Sekuel ketiga dari #WigunaFamily
Rafly Putra Wiguna (30) salah satu pria tampan dari keluarga Wiguna. Anak bungsu dari 3 bersaudara ini terkenal sering bergonta ganti pasangan.
Entah berapa banyak gadis yang ia pacari sampai sampai kedua orang tua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rafly menatap gadis yang duduk di depannya dengan tajam. Yang ditatap tak berani mengangkat wajahnya. Kejadian beberapa saat lalu membuat Anya sangat malu. Sangat malu sampai-sampai ia tak mampu menatap Rafly yang tengah menatapnya tajam. Makan malam hari itu ingin segera ia akhiri dengan cepat.
Nasi serta lauk pauk yang masuk ke dalam tenggorokannya terasa sangatlah seret. Masih teringat dengan jelas saat Rafly membuka matanya tiba-tiba sesaat sebelum ia mencium dahinya. Anya yang kaget bukan main langsung terjungkal dari kasur Rafly. Belum sempat Rafly membuka mulutnya, Anya langsung berlari terbirit-birit keluar dari kamarnya.
Ia meraba dadanya yang semakin berdetak kencang. Wajahnya berubah sangat merah karena malu. "Kamu gila Anya, kamu gila." ucapnya merutuki kebodohannya sendiri. Sejak kejadian memalukan itu Anya tak berani memandang wajah Rafly.
"Sayang bunda mau pergi besok temenin papa ke Yogya. Kalian bertiga dirumah ya." ucap Abel sambil tersenyum kepada suaminya. "Ngapain bund?" tanya Rafka.
"Mau temenin papa seminar sekalian kangen-kangen sama kakaknya bunda. Mumpung uwa lagi tugas di Yogya bunda samperin sekalian. Kangen juga udah lama ngga ketemu saking jauhnya tugas dinas." Rafka beroh ria. Abel menatap kearah Anya. "Sayang nanti bantuin bunda ya urus kakak-kakakmu."
"Eh... maksudnya?"
"Ituloh bantu siapin makan mereka selama bunda ngga ada. Ada bibi sih tapi bantuin aja ya. Terus mereka juga biasanya suka bunda siapin pakaian kerja tolong juga ya."
"Eeh..." Anya tampak kaget. "Tapi tante kenapa harus Anya? Kak Rafka dan kak Rafly kan udah gede tante masa ngga bisa siapin sendiri sih."
"Nanti kamu lihat sendiri deh. Kenapa mereka diumur segitu masih harus bundanya turut campur. Oke bunda titip mereka sama kamu ya sayang." Abel tersenyum. Belum sempat protes Abel dan Dito beranjak dari ruang makan untuk bersiap-siap. Begitu juga dengan Rafka. Di meja makan tersisa dirinya dan Rafly.
Oh my god.
"Ngga usah mikir yang macem-macem. Lo tenang aja gue ngga doyan sama bocah." ucap Rafly membuat Anya semakin kesal.
"Enak aja bocah. Harusnya sadar donk siapa yang masih bocah padahal umur udah tua. Masa apa-apa disiapin mama. Dasar anak manja." Anya menatap Rafly dengan tatapan tajam. Rafly menyunggingkan bibirnya. Belum sempat Rafly berbicara Anya sudah terlebih dahulu kabur ke kamarnya.
"Duh bisa-bisanya aku ngomong kayak gitu." ucap Anya sambil memukuli mulutnya sendiri. "Pake kabur segala lagi."
***
"Anya dasi gue yang biru mana?" teriak Rafly dari dalam kamar. Anya yang tengah membantu Rafka dibuat kelimpungan. "Ada di atas meja kak." teriak Anya.
"Ngga ada. Buruan cari gue mau pake itu dasi." Anya menggerutu kesal. "Tunggu bentar ya kak." Anya segera berlari ke kamar sebelah. Ia melihat Rafly tengah berdiri di depan kaca mematut dirinya. "Mana dasinya. Lama banget sih." omel Rafly membuat Anya gemas.