Lima hari sudah, sejak mereka berkumpul saat itu. Kini mereka bersiap-siap untuk perjalanan mereka besok.
Ari sibuk menyiapkan peralatan apa saja yang akan Ia bawa, mengingat mereka akan pergi selama dua minggu.
Krekkk
Saat Ari membuka lemari pakaiannya, Ia menemukan sebuah kotak hitam kecil yang sebelumnya tidak pernah ada dan belum pernah dilihatnya. Lantas, Ari membuka isi kotak tersebut dan Ia terkejut melihat isi dari kotak itu.
Ternyata isinya sebuah Benang Telon dan foto seorang pria mengenakan Blangkon.
"Ini siapa, ya?" Ari terus mengusap foto tersebut karena terlalu usang dan kotor.
Tok! Tok!
Ketukan sebuah pintu membuat Ari terkejut.
"Sopo iku?" ucap Ari.
(Siapa itu?)"Iki Bik Atik, Ri," ucapnya, beliau adalah Bik Atik, orang yang merawat Ari sejak kecil. Sejak kecil, Ari sudah menjadi anak Yatim Piatu.
(Ini Bik Atik, Ri)"Masuk, Bik"
Bik Atik terkejut dengan apa yang dipegang Ari dan langsung lari mengambil kotak tersebut.
"Ojo cekel kotak iki, Ri!" Bik Atik dengan nada tinggi serta menunjukan wajahnya yang sedang panik sambil memegang kotak itu.
(Jangan pegang kotak ini, Ri!)"Lah ngopo, Bik?" tanya Ari dengan wajah curiga.
(Kenapa, Bik?)"Ora opo, pokoke ojo dicekel kotak iki. Wis, sampeyan siap-siapke barang sing arep digawa esok," jawab Bik Atik, dengan wajah paniknya yang mulai berubah menjadi melas.
(Tidak apa, pokoknya jangan dipegang kotak ini. Dah, kamu siap-siapin barang yang mau dibawa besok)"Nggih, Bik," sahut Ari
**
"Fit, mobil yang bawa kita besok udah ready, 'kan?"
"Udah dong, Na. Udah aku atur deh semua transportasi kita,"
"Bagus deh, Fit. Gak sia-sia kita temenan,"
"Haha, dasar lu! Eh, di sana ntar kita bakal jalan kaki, loh,"
"Kenapa gitu, Fit? Engga fulltime di Mobil sampai tujuan?"
"Kaga, mobil gabisa masuk, ntar kita mulai jalan kaki dari lereng gunung ke Desa...... Desa apa namanya, Na? Aku lupa"
"Gandupa, kaya orang tua aja lu, lupa-lupa segala,"
"Nah, itu! Nana, aku tutup telponnya!"
"Eh, Fit! Ish, kebiasaan nih, anak!"
Tit Tit Tit
panggilanpun terputus.
Nana telah selesai mempersiapkan keperluannya besok.
Namun, Ia teringat akan suatu hal tentang Ari. Selama mereka berteman, Nana belum pernah sekalipun bertemu dengan keluarga Ari. Ia tahu kalau Ari anak Yatim Piatu, namun sama sekali tidak pernah tahu tentang keluarganya.
Kreekkk
Suara pintu kamar Nana yang dibuka.
"Mama," ucap Nana.
"Na, Mama mau bicara tentang lamaran kamu," kata Mama Nana dengan nada lembut, seakan mencoban merayu Nana.
"Ma, tolong jangan ceritain itu terus donk. Nana gak suka dijodoh-jodohin! Nana punya pilihan sendiri," Nana berbicara dengan nada sedang.
"Tapi, 'kan,"
"Udah deh, Ma, tutup pintunya, Nana mau tidur, besok mau pergi,"
**
![](https://img.wattpad.com/cover/214097451-288-k620674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
P.U.N.T.E.N
HorrorDi manapun, adab serta kesopanan sangat dijunjung tinggi. Menceritakan tentang perjalanan kelompok mahasiswa dalam rangka merayakan kelulusan mereka. Mereka memutuskan untuk pergi Refreshing ke alam terbuka, tepatnya di Desa Gandupa, sebuah desa nan...