02. Pulang Bareng

915 294 60
                                    

» Vote and comment «

"Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri."

"Belum di jemput?" tanya Renjun.

"Belum, lo sendiri kenapa belum pulang?"

"Gue tadi habis bantuin pak Sehun nata buku di perpus."

Aku mengangguk, "Ooh...."

"Pulang bareng aja , gimana?"

Hei, yang benar saja lelaki ini menawariku pulang bareng.

"Ehm... I-Iya, nggak masalah," jawabku gugup, kenapa diriku jadi canggung gini di dekatnya.

Beberapa menit bus datang, itu adalah bus terakhir lewat di sekolah pada jam 6 sore.

"Nah, tuh bus nya udah datang, ayo naik," ajak Renjun tersenyum melihatku.

Penumpang yang berada di dalam bus sepi, hanya ada aku dan Renjun duduk sebelahan. Hening tanpa ada pembicaraan sama sekali, aku bingung harus mengajak dia bicara mulai darimana dulu.

"Mama lo punya usaha kue ya?"tanya Renjun mencairkan suasana.

Tahu dari mana kalau mamaku punya usaha kue?

"Iya, emang kenapa?"

"Enggak, gapapa."

~~~

"Gue antar lo sampai rumah ya."

"Enggak perlu Njun, lagian rumah gue selangkah lagi udah deket. Makasih ya."

Jawab Renjun mengangguk, "Kalo gitu hati-hati."

"Iya, kamu juga. Eh-maksudnya lo."

Astaga?! Aku keceplosan memanggil Renjun dengan sebutan kamu. Aku malu, Renjun hanya ketawa geli melihatku.

"Yaudah lo cepat pulang, keburu ketinggalan bus tuh," suruhku.

"Oke, bye Jungie..." ucapnya tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya, kemudian dia membalikkan tubuhnya berjalan menaiki bus.

Barusan dia menyebut namaku...

Setelah aku sampai di rumah. Sunyi sekali di rumah, kemana penghuni di sini? Ah, pasti papa lagi ada kerjaan di kantor, kalau mama mungkin masih berada di cafe. Iya, itu usaha kue mama aku termasuk dalam bentuk nama 'Cafe Sweet Dream'. Sedangkan kakak? Mungkin lagi sibuk, makhlum anak kuliahan.

Aku bergegas mengganti baju dan membersihkan diri, kemudian aku memasak sendiri dengan bahan seadanya di dapur.

"Kakak pulang!" teriak Kak Jaehwan datang membuka pintu.

"Berisik deh, kak!"

"Udah pulang kamu, dek?"

"Gak lihat apa aku udah ada di rumah?"

"Hehehe...." 

"Kakak bilang dari tadi kek, kalo gak bisa jemput! Udah aku di tungguin lama amat!" sungutku menatap sebal.

"Iya maaf dek, besok kakak jemput."

Aku mendengus, merotasikan bola mata malas.

"Besok kakak jemput tepat waktu, janji."

"Terserah. Nih, kakak makan dulu." Aku menawari makanan yang berada di meja makan.

"Kamu yang masak nih?"

"Lah... kakak kira siapa?!"

"Hebat, yaudalah ayo makan, dah laper nih."


---000---


Tiba Pak Shindong datang masuk ke kelas. Dia adalah wali kelasku yang mengajar di bidang matematika.

"Pagi anak-anak!"

"PAGI PAK!"

"Kita kembali lagi dengan pelajaran matematika, hari ini saya akan membahas tentang bab logaritma." 

Pelajaran matematika adalah kelemahanku yang tidak aku pernah mengerti, apalagi jika guru menjelaskan cepat banget, bikin aku pusing memikirkan sebuah angka, tetapi aku berusaha untuk coba memahami.

Bla bla bla bla bla...

Setelah selesai pelajaran matematika, akhirnya beralih ke istirahat. Aku memandang ke arah Renjun yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Renjun, ikut gue yuk!" ajak seorang gadis yang mendatangi Renjun.

"Kemana?"

"Ada rapat bentar untuk anak osis. Ayo!" Gadis itu menarik lengan Renjun, membuat laki-laki itu beranjak dari duduknya.

Entahlah, kenapa aku jadi cemburu melihatnya, padahal aku tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan lelaki itu.



» To be continued «

Maaf kalo ada typo :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf kalo ada typo :v

Don't forget vote and comment !^^

You | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang