Racha terlahir menjadi anak terkecil di keluarganya. Ia memiliki seorang saudara laki-laki yang berusia 5 tahun lebih tua darinya.
Racha sicantik berkulit eksotis dengan mata coklatnya yang begitu indah. Berbadan tinggi semampai layaknya seorang model.
Namun, dengan segala kesempurnaan fisik yang telah ia miliki tetap tak bisa mengembalikan senyum kebahagiaan di wajahnya.
Mungkin Racha sangat beruntung dengan kesempurnaan fisik yang telah diberikan sang pencipta kepadanya, tetapi di balik itu semua ada luka mendalam yang dialami olehnya.
Dari kecil Racha telah tumbuh menjadi anak yang pandai dan periang. Setiap hari ada saja tingkah menggemaskan yang ia lakukan, dan itu sangat menghibur orang yang berada di sekitarnya.
Orang tua Racha pun sangat menyayanginya, tak ada perbedaan dalam memperlakukan ia dan saudara laki-laki nya. Baik ayah maupun bundanya, sama-sama mengisi hari-harinya dengan kasih dan sayang.
Namun ketika Racha menginjak usia 5 tahun, bundanya mulai menekan kehidupannya. Racha dipaksa untuk terus belajar disaat dia masih membutuhkan sedikit waktu untuk bermain.Racha diwajibkan untuk tidur siang dan tidak diizinkan untuk bermain di luar bersama teman-temannya. Suatu ketika ia pun mulai bosan dengan aturan bundanya, akhirnya Racha kabur dari jendela kamarnya karena ia tidak mau tidur siang.
Bundanya yang saat itu telah tertidur pulas pun tidak menyadari bahwa gadis kecilnya telah kabur melalui jendela. Racha kabur ke rumah tetangga di samping rumahnya. Namun, tak lama dari itu tiba-tiba di luar bundanya meneriakinya dengan penuh amarah, "Racha!!!! Ayo pulang!!". karena ketakutan, Racha pun langsung keluar menemui bundanya. Namun betapa terkejutnya Racha ketika ia menemui bundanya, tangannya ditarik dengan kasar dengan bundanya.
Sesampainya ia di rumah, bunda Racha pun melayangkan banyak cubitan kecil di paha putihnya. Racha pun dipukul, dan dimaki dengan kasarnya oleh bundanya. Setelah itu bundanya pun meninggalkan Racha sendiri di kamarnya.
Racha pun tak dapat menahan air matanya. Tanpa aba-aba air matanya mengalir deras di pipinya. Racha menangis sesenggukan menahan sakit dari bekas pukulan dan cubitan yang bundanya berikan.
Sejak saat itu bundanya semakin kasar dalam memperlakukan Racha. Dia selalu memaksa Racha untuk belajar tidak mengenal istirahat, bahkan untuk hal sepele sekalipun bunda Racha langsung memarahinya.
Berbanding terbalik dengan perlakuan bunda kepada abangnya Racha. Bundanya selalu berkata dengan lembut dan tak pernah sekalipun membentak abang Racha.
Bahkan ketika Racha sakit pun, ayahnya lah yang lebih perhatian kepada Racha. Saat itu Racha belum mengerti kenapa ada perbedaan yang diperbuat bunda antara dia dan abangnya. Saat itu yang Racha tau hanya dia begitu sayang kepada bundanya, Racha selalu berusaha untuk melakukan setiap perintah bunda tanpa melakukan kesalahan. Tetapi tetap saja, bundanya selalu memarahi dan mencubit pahanya hingga menimbulkan memar meskipun itu hanya untuk kesalahan yang kecil dan sebenarnya normal bagi anak seusianya.
Saat Racha duduk di kelas 4 SD, peringkatnya menurun, yang semula peringkat 2 di kelas menjadi peringkat 4. Sontak hal itu membuat sang bunda begitu kesal, ia meluapkan amarahnya dengan memaki dan mencubit paha Racha. Bahkan bundanya tega membandingkan putri semata wayangnya dengan anak orang lain. Hati Racha benar-benar hancur, ia menahan suara tangisnya namun tak mampu menahan air matanya. Kejadian itu membuat bundanya semakin kejam terhadap Racha. Racha diharuskan belajar, tanpa ada istirahat. Bahkan hanya untuk menuangkan hobinya dalam bentuk gambar sang bunda pun langsung memakinya.
Racha harus mencuci piring di pagi dan di sore hari. Racha pun tak diizinkan untuk bermain. Bahkan untuk kerja kelompok pun Racha harus berusaha keras membujuk bundanya.
Hanya ayahnya lah yang tetap berkata lembut kepada Racha, ayahnya tetap mendukung apapun itu hobinya. Ayah Racha hanya berkata, "Racha jangan diambil hati amarahnya bunda, sebenarnya bunda sayang sekali dengan Racha. Hanya saja bunda mau Racha menjadi anak yang pintar dan rajin. Bunda pasti tidak ada maksud buruk dengan membandingkan Racha dengan orang lain". Racha hanya bisa tersenyum, dia merasa sedikit bahagia. Karena setidaknya masih ada orang yang menyayanginya.
*Sampai sini dulu teman² awal cerita si Racha, maaf kalau agak aneh alurnya. Btw Don't forget to vote, because I really need votes from you guys😊Keep reading guys🤗*
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Luka
AléatoireNovel ini berisi tentang perjalanan hidup Gadis kecil yang mendambakan kasih sayang orang sekitar. Kisah ini diangkat dari kehidupan nyata. Dimana pemeran utama tak pernah mendapat kasih dan cinta, melainkan hanya mendapatkan luka. Gadis yang beruba...