"Permisi kak, apakah kamu bisa membantuku?"

"Tentu saja gadis kecil, siapa namamu?"

"Nama ku Yonmi"

"Wah, nama yang bagus. Apa yang bisa kakak bantu?"

"Apakah kakak bisa mengambilkan balonku yang tersangkut di pohon tersebut"

"Baiklah, kakak akan membantu mu"

Yonmi menunjukkan balonnya yang tersangkut di pohon. Pohon tersebut cukup tinggi sehingga aku tidak dapat menggapai nya. Aku kemudian mengambil kursi didekat sana dan menaikinya agar dapat menggapai balon tersebut. Aku termundur mundur sehingga jatuh, tetapi ada seseorang yang menahan badan ku dari belakang. Ia berkata kepada ku

"Seharusnya kau menyuruh orang yang lebih tinggi darimu untuk menolongnya."

Suara ini sangat tidak asing ditelingaku. Apalagi wangi tubuhnya juga sangat familiar.
Ia kemudian mengambilkan balon tersebut dan menurunkanku. Aku belum sempat melihat wajahnya tetapi ia langsung pergi. Aku yang sadar akan siapa dia segera memanggilnya dari jauh

"Hei kau. Tolong berhenti!"

Ia berhenti. Tak lama kemudian, ia membalikkan tubuhnya dan...

##
.
.
.
.
.
.
.

Terimakasih sudah membaca ❣️❣️
Jika ada kesalahan dalam pengetikan mohon dimaklumi 😅

Jangan lupa vote, follow & komen ya..

IG : wawa_drnfs26

Unusual MeetingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang