Part 1 - Our Flower

3.1K 445 119
                                    

Ini work NCT pertama aku, jadi aku akan sangat berterimakasih pada kalian yang mau memberi pendapat dan respon di cerita ini. Your comment can make this story better and better. Enjoy~

~•••~


Keadaan perpustakaan itu terlihat sangat sunyi, hanya ada tiga orang didalamnya. Pertama, seorang yang terlihat sedang menutup wajahnya dengan lipatan tangan di meja, sepertinya ia tidur. Kedua, seorang wanita paruh baya yang duduk dengan santai dibelakang meja milik petugas perpustakaan. Dan terakhir, seorang lelaki yang duduk sambil bersandar mendengarkan setiap alunan musik dari headset di telinganya. Ketenangan itu tidak bertahan lama, saat tangan putih seseorang memeluk lelaki itu dari samping, diikuti dengan rengekan manja di telinganya.

"Doyoungie~" sontak lelaki bernama doyoung itu melepas headset dari telinganya dan menoleh pada si pemanggil.

"Hyung kenapa kembali lagi kesini, tadi katanya mau pulang?"

Yang ditanya sudah akan menjawab, terlihat dari bibirnya yang terbuka, namun suara yang lain terlebih dahulu menghentikan suaranya.

"Bagaimana bisa dia pulang, kalau saat masih di halte pun dia sudah digoda orang asing" Setelah mengatakan itu, lelaki itu duduk dengan kasar, bahkan menimbulkan bunyi decitan kursi yang lumayan keras. Sosok lain yang tertidur di belakang mereka pun terbangun sambil mengumpat. Hendak mengamuk pada orang didepannya namun seketika berhenti saat dipandang tajam oleh orang tersebut. Terpaksa ia berpindah tempat sambil menggerutu.

Kim Doyoung tidak memperdulikan gerutuan itu, dengan alis mengernyit keatas ia berkata "Maksudmu?! Diganggu orang asing bagaimana? Oh Tuhan jangan bilang kalau kau digoda om om lagi Taeyong hyung?"

"Tidak tidak. Aku tidak bertemu om om seram lagi kok. Cuma tadi ada noona yang mengajakku menikah."
Menghela nafas, Doyoung menepuk kepalanya dengan keras. Sedangkan lelaki lain disana nampak mendengus mendengar perkataan lelaki yang paling kecil.

"Apa kau tidak memakai masker dan topi mu lagi hyung? Kan sudah aku bilang selalu pakai maskermu bila kau di tempat umum. Apalagi saat sendirian seperti tadi."
Yang dipanggil hyung hanya menunduk dengan hidung mengkerut.

"Maskerku tertinggal di loker." Kerutan dihidung itu semakin bertambah, bahkan bibir si pemilik ikut mengerucut sedikit.

Doyoung kembali menghela nafas "Kenapa tidak diambil?!" Ia berkata dengan sedikit keras.

"Jangan memarahinya." Lelaki didepannya yang menjawab. Nada datar, tapi seketika mampu membuat mata Taeyong berbinar melihatnya.

Mengelus pelan rambut lelaki didepannya, ia berucap "Lagipula ini semua salahmu, kenapa kau biarkan dia pergi sendirian?"

Yang dielus semakin tersenyum lebar. Berbeda dengan lelaki disampingnya.
"Bukan salahku. Taeyong hyung yang memaksa pulang duluan. Aku tidak bisa pulang karena masih melanjutkan lirik lagu yang aku buat."

"Lain kali biar aku saja yang menjaganya." ujar Jaehyun.

"Dan membiarkan dia melihatmu bermesraan dengan kekasih-kekasihmu itu? Tidak perlu. Hyungku akan terkontaminasi kebusukanmu Jung" Doyoung menjawab sambil melepaskan tangan Jaehyun yang masih mengelus kepala Taeyong.

"Doyoungie, kenapa bicara seperti itu pada Jaehyun?" setelah mengatakan itu, Taeyong kembali menarik tangan Jaehyun untuk mengelus kepalanya lagi.

"Jaehyunie tidak busuk, tenang saja. Jaehyunie harum." Taeyong tersenyum merasakan elusan di kepalanya.

Doyoung hanya berdecak, dan membereskan alat tulisnya untuk masuk kedalam tas. Setelah beres dengan semua barang-barangnya. Ia menarik tangan Taeyong untuk berdiri.
"Baiklah ayo pulang hyung, dan kau Jung Jaehyun jangan lupa untuk acara kita nanti malam. Aku tidak mau kau terlambat. Aku menunggumu dirumah."

Taeyong yang ditarik keluar perpustakaan pun, hanya bisa melambaikan tangannya kepada Jaehyun sambil tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Paipai Jaehyunie~"

~•••~


Petang itu Jaehyun memarkirkan motor besarnya didepan sebuah rumah sederhana, membuka helm yang menutupi seluruh wajahnya kecuali hanya di bagian mata. Dengan langkah angkuh dia berjalan memasuki rumah itu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Berjalan dengan santai melewati ruang tamu, ia menuju ruang makan yang bersebelahan dengan dapur rumah itu. Akan tetapi, langkahnya berhenti tepat selangkah sebelum memasuki ruangan itu.

Pemandangan di depannya membuat ia mengernyit tanda tidak suka.
"Apa yang kalian lakukan?"

Dua orang didepannya sontak terperanjat, laki-laki yang duduk dipangkuan lelaki lainnya berdiri dengan tergopoh hingga sedikit limbung.

"Hati-hati tae. Kau bisa melukai dirimu. Dan kau berhentilah datang dengan tiba-tiba Jung Jaehyun" Doyoung menjawabnya dengan sarkas, tangannya sibuk mendudukan taeyong pada sebuah bangku.

Jaehyun tentu saja tidak menggubrisnya, ia beranjak duduk disamping Taeyong dan mengusak lembut kepalanya. "Kalian sedang apa tadi hm?"

"Tidak sedang apa-apa, Jaehyunie. Tadi Doyoung kelilipan dan aku meniup matanya"

"Apa harus dengan duduk di pangkuannya?"

Taeyong hendak menjawab, namun suara Doyoung lebih dulu menyela
"Berhentilah bersikap seperti orang cemburu Jung Jaehyun. Kau bukan kekasihnya"

"Aku akan dengan mudahnya membuat dia menjadi kekasihku" jawabnya dengan pandangan meremehkan.

Doyoung hanya tersenyum tipis "Tidak selama aku masih ada Jung"

Mereka berdua menatap satu sama lain dengan pandangan mengancam. Tidak memperdulikan Taeyong yang menegang di antara keduanya.

"Aku akan mengambil sisa makanan di dapur"

Lelaki paling mungil itu berdiri dan memutus kontak mata Doyoung dan Jaehyun. Lalu berlari ke arah dapur tanpa menoleh kepada keduanya.

Pandangan Jaehyun mengikuti arah larinya si mungil. Setelah memastikan tubuh itu tidak terlihat dari pandangannya. Ia menoleh kembali kepada Doyoung.

"Jung Taeyong" ucapnya dengan penekanan.

Doyoung yang tadinya sempat menyibukkan diri menata alat makan pun melihatnya dengan mata menyipit.

"Kim Taeyong" sahutnya dengan penekanan yang sama.

~•••~

Gimana?
Pemanasan dulu

Wish you like it, guys

With love, QE

:: Friend Zone :: Jaeyong/DotaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang