Betapa terkejutnya aku ketika melihat Aeri yang tergeletak dilantai dalam keadaan pingsan. Aku menemukan botol pil penenang yang tidak jauh dari tangan Aeri dan banyak sekali pil penenang yang berantakan dilantai. Aku panik dan segera membawa Aeri ke rumah sakit.~Di rumah sakit
Aku dengan panik memanggil perawat yang sedang lewat. Ia langsung membantuku membawa Aeri. Aku tidak bisa masuk ketika dokter memeriksa Aeri. Aku hanya dapat berharap tidak terjadi apa apa terhadap Aeri.
Tak lama kemudian dokter menemui ku dan bilang bahwa Aeri terlalu banyak meminum pil penenang dan ia kebanyakan banyak pikiran hingga stress. Dokter juga bilang Aeri harus makan tepat waktu. Aku juga sudah boleh membawa Aeri ke apartemennya karena keadaan Aeri yang tidak begitu parah.~Di apartemen Aeri
Meri membaringkan tubuh Aeri di kasur. Ia berfikir tidak mungkin bisa berada di sisi Aeri setiap waktu karena ia harus bekerja. Ia takut jika Aeri akan melakukan sesuatu yang tidak tidak terhadap dirinya. Ia hanya bisa berharap Aeri akan cepat bangkit dari keadaannya ini. Ia tidak ingin melihat Aeri berlarut-larut dalam kesedihan yang lama.
Malam pun tiba. Meri sedang membuat bubur untuk Aeri. Ia ingat pesan dokter bahwa Aeri harus makan dengan tepat waktu. Meri kemudian pergi ke kamar dan membangunkan Aeri yang sedang tidur. Tak lama kemudian, Aeri terbangun. Meri menyuruh Aeri untuk minum dan duduk disandaran tempat tidurnya supaya memudahkan Meri untuk menyuapkan makanan kepada Aeri. Walaupun Aeri tidak makan banyak, tetapi setidaknya perut Aeri tidak kosong.
~~~~~~
Sudah tiga hari Meri sering bolak-balik dari kantornya ke apartemen Aeri. Ia tidak bisa meninggalkan Aeri sendiri, tetapi ia juga tidak mungkin meninggalkan kewajibannya di kantor.
Setiap waktu makan siang, Meri kembali ke apartemennya Aeri. Hatinya tidak tenang meninggalkan Aeri terlalu lama sendiri.#Author POV end
#Aeri POV
Aku masih sering mengalami depresi. Aku bahkan tidak bisa tidur tanpa meminum obat tidurku. Aku lelah dengan semua ini. Aku tidak lagi bisa berfikir jernih. Meri sekarang tinggal dirumahku untuk sementara waktu. Aku merasa bersalah terhadapnya. Aku merasa menjadi beban untuk Meri karena setiap hari ia harus mengurusku.
Aku tidak ingin menjadi beban dan berfikir untuk mengakhiri hidupku.Meri sudah datang ke apartemenku. Ia membersihkan diri dan langsung membuatkanku bubur seperti biasa. Ia terlihat sangat lelah. Tak lama kemudian, Meri pun tertidur. Aku berencana akan pergi ketika Meri sudah tidur. Aku pun diam diam mengambil jaket tebal lalu pergi.
~~~~~~~
Udara malam sangat dingin. Aku pergi ke tempat dulu yang sering ku kunjungi. Tempat ini terletak sangat jauh dari kota dan berada di tepi sungai. Tempat ini sangat sepi sehingga jarang orang melewatinya. Pencahayaannya hanya didukung satu lampu jalan dan cahaya bintang di langit. Aku duduk ditepi sungai sambil merenungkan nasibku. Aku menangis tak kuasa menahan rasa sakit dihati. Aku sudah tidak sanggup lagi untuk hidup. Aku merasa menjadi beban untuk orang disekitar ku.
Aku berdiri dan mulai merentangkan tangan ku sambil menghirup udara malam. Aku menangis dengan sekencang kencangnya nya. Aku sudah siap menjatuhkan diri di sungai, sampai akhirnya aku merasa ada tangan yang memeluk ku dari belakang. Ia menahan ku sekuat tenaga supaya aku tidak terjatuh dari sungai. Aku hanya dapat mencium wangi tubuhnya. Wangi ini seperti bau angin malam yang menyegarkan. Aku teringat dengan orang yang kutabrak beberapa waktu yang lalu. Wangi tubuh ini persis sama dengannya. Saat aku membalikkan badan, mataku langsung tertuju kepada....
###
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca bagian ini 💕💕
Jika ada salah dalam pengetikan mohon dimaklumiJangan lupa vote, komen, dan follow ceritaku ya....
IG : wawa_drnfs26
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Meeting
RomanceKim Aeri adalah seorang Idol terkenal, tetapi ia kini harus mengalami depresi untuk kedua kalinya akibat sahabat terdekatnya meninggal dan komentar jahat terhadapnya. Ketika sudah tidak ada alasan lagi untuk hidup, ia bertemu dengan seorang laki lak...