#4 : Semua Cowok Sama

18 4 3
                                    

Kencan pertamaku dengan Andhika merupakan kenangan terindah yang pernah kualami. Belum pernah aku sebahagia ini. Bodohnya aku, aku malah cerita lagi ke Naya.

"Nay, aku kemarin jadi kencan lho sama Andhika. Kamu tau nggak? Dia itu sweet banget. Aku sampai meleleh 3-4 kali sekalinya kencan!" ceritaku.

"Hmmm, ya ya terserah," jawab Naya. Menurut pendengaranku, nada bicara Naya mirip kayak nada bicara Squidward waktu meladeni Spongebob. Akhirnya aku diam.

Aku mengingat-ingat. Jangan cerita ke Naya!

***

Aku tak henti-hentinya memikirkan Andhika. Tentang sikapnya yang sungguh manis terhadapku. Aku belum pernah diperlakukan semanis itu sebelumnya. Memang terkesan lebay, tapi inilah yang kurasakan.

Untuk menghilangkan pikiranku terhadap Andhika, aku melakukan hobiku yang telah lama kulupakan semenjak terlalu sering memikirkan Andhika. Stalking postingan receh.

Aku sangat amat receh jika kalian belum tahu. Hal yang menurut orang lain lucu, bagiku biasa saja. Contohnya saat teman-temanku menertawakan candaan dosen, aku diam saja. Sementara jika saat menurut teman-temanku hal itu biasa saja, aku pasti tertawa terbahak-bahak.

Selain melihat akun receh, hobiku juga stalking akun-akun. Akun apapun itu, random.

Saat itu, aku sedang melihat eksplor di Instagram. Aku melihat wajah Andhika di salah satu postingan. Secara spontan aku menekan postingan itu. Rasa penasaran mulai menjalariku. Masalahnya, di sebelah Andhika ada seorang cewek. Entah siapa itu.

Ternyata itu foto Andhika semasa SMA. Kulihat komentar di postingan itu. Isinya membuatku terkejut.

@bebek.dikali : ih sweet banget sih kalian berdua!

@culamet.met : langgeng ya kalian berdua

@boboho.unyu : nggak pantes ih, cowoknya ganteng, ceweknya mukanya kayak lucinta Luna

Jadi cewek itu pacarnya??? Kenapa dia nggak bilang kalo punya pacar? Cepat-cepat aku mengirimkan postingan itu ke Andhika dan bertanya kejelasannya. Sebenernya nggak penting juga, kan aku bukan siapa-siapanya. Tapi, tujuanku selama ini adalah mengenal Andhika lebih jauh. Supaya tidak menyesal jika tak sesuai harapan.

@andhika.prawira : itu bukan siapa2 Yan. Cuma temen SMA ku. Jangan percaya sama komen2nya.

@dian.clar : jangan bohong ya, aku nggak mau berharap sama orang yang salah.

@andhika.prawira : jangan percaya kata orang. Aku bakal buktiin kalo aku itu cowok terbaik buat kamu.

@dian.clar : aku nggak butuh kata2. Aku butuh tindakan.

@andhika.prawira : oke kalo itu maumu. Pasti aku buktiin.

Setelah itu, aku tak membalas pesannya. Aku malas meladeni. Aku mulai berpikiran negatif pada Andhika. Mungkin yang dikatakan Naya benar. Jangan-jangan Andhika buaya. Tapi, cepat-cepat kuusir pikiran itu. Berusaha memberikan Andika kesempatan untuk membuktikan padaku bahwa dia bukan buaya seperti yang Naya bilang.

***

"Gimana tuh kabar si Andhika? Masih ngajakin kamu kencan lagi?" tanya Naya.

"Nggak kok, udahlah nggak usah dipikirin dia tuh," ucapku berbohong. Padahal aku masih juga diajak kencan. Aku malas meladeni Naya.

"Baguslah kalo gitu. Eh tapi, dari cara ngomongmu, kayaknya kamu bohong deh. Kayak ada yang disembunyikan. Apa hayo??? Cerita sama aku," ujar Naya.

"Nggak ada apa-apa tuh. Jangan suudzon dong." Gawat, Naya mulai mengetahui gelagatku. Kalau sudah begini, aku kesulitan. Aku memang susah bohong. Aku juga nggak bisa akting seolah-olah nggak ada apa-apa.

"Udahlah, nggak perlu bohong. Pasti ada apa-apa nih sama si Andhika fakboy itu."

Aku pasrah menceritakan semuanya.

"Tuh kan, aku udah bilang dari awal, jangan percaya sama omongannya! Dia itu fakboy, buaya. Aku udah pernah kena jebakannya. Percaya sama aku. Kalaupun dia bukan fakboy, pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Entah apa itu," ujar Naya.

"Tapi dia minta ke aku buat kasih dia kesempatan buktiin kalo dia itu bukan fakboy ataupun buaya, Nay. Aku kasih ke dia. Kalo dia ketahuan sekali lagi, aku nggak bakal maafin, dan aku bakal jauhin dia."

"Susah ya ngomong sama orang yang udah dibutain cinta. Eh, cinta apa nafsu tuh?"

"Eh, sembarangan aja kalo ngomong. Susah ya ngomong sama orang yang hatinya sekeras biji salak. Masih mending kerasnya batu, bisa terkikis kalo ditetesi sama air terus-menerus!" ujarku.

"Aku nggak mau temenan sama kamu lagi!" kata Naya. Sumpah ya tuh anak kekanak-kanakan banget. Kayak anak SD aja.

"Terserah. Aku juga gak betah temenan sama orang yang kekanakan. Udah kuliah, jiwanya kayak anak SD!" Aku berlari meninggalkan Naya.

Apa salahnya sih, dia biarin aku buat mengenal Andhika lebih jauh? Siapa tau cewek yang di fotonya itu memang cuma temennya? Siapa tau Andhika cowok baik-baik? Kan mantannya Naya aja yang buaya. Naya selalu menganggap semua cowok sama kayak mantannya. Nggak habis pikir.

Tiba-tiba ada notifikasi di ponselku. Dari Andhika! Ada apa, ya? Jangan-jangan dia ngajak aku jalan lagi?

My Love Fairy [HIATUS]Where stories live. Discover now