Part 7 - Dating

1.9K 241 63
                                    

Friendzone

~


Doyoung berjalan dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya. Bahkan ia tidak memperdulikan Taeyong yang mengomel karena jalannya sangat lambat. Yang ia perhatikan hanya bagaimana mulut kecil itu bergerak dan bagaimana tangan mulus itu ia genggam.

"Doyoungie~ berhentilah tersenyum ayo cepat jalannya. Kakiku capek!"

"Sebentar hyung pemandangan disini sangat indah."

Alis Taeyong berkerut mendengar jawaban itu. Apa yang indah disaat pandangan Doyoung tidak pernah sedikitpun melihat sekitar.

"Indah apanya?! Kau dari tadi hanya melihatku!" teriak Taeyong.

Doyoung mengusap telinganya mendengar teriakan Taeyong, "sshh thats the point."

Taeyong semakin cemberut dan mengernyit heran. Kini yang ia inginkan hanya satu. Duduk, kakinya sangat pegal karena sedari tadi sahabatnya hanya mengajaknya berjalan sambil berpegangan tangan. Syukurlah keadaan taman ini cukup sepi, sehingga ia tidak perlu menahan malu.

"Doie menyebalkan~"

Senyum Doyoung semakin lebar mendengar rengekan manis itu. Ia pun menyeret Taeyong dan mendudukannya di kursi taman yang akan mereka lewati.

"Tunggulah disini. Aku akan membelikanmu es krim sayang." ucapnya sambil mengelus pipi Taeyong.

Taeyong yang mendapat perlakuan seperti itu hanya melongo heran. 'Sayang darimana?' batinnya.

Doyoung segera berlari setelah melihat keadaan sekitar sepi. Dia harus memastikan hyung-nya tidak berada dalam kondisi bahaya. Khususnya dari orang-orang asing yang seenaknya memaksa Taeyong untuk berkenalan.



~~~



Sedangkan kini di lain tempat, seorang pemuda tampan sedang berlarian ke segala arah. Wajahnya terlihat kaku dan geram disaat bersamaan. Satu persatu ruangan ia buka, hanya untuk memastikan satu hal. Dirinya tidak peduli dengan tatapan marah dosen dan tatapan bingung mahasiswa di semua ruangan itu. Yang terpenting untuknya hanyalah satu.
"Dimana kau Lee Taeyong!!!"



~~~



"Wah~ terimakasih Doyoungie"

Taeyong menjilati es krim itu dengan rasa puas yang teramat sangat. Tidak heran, sedari tadi Doyoung hanya mengajaknya berpegangan tangan sambil berjalan saja. Ia benar-benar capek dan butuh sesuatu yang segar.

'Ck kenapa kau harus menjilatinya dengan mulut terbuka lebar seperti itu hyung?' Miris batin Doyoung.

"Mmh ini sangat enak. Aku benar-benar suka rasa vanilla. Doie mau?"

'Oh lihat tatapan mata besar itu. Berhenti bersikap menggemaskan Lee Taeyonggg' Miris batin Doyoung part dua.

"Doie~ kau mau es krim ini atau tidak?" Taeyong mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi ia kesal karena Doyoung tidak mendengarnya dan hanya melihatnya tanpa mengatakan apapun.

"Aku mau kau hyung"

Taeyong melongo, "hah?"

Menyadari perkataannya, Doyoung segera tersenyum manis "Maksudku, aku mau kau yang memakannya hyung."

"Oh begitu. Tapi ini sangat enak sekali. Kau harus mencobanya. Buka mulutmu, aaa~"

Namun bukannya membuka mulut, kelinci itu malah memunculkan smirk sambil mendekati wajah Taeyong. Jarinya bergerak mengusap sudut bibir Taeyong dengan perlahan. Hingga si empunya hanya bisa terdiam bingung.

Kini Doyoung mengangguk setelah menjilat jarinya yang digunakan untuk mengusap bibir Taeyong,
"Em. Enak hyung."




~~~





"Apa kalian melihat Lee Taeyong!"

Pemuda itu berteriak tanpa memperdulikan ekspresi kaget orang sekitarnya. Ia saat ini sedang ada di perpustakaan dan dengan suara besar itu ia berteriak kepada setiap orang yang dia jumpai di dalamnya. Sungguh tidak etis dilakukan di dalam perpustakaan. Akan tetapi, siapa yang bisa menghentikannya. Dia seorang Jung Jaehyun. Tidak ada yang bisa menghentikan Jung Jaehyun, bahkan rektor sekalipun tidak mau berurusan dengan pemuda temperamen itu.

"Demi Tuhan, apa tidak ada seorang pun dari kalian yang melihat Lee Taeyong??!!!"

Jawabannya sama. Semua orang disana hanya menggeleng takut melihat raut wajah mengerikan itu.
Mengerikan dan tampan.

"K-kenapa kau tidak coba menghubunginya Jae-s..."

"Kau pikir aku tidak mencoba menghubunginya hah?!!"

Mahasiswa yang dibentak itu hanya bisa menunduk. Teman-temannya mencoba menenangkannya dengan usapan. Tidak lupa dengan segala kata-kata 'seharusnya kau tidak bertanya padanya'.

Jaehyun hanya memandang datar semua orang disana, "Tidak berguna."

Dengusnya dan segera beranjak meninggalkan tempat itu, diiringi helaan nafas dari banyak orang.




~~~





Manusia yang sedari tadi terdiam karena tindakan sahabat kelincinya itu, kini kembali menghadap kedepan sambil menjilati es krim yang sudah mencair di tangannya.

Lama mereka berdua hanya terdiam, yang satu terdiam dengan senyuman, yang satu terdiam dengan menjilati es krim. Hingga es krim itu habis dan si penjilat es krim bertanya hal spontan yang membuat senyum di bibir salah satunya menghilang.

"Doie~ apa kita tidak mengabari Jaehyun?"


~•••~













To be continued~




























I am so sorry for late post. I'll do my best next time.

Thanks for all of your support with vote and comment❤

Thanks too for everyone who read this story.

See you next time, soon!💕

With Love, QE.

:: Friend Zone :: Jaeyong/DotaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang